Penyelamat

7 2 0
                                    

╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝



━─━─━─━─=== • ✠ • ===─━─━─━─━≫

Di sebuah ruangan yang tak terlalu luas, terlihat sepasang bola mata tengah berusaha terbuka. Meskipun berat, ia pun tetap berusaha. Ketika telah terbuka, ia melihat sebuah ruangan bernuansa putih dan juga bau yang cukup familier baginya.

Aku di mana? tanyanya dalam hati.

Ia berusaha untuk menggerakkan seluruh tubuhnya, tetapi sangat sulit.

“Kenapa? Kenapa tubuhku sulit bergerak? Dan ... aku ini di mana?” tanya gadis tersebut.

Tiba-tiba, datanglah seorang lelaki masuk ke dalam ruangan. Lelaki berpakaian celana hitam serta hoodie berwarna coklat tua itu terkejut melihat seorang pasien yang tengah terbaring lemah di ranjang dan telah membuka mata.

“Chelsea! Kamu udah sadar?”

Ya! Dia adalah Chelsea. Gadis yang baru saja dihabisi nyawanya oleh Galang. Akan tetapi, apakah yang membuatnya dapat hidup kembali? Apakah ia mengalami mati suri? Entahlah, hanya Bryan yang tahu alasannya.

Chelsea tahu persis suara siapa itu.

“Mas Bryan,” lirihnya.

“Iya, Chelsea, kenapa? Aku di sini,” ucap Bryan sambil mendekat ke tempat Chelsea berbaring.

“Aku di mana, Mas?” tanya Chelsea pelan.

“Kamu di rumah sakit,” jawab Bryan pelan.

“Rumah sakit? Bagaimana aku bisa berada di sini? Apa yang telah terjadi padaku?” Seketika Chelsea teringat apa yang telah terjadi.

Tiba-tiba, ia merasakan kepalanya sakit karena ia terlalu keras mengingat kejadian yang baru saja ia alami.

“Chelsea, jangan kamu gunain untuk berpikir keras dulu. Kondisi kamu masih sangat lemah. Kamu baru aja sadar. Udahlah, kamu sekarang fokus untuk penyembuhan dulu. Nanti kalau kamu udah sembuh, baru kamu ceritain,” larang Bryan.

“Tapi Mas, aku seharusnya nggak di sini. Aku harusnya udah—”

“Enggak-enggak, kamu nggak pa-pa. Buktinya, sekarang kamu di sini, 'kan? Masih bisa ngelihat aku, 'kan? Udah ya, sekarang kamu istirahat aja dulu. Kalau kamu butuh apa-apa atau kamu lapar, aku yang bakal ngambilin. Aku bakal nungguin kamu di sini buat ngerawat kamu,” ucap Bryan berusaha menenangkan Chelsea.

“Tapi Mas, aku nggak mau ngerepotin kamu lagi. Aku udah sering ngerepotin kamu,” ucap Chelsea merasa tak enak hati.

“Udah, nggak ada kata ngerepotin, kok. Aku ikhlas nolongin kamu demi kesembuhan kamu.”

“Makasih ya, Mas, kamu bener-bener baik sama aku.”

“Iya, sama-sama.”

Setelah itu, Chelsea kembali beristirahat di temani Bryan yang berada di sebelahnya. Mereka bercanda ringan dan bercerita sedikit. Tak lama kemudian, Chelsea kembali tertidur.

“Tidur yang nyenyak, ya, bidadari cantik. Semoga bisa sembuh secepatnya,” ucap Bryan sambil membelai lembut rambut Chelsea dan mencium keningnya.

***

Hari demi hari Bryan merawat Chelsea dengan baik di rumah sakit. Ia tampak merawat Chelsea dengan sangat tulus dan penuh kasih sayang. Ia berharap Chelsea bisa sembuh secepatnya.

Chelsea pun tampak semakin membaik berkat perawatan Bryan yang baik selama di rumah sakit.

Hampir satu minggu lamanya Chelsea berada di rumah sakit dan hari ini ia sudah diperbolehkan pulang oleh dokter karena keadaannya sudah membaik. Namun, ia masih dilarang untuk terlalu banyak beraktivitas.

“Chelsea, alhamdulillah ya, hari ini kamu udah boleh pulang. Tapi kata dokter tadi, kamu nggak boleh terlalu banyak aktivitas. Jadi, aku bakal sering-sering main ke rumah kamu, ya, buat jagain kamu. Kalau butuh apa-apa jangan sungkan bilang ke aku,” ucap Bryan sambil membereskan pakaian.

“Iya, Mas. Makasih banyak, ya,” ucap Chelsea.

“Iya, sama-sama. Oh ya, untuk biaya rumah sakit, udah aku bayar semua, kok.”

“Loh, Mas! Jangan gitu. 'Kan aku yang sakit. Lagi pun, transferan dari mama sama papa juga ada, kok,” cerca Chelsea.

“Udah, jangan gitu. Aku ingin aja membantu orang lain dengan cara yang aku bisa. Aku cuma bisa bantu kamu dengan cara itu.” Bryan tetap bersikeras.

“Makasih banyak ya, Mas, kamu udah terlalu banyak bantu aku. Sedangkan aku belum bantu apa-apa ke kamu.”

“Udah, nggak pa-pa. Mungkin nggak sekarang kamu bantuin aku, tapi mungkin nanti,” ucap Bryan sambil tersenyum.

Chelsea pun hanya tersenyum. Setelah itu, mereka berdua meninggalkan ruang di mana Chelsea dirawat selama beberapa hari. Mereka menuju ke lift untuk menuju lantai dasar.

Setelah itu, mereka menuju tempat parkir dan masuk ke dalam mobil Bryan dan melesat meninggalkan rumah sakit Wava Husada yang terletak di Kota Kepanjen.

Di dalam mobil, mereka berdua sambil mengobrol.

“Oh ya Chelsea, ini kamu langsung pulang atau mau mampir ke suatu tempat dulu? Mumpung masih sore, belum malam,” tanya Bryan.

“Mas, aku mau mampir sebentar ke taman yang biasanya sering aku kunjungi sendiri itu. Mas Bryan tahu, 'kan?”

“Ohh Swara Alam, ya?”

“Iya.”

“Itu bukannya kafe, ya?”

“Iya, tapi 'kan ada juga tamannya, Mas. Ada outdoor juga. Aku cuma pengen ke tamannya kok, nggak pengen ke kafenya. Aku cuma mau menikmati suasana luar aja, bukan keramaian. Lagi pun, aku jenuh hampir seminggu di rumah sakit terus. Dan di rumah juga nggak boleh terlalu sering gerak, 'kan?”

“Ya udah, ayo aku antar ke sana.”

Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan.

***

═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╗
• B E R S A M B U N G • •
╚═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╝

Hai-hai, guys!
Gimana kabar kalian? Semoga baik-baik aja, yah.

Oh ya, gimana menurut kalian ceritanya? Bagus nggak? Seru nggak? Kalau bagus dan seru, jangan lupa vote, comment, and share yahh...🥰
Penasaran nggak sama kelanjutannya?
Kalau penasaran, wait next part yaaa
Seee you😍😍

Salam,
Eryun Nita

Telah Pergi (Terbit)Where stories live. Discover now