47. Memilikimu Seutuhnya (END)

9.4K 371 98
                                    

Penantian setelah dua tahun lamannya akhirnya terbayar sudah. Kesabarannya selama ini pun pada akhirnya membuahkan hasil juga.

Buktinya saat ini dirinya sudah mengenakan tuxedo berwarna hitam yang membungkus tubuh atletisnya. Rambutnya sudah disisir rapi tak lupa juga mengenakan pomade untuk mempertahankan gaya rambutnya. Namun, ia rasa kerapian pada rambutnya akan sia-sia saja dikarenakan tidak akan tampak karena dia memakai peci berwarna hitam untuk melengkapi penampilannya.

Senyumnya melebar saat melihat pantulan penampilan sempurnanya di balik kaca. Sejujurnya, dadanya berdebar-debar tidak tenang saat ini. Mau bagaimanapun juga, ini adalah momen yang paling mendebarkan dan akan terjadi sekali seumur hidup. Ia tidak mungkin biasa saja dan bersikap tenang seperti biasanya.

Semalam saja dirinya tidak bisa tidur dikarenakan terlalu gugup untuk menantikan hari ini. Bahkan pesan yang masuk di ponselnya ia abaikan begitu saja karena terlampau gugup dan takut berbuat kesalahan nantinya. Semalam juga ia belajar mengucap ijab qobul yang ternyata sulit sekali diucapkan walaupun terdengar begitu mudah. Namun, saat kau yang mengalaminya itu akan terasa begitu susah.

"Sudah siap?"

Kepalanya tertoleh saat melihat sang kakak berdiri di ambang pintu kamarnya. Kepalanya mengangguk sebagai persetujuan. 

"Kakak tunggu di bawah ya. Segera turun. Jangan-jangan lama-lama. Sudah banyak yang menunggu."

"Hm." Hanya dehaman pelan yang keluar dari bibirnya.

Raga tampak tak terlalu peduli dengan tingkah adiknya yang memang terlalu dingin dan kaku itu. Ia langsung pergi dari kamar adiknya. Ia rasa Naga butuh ketenangan untuk sementara.

Naga melirik Raga yang sudah menghilang. Ia kembali menghela napas dalam, senyum di bibirnya kembali terukir. Dengan memantapkan hati, dia melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamarnya dan segera menemui calon pendamping hidupnya untuk ia miliki seutuhnya.

•••♥•••

Di sisi lain, di rumah kedua orang tuanya—pengantin wanita tampak menatap cemas pantulan wajahnya. Ia benar-benar gugup saat ini, badannya sedari tadi bergetar tidak nyaman sementara keringat dingin dengan jelas merembes di pelipisnya.

Saat ini dirinya sudah siap dengan kebaya berwarna putih dengan brukat-brukat indah yang melingkar di dada sampai punggungnya. Ia sudah mengenakan kain jarit untuk bawahannya. Sementara wajahnya sudah dihias dengan make-up dengan begitu indahnya. Rambutnya pun sudah disanggul khas pengantin Jawa dengan dihiasi bunga-bunga berwarna putih yang indah.

Sebenarnya, seharusnya dirinya sudah siap melaksanakan ijab qobul pada hari ini. Namun, tidak ada yang tahu jika ada kegugupan dan kecemasan yang melanda rasanya akan sesulit ini.

Gadis itu berulang kali menghela napas dan meremas jari-jarinya yang gemetar dan berkeringat dingin. Ia begitu berdebar sekaligus gugup menunggu momen sakral ini. Sangat-sangat gugup.

"Astaga, Senja! Make-up kamu rusak itu!"

Senja menoleh pelan saat suara kakak perempuannya menyapa telinganya. Kakak perempuannya yang sudah menikah dan memiliki anak itu tampak cemas menatap dirinya.

Renata adalah nama kakak perempuan Senja. Wanita itu langsung mendekat pada Senja dan mengeluarkan tisu untuk mengelap keringat yang merembes di pelipis Senja sampai ke lehernya. Dengan telaten dan penuh kehati-hatian Renata menyeka keringat itu.

Naga Senja (Segera Terbit) Where stories live. Discover now