Pagi ini adalah pagi yang begitu indah untuk Senja. Rasanya pagi ini tak sama seperti biasanya, ada yang berbeda.
Senja bangkit dari selimut tebal yang membungkus tubuhnya, gadis itu senyam-senyum sembari menumpu wajahnya.
Mungkin jika dilihat orang, Senja seperti orang gila yang suka senyam-senyum sendiri. Padahal mereka tidak tahu bagaimana bahagianya Senja hari ini.
Senja menghela napas dalam, ia mencoba mengatur kebahagiaannya yang meluap-luap. Gadis itu menyibak selimut miliknya dan turun dari atas ranjang.
Ia tersenyum kecil saat melihat tumpukan undangan pernikahan yang ada di atas nakas kamarnya. Gadis itu menyentuh salah satu undangan dengan senyumnya.
Naga Aswara Dewa
And
Anaise Loura Senja
Di undangan itu tertera namanya dan juga Pak Naga yang terpasang apik. Tak lupa juga undangan itu dihiasi ukiran cantik yang begitu elok dipandang mata.
Senja kembali tersenyum, gadis itu menyentuh dadanya.
Kenapa kebahagiaan ini tidak henti-hentinya tercipta?
Kling
Suara dentingan ponselnya membuat atensi gadis itu teralih.
Senja mengambil ponselnya yang semalam ia taruh di atas ranjangnya. Senja langsung membuka ponselnya berniat membuka pesan apa yang masuk ke dalam ponselnya.
Senyumnya melebar saat melihat nama Pak Naga yang ternyata orang yang menghubunginya.
Pak Naga : pagi Senja
Pak Naga : apa kamu bahagia?
Pak Naga memang suka begitu orangnya. Akhir-akhir ini Pak Naga sering menghubungi dan menanyakan kabarnya, padahal kemarin-kemarin Pak Naga jarang melakukan hal itu. Sungguh keajaiban dunia yang luar biasa.
Komunikasi mereka memang sempat terputus semenjak Senja meminta backstreet dan menangguhkan rencananya pernikahan keduanya, tetapi akhir-akhir ini keduanya semakin dekat dan semakin rapat.
Senja menekan-nekan keyboard ponselnya untuk membalas pesan singkat Pak Naga.
Senja : pagi, Pak
Senja : tidak. saya sedang berduka
Itu hanya tipuan ya, Senja tak benar-benar sedang berduka. Gadis itu malah kelewat bahagia.
Balasan dari Pak Naga tak lama masuk ke dalam notifikasi ponselnya. Senja tersenyum kecil dan langsung membukanya.
Pak Naga : berduka karena apa, Senja?
Tampaknya Pak Naga khawatir dengan keadaannya, dan itu membuat Senja tertawa bahagia karena berhasil mengerjai kekasihnya.
Senja : saya berduka karena BapakSenja harap Pak Naga akan semakin khawatir nantinya.
Pak Naga : memangnya kesalahan apa yang telah saya perbuat pada kamu?
YOU ARE READING
Naga Senja (Segera Terbit)
General Fiction[Amazing Cover By : Zfn_ya] [COMPLETED] Bagi seorang Anaise Loura Senja, menjadi mahasiswa itu tidak masalah. Tetapi, menjadi mahasiswa yang jadi buronan dosen itu adalah masalah sebenarnya. Pak Naga Aswara Dewa itu dosen dengan tingkat ketengilan...