31. Terungkap

5.7K 381 99
                                    

"Saya tidak mau disalahkan atau dihujat lagi. Kamu yang seharusnya bertanggungjawab atas masalah ini." 

•••♥•••

Buat kalian semua yang ingin merasakan namanya hubungan antar lawan jenis. Sebaiknya persiapkan hati benar-benar terlebih dahulu. Jangan sampai pada akhirnya kalian menyesal karena memilih berhubungan dengan seseorang yang nyatanya tidak tepat untuk kita.

Selain itu juga, jika kalian sudah merasa dewasa. Tolonglah, jangan hanya merasa. Namun, terapkan juga yang namanya kedewasaan itu. Di saat kalian sudah dewasa dan menjalin hubungan percintaan tentunya pemikiran kalian akan jauh berbeda, tidak seperti anak kecil yang menjalin cinta monyet yang pada akhirnya berakhir putus nyambung.

Kedewasaan dan kematangan diperlukan dalam menjalin suatu hubungan percintaan. Jika kalian ingin serius, persiapkanlah semua. Jika tidak, lebih baik mundur saja daripada terluka.

"Kamu ingat sudah berapa lama kita bersama?"

Senja terdiam, mengingat-ingat berapa lama waktu yang mereka lewati untuk mempertahankan hubungan ini. Satu tahun? Mungkin lebih ... empat tahun terlalu lama. "Dua tahun seingat aku. Kita bersama-sama saat aku masuk kelas sebelas waktu itu."

"Menurut kamu, apa itu sudah cukup lama?"

Senja menggeleng, "Tidak. Masih banyak pasangan lain yang bersama lebih lama. Bahkan ada yang puluhan tahun bersama dalam mempertahankan sebuah hubungan."

"Good. Lalu, apa waktu akan menjamin seseorang akan bersama selamanya?"

Gadis itu terdiam, banyak kemungkinan sebenarnya. "Ada yang bisa bersama untuk selamanya ada juga yang tidak," jawabnya lugu. Entah mengapa, Senja berubah menjadi gadis penurut.

"Kamu tahu apa penyebab banyak pasangan yang berpisah walau mereka sudah menjalin hubungan sejak lama?"

Ada banyak sebenarnya penyebab putusnya sebuah hubungan. Mulai dari masalah internal mereka sendiri, masalah orang dari luar, masalah hati yang mulai tak nyaman, perselingkuhan, dan adanya orang ketiga yang akhir-akhir begitu populer. Banyak sekali, Senja tak bisa menyimpulkan semuanya jadi satu.

"Bisa menjawab?"

Senja mengangkat kepalanya, "Sebenarnya bisa. Tapi, jawabannya bermacam-macam. Aku tidak bisa menyimpulkan semuanya menjadi satu kesimpulan."

Pria itu tersenyum simpul, Senja memang begitu lugu dan cerdas, karena itu dia menyukainya. Selain itu, Senja begitu baik dan penurut. Jarang sekali Senja memberontak, baru akhir-akhir ini gadis itu menjadi pemberontak. Senja juga kadang menggemaskan, kadang juga berubah menjadi orang yang begitu dewasa. Jujur saja, di matanya Senja seperti gadis sempurna yang sesuai kualifikasinya. Namun, ada juga kebiasaan buruk Senja yang ia tidak sukai.

Gadis itu hobi sekali melamun, di setiap saat, setiap detik, tidak ada waktu di mana Senja tidak melamun. Senja juga begitu kerasa kepala, dan kadang susah sekali diberi pengertian serta penjelasan. Gadis itu selalu menganggap opininya selalu benar, walaupun tidak berani mengungkapkan pendapatnya. Ia yakin, jika Senja memegang prinsip itu di dalam otaknya. Sayangnya, Senja memang terlalu penakut dan pemalu untuk mengungkapkan isi hatinya.

"Anaise Loura Senja."

"Hn."

Senja hanya berdeham pelan, bola mata gadis itu sibuk bergulir menatap taman bunga yang begitu indah di matanya. Pandai sekali pria itu merawat tanaman, Senja baru kali ini bertemu dengan laki-laki yang doyan menanam bunga di belakang rumahnya.

Naga Senja (Segera Terbit) Where stories live. Discover now