15. Pura-Pura Lupa

6.1K 439 7
                                    

" Jangan datang lagi cinta

Bagaimana aku bisa lupa

Padahal ku tahu kenyataannya

Kau bukanlah untukku."

--Sebait Rasa, Senja--

•••♥•••

Berita panas menerpa mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia akhir-akhir ini. Semua itu bermuara pada gadis berambut sebahu bernama Ria Anjasrana yang semakin gencar mendekati Pak Naga.

Gadis itu tak ada lelah-lelahnya mencuri kesempatan di mana ia bisa mendekati Pak Naga. Bahkan harga dirinya dan image-nya di hadapan orang lain ia abaikan begitu saja. Dirinya sudah terlanjur buta dan tuli akibat cinta.

Ria mengabaikan banyaknya orang yang mengatainya tidak tahu malu, murahan apalah itu. Soalnya, di matanya cuma ada Pak Naga dan dirinya bisa bersanding di sana yang lainnya cuma numpang lewat aja. Ria bahkan buta saat tahu dengan jelas bahwa dosen-dosen di jurusannya sudah tahu tentang kegilaan yang satu ini. Balik ke atas, semua ini hanya karena cinta. Emang susah kalau sudah cinta.

Sekarang saja Ria sedang menempeli Pak Naga di kantin. Ria sudah berani terang-terangan mendekati Pak Naga setelah merasa kecewa dengan 'mantan' teman-temannya. Bahkan, Ria tak mengingat kata malu.

"Bapak mau apa? Biar saya pesankan," tawar Ria yang duduk manja di dekat Pak Naga. Penampilan Ria sudah berubah saat ini, ia sudah berani menggunakan make-up dan seringkali menggunakan gaun dan heels.

Naga sebenarnya sudah puyeng menghadapi tingkah Ria yang tidak gentar mendekatinya. Selama beberapa hari ini, dirinya sudah menolak mentah-mentah kehadiran gadis itu. Namun, gadis itu tetap nekat mengintilinya. Naga benar-benar puyeng, apalagi ditambah mendengar gosip yang beredar. Membuatnya tidak tenang hidup saja.

"Saya sudah menolak kamu berulang kali. Lebih baik kamu pergi, jangan dekati saya lagi." Peringatan itu sudah Naga ucapkan beberapa kali pada Ria. Sayangnya, Ria kebal dengan itu.

"Bapak kenapa tidak bisa memahami saya? Saya sedang jatuh cinta pada Bapak, dan sudah seharusnya Bapak membalas itu." Ria memasang wajah menggemaskan di depan Naga, berharap dosen super itu luluh akan rayuannya.

Mahasiswa atau mahasiswi yang mendengar dan melihat adegan itu, merasa risih sendiri. Bagaimana tidak tahu malunya Ria mendekati Pak Naga. Perlu di-ruqyah anak itu.

"Saya tidak akan membalas kamu, Ria. Pergi, atau saya akan berlaku kasar pada kamu!" Naga mencari jarak terjauh dari gadis yang terus-terusan menempel padanya itu.

"Ish, Bapak! Nggak usah malu-malu gitu. Saya anaknya easy going kok. Udah, sini deketan sama saya." Ria menarik lengannya.

Naga menepisnya risih, baru kali ini dirinya merasa terancam selama mengajar di YIU. Naga mengacak rambutnya kasar, matanya bergulir melihat banyaknya masa yang menonton drama ini. Naga juga melihat Senja yang diam-diam memperhatikan ini, mata mereka bertemu—namun dengan segera, gadis itu mengalihkannya. Ia rasa, gadis itu bahagia melihat penderitaannya. Naga tersenyum licik, ia kembali melirik Ria.

Naga Senja (Segera Terbit) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant