"Senja, minumlah." Perempuan itu menyodorkan sebotol air mineral padanya, tak lupa dengan senyum manisnya.

Senja mengangguk dan mengambil botol air mineral itu dari genggaman Reanna. Gadis itu langsung membuka tutup air mineral dan menegaknya dengan pelan.

Reanna tersenyum kecil, tangan mulus gadis itu mengelus surai panjang Senja yang terurai berantakan. Ia tahu bagaimana perasaan Senja saat ini. Pasti gadis itu sangat terluka melihat kekasihnya sedang berada di ambang batas hidupnya. Walaupun ia tak pernah merasakan itu sebelumnya. Reanna tahu rasanya.

"Senja!!"

Seruan lain membuat perhatian mereka teralihkan, di lorong sana tampak seorang gadis tergopoh-gopoh mencari Senja. Dia adalah Claris Mecha, gadis itu tadi tersasar di rumah sakit akibat mencari UGD yang tidak ia ketahui di mana letaknya.

"Claris," panggil Senja pelan saat melihat wujud sahabatnya itu. Bodohnya Senja, karena terlampau khawatir dia melupakan sahabatnya.

Sementara di sana Claris bingung, ada tiga orang manusia lain yang duduk di sisi Senja. Ada dua orang laki-laki dan satu wanita. Claris asing dengan mereka, tetapi salah satu pria itu mirip sekali dengan Pak Naga. Eh, tapi ... bukannya Pak Naga sedang terluka, ya?

Claris menggelengkan kepalanya, gadis itu berjalan mendekati Senja. Kejanggalan di benaknya akan ia lupakan untuk sementara, dan akan dia tanyakan kalau sudah pada waktunya.

"Gimana keadaan lo, Ja?"

Saat sampai di dekat Senja gadis itu langsung menyambar Senja dengan pertanyaan.

Senja menggeleng pelan, gadis itu memeluk Claris. Keadaannya memanglah tak baik-baik saja. Hatinya tetap gusar karena terlampau takut kehilangan Naga.

"Tidak lebih baik," jawabnya serak.

Claris terdiam, gadis itu hanya dapat menghela napas pelan, dan mencoba memahami sahabatnya itu. Kedua bola matanya yang nakal melirik pada tiga orang dewasa lain yang ada di dekatnya.

Keningnya berkerut, gadis itu mencoba mengingat-ingat dua orang lainnya yang sepertinya tidak asing di matanya. Astaga! Bukannya si pak polisi itu adalah polisi yang kemarin? Dan perempuan di sebelah Senja itu adalah orang yang tempo hari bermesraan dengan Pak Naga di taman hiburan. Eh, Claris rasa asumsinya itu salah—soal Pak Naga dan perempuan lain bermesraan.

Kalau benar, tidak mungkin kan Senja biasa saja seperti ini? Gadis itu malah menangis dan tampak tak peduli kedekatan 'orang yang mirip Pak Naga' dengan perempuan lainnya. Ia rasa, pria itu bukanlah Pak Naga alias kembaran Pak Naga, dan Pak Naga yang asli sedang berbaring lemah di dalam sana.

Ternyata selama ini dia salah paham besar dengan Pak Naga.

"Halo, kamu temannya Senja, ya? Saya Reanna, istrinya Raga."

Ucapan perempuan di sebelah Senja ini menguatkan opini yang tadi dibuatnya. Ternyata memang benar Pak Naga punya kembaran.

"Iya, Bu. Saya Claris," jawabnya sopan sembari tersenyum kikuk.

Reanna tersenyum kecil, dia tampak seperti perempuan yang murah senyum dan ramah. Perempuan dewasa itu mengalihkan pandangannya pada suaminya yang tampak diam saja.

Sebenarnya, Naga dan Raga tidak jauh berbeda sifatnya. Mereka sama-sama dingin dan sulit tersentuh, tetapi Raga itu lebih kalem dan juga lebih ramah dibandingkan Naga yang benar-benar kaku orangnya. Sebagai kakak juga tentunya Raga lebih dewasa dan lebih bisa mengayomi banyak orang.

Aduh, makin cinta deh Reanna dengan Raga.

"Pak Rian, sebenarnya bagaimana kronologi kecelakaannya?" Suara bass milik Raga memecah keheningan yang ada.

Semua orang yang ada di sana sontak menoleh pada Rian yang berdiri tegak di dekat dinding UGD.

Menyadari tatapan semua orang yang meminta penjelasan membuat Rian menghela napas, "Akan saya jelaskan. Waktu itu saya petugas polisi yang lainnya, dan Pak Naga sedang melakukan penyidikan untuk kasus pembunuh di YIU. Saat itu Pak Naga izin keluar karena ada urusan sesuatu, saya waktu itu ikut bersama dengan Pak Naga untuk memastikan sesuatu. Saat Pak Naga menyebrang di sisi kanannya ada mobil taksi yang melaju kencang, saat itu Pak Naga tidak sempat menoleh karena fokus menelpon seseorang. Saya sempat memperingatkan walaupun terlambat menyadari semuanya. Karena di detik-detik terakhir Pak Naga tak sempat menghindar, taksi itu akhirnya menabrak tubuhnya dengan kencang. Pak Naga terpental dan juga mengalami luka-luka sekaligus pendarahan."

Mereka semua menahan napas mendengar penjelasan dari Rian.

"Saya langsung beteriak memanggil polisi yang lain serta memberikan pertolongan pertama. Ternyata pada waktu itu, Pak Naga sudah tidak sadarkan diri. Saya langsung memangil ambulans, sementara yang lain mengamankan pelaku yang tidak meninggalkan TKP. Pelaku itu sempat mengerem dan menghentikan laju taksinya, sehingga dia tidak terluka."

"Sebenarnya kasus Pak Naga murni kecelakaan.  Pelaku sendiri sudah diamankan oleh petugas kepolisian yang pada saat itu kebetulan ada yang berjaga. Pelaku adalah seorang supir taksi online, dan diidentifikasi sedang mabuk saat menjalankan taksi yang dikendarainya. Sekarang pelaku sedang dalam proses penyidikan, guna mengetahui semuanya lebih mendalam."

Astaga, ternyata ini adalah murni kecelakaan, dan alhamdulilah pelaku sudah dapat diamankan, dan semoga pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal atas kelalaiannya.

"Kami lega jika hal ini murni karena kecelakaan," ujar Raga pelan mewakili yang lainnya. 

Rian tersenyum tipis, jika ini adalah murni karena kecelakaan tentu tidak ada hal lain yang perlu dicurigakan. Selain itu juga, jika ini semacam percobaan pembunuhan yang telah direncanakan ... tidak mungkin bukan pelaku mabuk dalam menjalankan rencananya?

•••

Halo, aku comeback 🤣

Maaf ya part ini kurang ngefeel, soalnya aku nggak mood banget nulis yang sedih-sedih begini. Semoga kalian suka ya🤣

Btw, terima kasih buat kalian yang udah vote dan comment di bab kemaren. Bab ini jangan lupa vote dan comment yang banyak ya🤗

Sekian, sampai jumpa lain waktu 🤣

Menurut kalian Naga selamat nggak ya?

Apakah ini murni kecelakaan?

Skuy main tebak-tebakan 🤣🤣

Naga Senja (Segera Terbit) Where stories live. Discover now