36.

2.9K 102 5
                                    

Tiga minggu berlalu, semuanya berjalan dengan cepat. Aldo yang masih tidur di kamar lain dan Diana yang masih setia mencoba menggoda Aldo.

Semua orang dirumah Aldo masih mengira kalau Aldo dan Diana tidur di satu kamar, bahkan hubungan Aldo dan Inka semakin meregang, Inka berusaha menjau dari Aldo. Ia akan mencari kesibukan lain saat berpapasan atau bertemu dengan Aldo.

Tentu saja Aldo menyadari gelagat dari kakak angkatnya tersebut, Aldo juga mulai menyadari kalau dia harus terbiasa dan mengenyahkan perasaan yang tak tentu pada kakak angkatnya tersebut.

Aldo berjalan keluar rumah menuju taman, Ia melihat Fajar sedang bermain dengan Inka. Tanpa Aldo sadari kedua kakinya telah berjalan mendekat ke arah ibu dan anak tersebut.

"Oh, hai Fajar, boleh om main bersama?", Tanya Aldo sambil melirik Inka

"Tentu saja om, ayo ...", Jawab Fajar antusias.

Fajar dan Aldo mulai bermain sepak bola, mereka mulai menendang bola secara bergantian. Dan tertawa bersama2, sesekali Aldo menggelitik Fajar dan mencium gemas anak kecil tersebut.

"Bahasa tubuh tidak bisa dibohongi Al, kalau Fajar adalah anakmu. Anak kita, cepatlah ingat, karena aku mulai lellah menunggumu", kata Inka dalam hati.

"Wah, wah, bagus..... Ibu dan anak sama saja, si anak mulai mendekatkan diri dengan mengajak bermain dan si ibu sama2 mengajak bermain Aldo, bedanya si anak menagajak bermain di taman dan si ibu mengajak bermain di ranjang, sungguh cara yang KOTOR!", kata Diana sambil menekankan kata kotor di telinga Inka.

Inka yang secara tidak langsung mendapat sindiran itu, mau tak mau membalas dengan sengit.

"Lebih kotor mana? Dengan pura2 mengandung agar bisa di nikahi Aldo?, Aku rasa itu lebih menjijikkan!", Kata Inka berpaling dan pergi.

"Sial, berengsek, aku akan membalasmu, tunggu saja nanti", kata Diana sambil mengepalkan kedua tangannya.

Diana berjalan ke arah dapur dan membuat susu untuk Aldo, Ia melihat sekeliling dan setelah merasa aman, tidak ada orang, Diana mulai mengeluarkan obat perangsang dari dalam sakunya. Diana mulai memasukkan obat tersebut dan mengaduk2 agar bercampur dengan susu.

Diana masuk kedalam kamar,meletakkan segelas susu diatas nakas dan keluar lagi untuk memanggil Aldo.

"Sayang, ayo istirahat, gak baik jika terus2an bermain", kata Diana.

"Iya Di,aku juga mulai lelah ini, sebaiknya aku istirahat dulu"

"Istirahatnya di kamar saja ya, ayo aku antar ke kamar", kata Diana.

"Fajar, mainnya udahan ya, om mau istirahat dulu",

"Yah, kok udahan sih om dokter. Padahal lagi seru serunya...", Kata Fajar mulai merengek.

"Fajar masuk saja ya, ayo, om antar ke bundamu", rayu Aldo.

"Baiklah om, tapi gendong", pinta Fajar.

"Eh, apaan sih, gak usah, jalan kaki saja! Manja sekali,", Kata Diana marah.

"Sudahlah Di, namanya juga anak kecil"
"Ayo Fajar, naik ke punggung om", kata Aldo lembut.

"Yeayyyy.... Om memang baik", kata Fajar sambil mulai menaiki punggung Aldo.

"Gak anak, gak ibu, sama saja. Sama2 menyebalkan", sungut Diana dalam hati.

Diana mengekori Aldo dari belakang, mereka masuk ke dalam rumah. Setelah Fajar turun dari gendongan, Ia mulai berlari mencari ibunya. Sedangkan Aldo memasuki kamarnya bersama Diana.

"Hasyimmmmm...., Uhuk2, ..."
Tiba2 Diana bersin dan batuk.

"Kamu sakit Di, coba aku lihat", kata Aldo sambil meraba dahi Diana.

"Nggak kok, cuman pilek saja", kata Diana.

"Badan kamu panas gini, ayo sambi tiduran", kata Aldo sambil menuntun Diana ke tempat tidur dan membaringkannya.

"Apaan sih Al, aku baik2 saja kok", bela Diana.

" Kebetulan ada susu,masih hangat lagi ini minumlah Di, agar kamu lebih mendingan", perintah Aldo

"Hm, tidak Al. Susu ini untukmu, tadi aku yang membuatnya", tolak Diana.

"Kamu yang harus minum Di, kondisimu saat ini yang lebih membutuhkan susu. Ayo minum, ", paksa Aldo sambil menyodorkan susu  tersebut.

" O, ok, aku minum",
"Gawat kalau aku minum, bagaimana nanti jika obat ini berpengaruh padaku, sial!", Lanjut Diana dalam hati.

"Nah pintar, ayo diminum, habiskan ya Di, aku gak ingin kamu kenapa2,", kata Aldo sambil memperhatikan Diana yang meminum susunya.

Diana mau tak mau meminum susu tersebut, apalagi Aldo masih setia melihatnya. Susupun telah diminum tiga per empat bagian, tinggal  seperempat gelas akan habis.

"Baiklah, aku mandi dulu ya. Badanku lengket, berkeringat karena main tadi. Habiskan ya", kata Aldo sambil berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

 He's Your SonWhere stories live. Discover now