24.

5.9K 227 6
                                    

Setelah Inka mendapat telfon dari bunda, bahwa Aldo telah sadarkan diri dari komanya. Inka segera bangun dari tidurnya, Inka segera pergi ke dapur untuk memasak makan favorit Aldo. Inka berharap setelah ini, hubungan mereka akan segera membaik, karena Inka ingat. Sebelum Aldo mengalami kecelakaan, Aldo berkata Bahwa ia mempercayai Inka dan pasti menerima Fajar sebagai anaknya.

"Akhirnya masakanku selesai, aku harus mandi, dandan yang cantik agar Aldo semakin mencintaiku", kata Inka sambil tersenyum sendiri.

Inka keluar dari kamar dengan perasaan yang sangat membuncah. Perasaan senang dan bahagia karena akan menjemput kebahagiaan bersama orang yang dicintainya.

"Bunda, kok senyum senyum sendiri? Bunda lagi senang ya?", tanya Fajar dengan polosnya.

"Ya anakku, Bunda akan menjemput ayahnya Fajar. Fajar kan sering nanyain mana  ayah sama bunda. Jadi hari ini bunda akan menjempuy ayahnya Fajar", kata Inka mengacak rambut anaknya.

"Benarkah Bun? Asikkkk, akhirnya Fajar punya ayah. Fajar akan ketemu ayah. Fajar ikut ya bun, yah yah...", pinta Fajar pada Inka.

"Tidak nak, Fajar dirumah saja bersama bibi. Anggap saja ini kejutan buat Fajar"

"Yah bunda, padahal Fajar sudah kangen banget. Pengen cepat cepat ketemu ayah"

"Gak papa ya sayang, dirumah saja ya"

"Baiklah bun, bun titip ini ya buat ayah", pinta Fajar sambil memberikan selembar kertas.

"Apa ini sayang, coba bunda lihat", kata Inka sambil membuka kertas yang dilipat anaknya.

Inka meneteskan air mata saat melihat gambar anaknya. Digambar tersebut, terdapat 3 orang yang berada disebuah taman.

"Ini bunda, terus ini ayah Fajar, dan yang ditengah itu Fajar bun. Akhirnya Fajar bisa memiliki keluarga yang lengkap. Terima kasih ya Allah. Oh ya Bun, bawa ayah pulang ya. Jangan lama lama", kata Fajar sambil memeluk ibunya.

"Iya sayang, ayah pasti bangga memiliki anak yang baik dan pintar seperti Fajar. Hm, bunda berangkat dulu ya"

"Iya bunda, hati hati".

Inka hanya tersenyum dan melepas pelukan dari anaknya. Inka berjalan ke arah ruang makan, dan mengambil rantang yang telah berisi makanan kesukaan Aldo.

$$$$$

Inka turun dari Taksi dan berjalan dengan tergesa ke ruan inap Aldo, sesekali Inka melempar senyum terhadap orang yang lalu lalang di depannya. Hati Inka semakin tak menentu saat Ia semakin dekat dengan ruangan Aldo.
Saat Inka membuka pintu, sekali lagi kenyataan pahit harus Inka terima.

"Sah", kata para saksi.

"Alhamdulilah kalian telah menjadi suami istri", kata Penghulu.

Seakan ditikam ribuan paku di hatinya, tanpa Inka sadari rantang makanan yang Inka bawa telah jatuh dan membuat semua orang menoleh ke arahnya.

Klotak jeder
(Anggap suara rantang Jatuh)

"Tidak, ini pasti hanya mimpi. Tidak, aku pasti salah masuk kamar", kata Inka lirih.

Bunda yang menyadari kerapuhan Inka, segera berjalan ke arahnya dan memeluk wanita rapuh yang telah Bunda anggap anaknya sendiri.

"Maafkan Bunda, ini diluar kuasa bunda"

"Tapi bun, Aldo kenapa Ia menikah dengan Diana"

"Panjang ceritanya anakku, bunda yakin kamu akan mengerti. Kalau kamu benar benar mencintainya, bersabarlah anakku. Berjuanglah. Bunda selalu merestui kalian"

"Tapi bun, mereka telah menikah. Tidak ada lagi kesempatan buat Inka"

"Mereka hanya menikah sirih anakku, berjuanglah. Bunda akan selalu mendukungmu"

"Baiklah bun"

Inka menyeka air matanya dan mengambil rantang makanan yang telah terjatuh. Inka yakin, ada yang tidak beres. Inka akan berusaha kuat, dan tegar untuk orang yang mencintainya. Inka berjalan kearah Aldo dengan gugup. Sedangkan Aldo hanya melihat Inka debgan dahi mengernyit, sekan bertanya siapa wanita itu.

"Hai, apa kabar? Bagaimana keadaanmu?", sapa Inka dengan suara bergetar.

"Aku baik, hm, kalau boleh tahu. Siapa ya?"

Benar dugaan Inka kalau ad yang tidak beres,ternyata Aldo telah hilang ingatan. .

"Aku Inka, hm, anak angkat Bundamu. Salam kenal", kata Inka menyodorkan tangannya ciri khas orang yang akan berkenalan.

"Oh, hai, wajahmu sangat familiar. Ternyata kamu anak angkat bunda, pantesan. Aku Aldo, senang berkenalan denganmu",kata Aldo sambil menjabat tangan Inka.

Aldo merasa ada yang aneh saat menjabat tangan Inka. Ada getaran aneh yang menggerakkan hatinya. Perasaan yang susah dijelaskan yang saat ini menari nari di hatinya. Jabatan tangan itu seolah tidak mau lepas.

Diana yang melihat itu, merasa kesal dan jengkel bersamaan. Diana langsung melepas paksa tangan Aldo dan Inka secara kasar.
 
"Mas, sekarang waktunya makan yuk. Setelah ini minum obat dan istirahat. Oh iya, kita makan masakan KAKAK ANGKATMU saja ya, kasian sudah dimasakin susah susah, kalau tidak dimakan", kata Diana sambil melirik rantang yang dibawa Inka.

"Hm, boleh saya makan makanan yang mbak bawa?", tanya Aldo ke arah Inka.

"Oh, tentu saja boleh. Silahkan", kata Inka tulus.

"Sini biar aku saja, dan terima kasih KAKAK IPAR", kata Diana menekankan kata kakak ipar dengan sedikit keras.

"Sama sama, aku harap Aldo suka. Baiklah, aku akan keluar menemani bunda dan ayah. Aku permisi", kata Inka sedikit tersenyum.

"Ya, kalau bisa jangan pernah kembali lagi", kata Diana judes.

"Din, apa apaan sih, kenapa bersikap tidak sopan pada mbak Inka? Ingat dia itu kakak aku, dan kakak ipar kamu"

"Iya mas, maaf"

"Dan mulai kapan kamu memanggilku dengan mas?"

"Semenjak kita dinyatakan sebagai suami istri sayang. Hm, aku mencintaimu", kata Diana sambil mencium bibir Aldo.

Aldo yang mendapat ciuman mendadak dari Diana, hanya bisa menerima. Tapi saat Aldo akan membalas ciuman Diana, tiba tiba terlintas wajah Diana yang menangis di pelukannya. Aldo menggelengkan kepalanya, dan berusaha memejamkan matanya, dan akan membalas ciuman Diana yang begitu menuntut. Saat Aldo menggerakkan bibirnya, sekali lagi wajah Inka  yang tersenyum yang nampak pada penglihatannya.

"Ada apa mas?, kenapa tidak membalas ciumanku? Biasanya mas akan membalasnya dan menggendongku ke kasur untuk..."

"Stop Diana, kepalaku pusing. Tolong bantu aku makan dan minum obat. Setelah itu aku ingin tidur untuk menghilangkan sakitku"

"Baiklah mas, apapun untukmu"

 He's Your SonWhere stories live. Discover now