16.

7.1K 276 0
                                    

Acara berjalan dengan lancar, para tamu undangan dan sanak saudara dari keluarga Aldo turut hadir. Aldo hanya bingung, tumben semua keluarga besar hadir di acara ulangtahun perusahaan ayahnya. Dan yang lebih aneh lagi, Diana dan kedua orang tuanya turut hadir di acara ini. Yah, harus Aldo akui bahwa Diana sangat cantik dan mempesona malam ini.

"Terima kasih sayang untuk malam ini. Aku mencintaimu, cup", kata Diana sambil mencium pipi Aldo.

"Apaan sih Din, malu dilihatin orang"

"Biarin saja, biar semua tahu kalau kamu cuman milik aku", jawab Diana sambil bergelanyut manja di lengan Aldo.

Saat Aldo berusaha melepaskan pegangan tangan Diana. Tanpa sengaja, Aldo menatap seseorang yang telah lama dirindukannya. Wanita lain yang telah mengisi hatinya. Wanita itu berjalan anggun bersama dengan suaminya. Wanita itu adalah Inka.

Rahang Aldo menjadi mengeras dan tangannya mengepal saat Bara, suami Inka merengkuh pinggang Inka dengan posesif.
Tatapan Inka dan Aldo bertemu, keduanya seakan tenggelam oleh kerinduan yang terpendam. Sampai akhirnya mereka berada dengan jarak yang sangat dekat.

"Selamat malam bapak dan Ibu Albert, selamat atas ulang tahun perusahaan yang sangat lancar dan meriah", kata Bara sambil menyalami kedua orang tua Aldo.

"Terima kasih pak Bara, ngomong ngomong siapa yang bersama anda?", tanya Ayah Aldo.

"Perkenalkan ini istri saya"

"Selamat malam bapak dan ibu Albert. Saya Inka, istri pak Bara", sapa Inka sambil bersalaman dengan kedua orang tua Aldo.

"Wah, cantik sekali. Saya juga mau punya menantu seperti nak Inka", goda Bunda Aldo.

"Inka memang calon Aldo Bun, tapi secepatnya akan menjadi milik Aldo", kata Aldo dalam hati.

"Oh ya, ini anak kami. Namanya Aldo dan di sebelahnya adalah Diana pacar Aldo", kata Bunda Aldo.

"Hai Om, tante apa kabar", sapa Diana malu malu.

Inka tersenyum kecut, ternyata kedua orang tua Aldo sudah merestui hubungan anaknya.
Tiba tiba Aldo meraih tangan Inka dan mengecup pelan tangannya, membuat semua orang melongo melihat tindakan Aldo.

Cup
"Saya Aldo senang bisa bertemu dengan Anda", kata Aldo setelah mencium tangan Inka dan berjabat tangan dengan Bara.

"Mas, adek ke toilet sebentar ya, mendadak perut adek tidak enak"

"Baiklah, ayo mas antar"

"Tidak usah, mas bantu atasan mas menyambut tamu. Adek hanya sebentar"

"Baiklah, nanti setelah dari toilet langsung kembali kesini ya. Duduklah di meja no 8. Itu meja untuk kita"

"Baiklah"

"Hati hati"

Aldo yang mendengar percakapan suami istri itu mengerang kesal karena cemburu.
Tiba tiba hpnya berbunyi dan menampilkan nama Inka. Aldo berpamitan kepada orang tuanya untuk keluar mengangkat telfon.
 
Kringgggg
"Halo, ..."

"Ya, mbak"

"Aku di taman belakang kantor, bisa kamu kesini"

"Tentu saja, aku akan kesana mbak"
Tutttttt

Aldo berjalan dengan cepat kearah taman belakang. Saat Ia melihat Inka, Aldo langsung memeluknya dari belakang.

"Aku merindukanmu mbak, sangat, dan sangat merindukanmu. Aku bisa gila, kalau tidak melihatmu", kata Aldo sambil memutar tubuh Inka agar berhadapan dengannya.

"Aku juga merindukanmu Al, sangat dan sangat merindukanmu", jawab Inka sambil membalas pelukan Aldo.

"Bolehkah aku menciummu mbak?"

"Tentu saja boleh. Hei mulai kapan kamu minta ijin, biasanya langsung nyosor"

Mendapat persetujuan dari Inka, Aldo langsung menarik tengkuk dan mencium bibir Inka. Awalnya ciuman itu terasa lembut, tapi lama kelamaan ciuman itu berubah menjadi jilatan dan hisapan yang turun keleher dan dada Inka. Sesekali, tangan Aldo meremas payudara Inka dan memainka putingnya dari luar.

"Emmhhh, Al. Nanti kalau ada yang lihat bagaimana?",

"Aku menginginkanmu mbak, sekarang. Ayo ikut aku"

Mereka berjalan tergesa ke dalam toilet wanita. Setelah dirasa aman dan tidak ada seorangpun di dalam toilet. Mereka masuk dan mengunci diri di pojok toilet yang paling kanan.

Aldo kembali mencium Inka dengan membabi buta, Ia meremas dan salah satu tangannya turun kearah sensitif tubuh Inka.

"Mbak, jangan mendesah dan jangan bersuara, akan berbahaya kalau ada yang mendengar atau menemukan kita", bisik Aldo sambil menjilati telinga Inka.

"Aku tahu", jawab Inka parau.

Aldo mendudukkan Inka di kloset duduk yang tertutup. Kemudian menurunkan celana dalam Inka dengan cepat. Aldo mendekatkan kepalanya kearah vagina Inka yang mengkilap.  Perlahan Aldo menjilat dan memasukkan lidahnya ke arah lubang sempit Inka.

"Emmm...."

Tubuh Inka menggelinjang saat Aldo semakin menghisap dan menjilat klitorisnya. Sesekali Aldo memasukkan jari tengahnya ke vagina Inka dengan pelan dan perlahan"

"Ohhhh...."

Aldo semakin menjilat dan menghisap klitoris Inka dengan cepat, kemudian Aldo membuka risletingnya dan mengeluarkan juniornya yang telah berdiri tegak.

"Mbak sudah basah, aku akan memasukimu sayang. Bersiaplah"

"Oh,ahhhhh, cepatlah Al"

Dengan cepat Aldo mengarahkan juniornya ke arah vagina Inka. Aldo memaju mundurkan dengan tempo yang cepat dan perlahan. Cepat dan perlahan lagi, sampai Aldo mencapai puncak orgasmenya dan menyemprotkan cairan hangat ke rahim Inka.

"Aku mencintaimu mbak", kata Aldo berbisik dan serak.

Deg
Inka terdiam saat mendengar pernyataan cinta Aldo . Inka sangat senang dan Ia membalasnya dengan ciuman bibir yang lembut dan cepat.

"Aku akan keluar lebih dulu mbak. Mbak perbaiki riasan mbak. Aku akan menunggu mbak dari jauh".

"Tunggu Al, ini hadiahku untukmu", kata Inka sambil memasukkan sebuah amplop kecil ke saku jas Aldo.

"Terima kasih. Jangan lama lama mbak. Aku tidak mau semua orang mencurigaimu"

"Ya, aku mengerti"

 He's Your SonWhere stories live. Discover now