19.

6.6K 284 8
                                    

4 tahun kemudian

"Bagaimana penerbanganmu sayang?",

"Yah begitulah Bun, sangat membosankan"

"Setelah ini, istirahatlah dulu dirumah. Bunda tidak ingin melihatmu kecapekan karena jetlag"

"Tidak Bun, Aldo sudah memutuskan untuk tinggal diapartement di dekat rumah sakit milik keluarga. Agar Aldo tidak jauh dari tempat Aldo akan bekerja"

"Tapi sayang, pasti ayahmu merindukanmu"

"Ayah dan bunda bisa berkunjung kerumah sakit atau ke apartement kalau merindukan Aldo"

"Baiklah kalau begitu"

Sejujurnya Aldo ingin berkumpul dengan keluarganya, tapi Aldo tidak ingin melihat ke dalam kamarnya, dimana di kamar itu adalah saksi bisu hubungan masalalunya di mulai.

@@@@

Sudah dua bulan  Aldo  bekerja sebagai dokter spesialis kandungan dirumah sakit milik keluarganya, prima medika Genteng,

Semuanya berjalan dengan lancar, Aldo sengaja menyibukkan diri untuk mengusir semua masalalu yang masih membekas di ingatannya.

Tok tok tok

"Masuk"

"Permisi dok, ibu Albert menunggu anda di ruang istirahat pribadi milik anda"

"Baiklah An, aku akan segera kesana"

"Ya dok"

Aldo melepas semua atribut dan jas dokternya. Aldo berjalan cepat keruangan pribadinya. Ketika mendorong pintu, tanpa sengaja mengenai anak kecil yang berada di ruangannya, sehingga anak kecil itu menangis.

"Huaaaa, hiks hiks.... bunda, sakit...."

"Maaf maaf, om tidak sengaja, mana yang sakit?", tanya Aldo sambil menggendong anak kecil tersebut.

Seperti de javu, anak yang Aldo gendong sangatlah mirip dengannya sewaktu kecil. Mata, hidung, bibir, kecuali rambutnya. Rambut anak itu lurus, sedangkan rambutnya sedikit ikal.

"Aldo, apa yang kamu lakukan terhadap Fajar?
Cup cup cup sayang, ada apa?"

"Bunda, dahi fajar sakit, om ini membuka pintu sembarangan. Lihat dahi fajar benjol"

"Fajar kan kuat, masak gitu saja nangis"

"Ya bunda, benar"

"Bunda, siapa anak kecil ini ? Apa ini adik Aldo? Apa bunda hamil lagi waktu Aldo di Yogyakarta?"

"Enak saja, bukanlah. Ini Fajar, anak dari anak angkat mama. Fajar cepat salim sama om Aldo"

"Baik bunda", kata Fajar sambil mencium tangan Aldo perlahan

"Kapan kamu pulang sayang?"

"Entahlah bun, Aldo belum ingin pulang. Aldo masih betah disini"

"Betah karena Diana juga tinggal di apartemen yang sama denganmu?"

"Gak lah Bun, Diana juga sibuk, kami jarang bertemu. Paling kalau istirahat, dia baru kesini anterin makanan untuk Aldo"

"Kamu yakin masih mau meneruskan pertunanganmu dengannya nak?"

"Aldo tak ada pilihan lain bun, hanya Diana yang mencintai Aldo"

"Tapi kamu tidak mencintainya nak, bunda tahu dari caramu melihatnya. Beda dengan caramu menatap Ink..."

"Jangan sebut nama itu lagi bun, aku sudah melupakannya. Aku harus kembali bekerja bun. Terima kasih atas makanan yang bunda bawa. Nanti akan Aldo makan"

Aldo berjalan ke arah Fajar.

"Hai jagoan, cepat ajak bunda pulang. Kasihan nanti bunda kecapekan di jalan"

"Siap Om dokter, Fajar pulang dulu ya"

Bunda Aldo yang menyaksikan interaksi antara anak dan cucunya hanya bisa meneteskan air mata. Ternyata benar, ikatan antara dan anak sangatlah kuat meskipun lama terpisahkan

 He's Your SonOnde as histórias ganham vida. Descobre agora