22.

6.8K 247 3
                                    

"Jangan menangis bun, maafkan Inka, semua ini salah Inka. Coba kalau Inka tidak tinggal dirumah bunda, semua ini tidak aka terjadi", kata Inka sambil memeluk bunda.

"Tidak nak, ini bukan salahmu. Ini sudah takdir, ini kehendak Tuhan", kata bunda sambil mengelus pundak Inka.

"Maafkan Inka bun"

"Keluarga bapak Aldo?", tanya seorang suster.

"Saya bundanya sus, bagaimana keadaan anak saya?",jawab bunda sambil menyeka air matanya.

"Pasien banyak kehilangan darah, pasien membutuhkan banyak darah. Ada yang memiliki golongan darah A?"

"Darah saya A sus, ambil saja. Saya akan melakukan apa saja demi anak saya"

"Tidak bun, kondisi bunda lagi drop dan tidak fit. Lebih baik, ambil darah Inka saja. Golongan darah Inka juga A"

"Baiklah nak, terima kasih banyak"

"Ya bun, hanya ini yang bisa Inka lakukan. Sus, saya bersedia mendonorkan darah saya"

"Baiklah, mari ikut saya"

$$$$

Tiga hari setelah kecelakaan maut itu, kondisi Aldo tetaplah sama, koma, dan tidak sadarkan diri. Inka masih setia menemani Aldo, sesekali Ia mengajak Aldo berbicara meskipun Inka sadar kalau tak pernah ada balasan dari semua percakapannya.

"Tahukah kamu, kalau kamu semakin tampan saat merayu dan menggodaku Al. Kemana Aldo yang selalu membuatku kesal?"

Inka memegang tangan Aldo dan mencium tangannya

"Al, aku merindukanmu. Tidakkah kau ingin bangun dan memelukku?"

"Aku terluka melihatmu seperti ini Al. Kalau boleh memilih. Aku bersedia bertukar posisi denganmu"

"Kau bilang, kau mencintaiku, lalu kenapa kau masih tidur? Apakah tidur lebih menyenangkan daripada melewatkan hari hari bersamaku Al?"

"Bangunlah, aku mohon. Aku tidak bisa dan tidak ingin menunggumu lagi. Menunggumu sungguh menyakitkan. Aku tahu pikiran dan ragaku telah lelah menunggumu, tapi kenapa hatiku tetap menunggumu. Bangunlah Aldo, aku mohon...", kata Inka terisak pilu.

"Pulanglah nak, sudah 3 hari kamu tidak keluar dari ruangan ini. Istirahatlah, biar Bunda yang menjaga Aldo malam ini. Besok kamu bisa kesini lagi", pinta Bunda.

"Tapi bun, Aldo membutuhkanku, aku harus berada di sampingnya"

"Bunda paham, tapi Fajar juga membutuhkanmu. Aldo akan sedih jika Ia tahu keadaanmu sekarang"

"Baiklah Bun, Inka akan pulang. Tolong kabari Inka jika ada kabar terbaru tentang keadaan Aldo"

"Pasti nak, Bunda pasti mengabarimu"

Inka terpaksa menuruti keinginan bunda. Apa yang dikatakan bunda benar, bahwa Fajar, anaknya juga membutuhkan Inka.
Saat akan memasuki sebuah taksi. Ada seseorang yang menariknya secara kasar.

"Aw, ada apa?"

"Seharusnya, gue yang nanya ma loe. Apa yang loe perbuat sama Aldo?"

"Aku tidak paham maksudmu,"

"Tidak usah berlagak polos loe, gue tahu. Loe ngaku fajar anak Aldo buat nipu dia kan?buat kuras semua harta keluarga Aldo. Menjijikkan!"

"Aku bukan wanita seperti itu"

"Gak usah ngeles loe, gue inget. Loe istri Bara kan, orang kepercayaan Ayah, setelah suami loe di mutasi dan jatuh miskin. Loe deketin Aldo, munafik loe. Dasar jalang!"

"Jaga ucapanmu Diana, aku tidak seperti itu!", kata Inka setelah menampar Diana.

"Benar kata gue, didepan keluarga Aldo loe berlagak lemah lembut. Ternyata loe palsu, penuh kebohongan. Gue gak akam biarin jalang seperti loe ngerebut Aldo dari gue. Ingat itu!", teriak Diana meninggalkan Inka.

Inka hanya menangis dalam diam, Ia masuk ke dalam taksi. Dan menyebutkan alamat yang akan ditujunya.

Flasback on

Pukul 23. 30
Inka mondar mandir di depan teras rumah sambil melirik jam tangannya. Sudah lebih 4 jam Aldo meninggalkan rumah dengan emosi. Inka khawatir Aldo akan melakukan hal yang bersifat gegabah.

Kringggggg....

"Halo, Aldo kamu ada dimana? Semua orang mencemaskanmu"

"Maafkan aku Inka, aku akan segera pulang."

"Halo Aldo, suaramu putus putus"

"Inka, maafkan aku, maaf karena sempat tidak mempercayaimu. Aku sudah membaca suratmu. Aku akan segera pulang. Aku mencintaimu, ak..."

Brakkkkk
(Anggap bunyi tabrakan)

"Halo Aldo,... halo kamu mendengarku?"

"Halo Aldo, hallo...."

Tut tut tut

Inka mencoba menghubungi nomor Aldo tapi tidak diangkat, saat Inka menghubungi Aldo yang ke 4 kalinya, barulah panggilannya tersambung.

"Halo Al, kamu dimana sekarang?"

"Maaf saya Bukan Al, saya Andi, yang menemukan hp ini. Pemilik hp ini sedang dibawa ambulan. Dia mengalami tabrakan beruntun, dan sekarang tidak sadarkan diri. Kalau ibu keluarganya sege...."

"ALDO.......", Inka tak melanjutkan mendengar suara orang di seberang. Inka berteriak dan pingsan tak sadarkan diri.

Flasback off

"Maaf ibu, kita sudah sampai", kata supir taksi sedikit berteriak kepada Inka.

"Oh, maaf pak, tadi saya tidak dengar"

"Lain kali jangan melamun di tempat umum buk, bahaya"

"Iya pak terima kasih, ini uangnya, ambil saja kembaliannya", kata Inka kemudian keluar dari taksi dan menuju ke dalam rumah.

 He's Your SonWhere stories live. Discover now