12.

8.3K 296 1
                                    

"Apa sebenarnya mau mu? Kenapa kamu membawaku kesini? Ruangan siapa ini? Bagaimana kita keluar dari sini? Bagaimana kalau CEO restauran ini datang dan mengira kita mau mesum disini!", kata Inka setengah berteriak sambil berkacak pinggang.

"Diamlah mbak, aku pusing mendengar semua pertanyaanmu", jawab Aldo sambil memijit dahinya.

"Kamu yang membawaku dalam situasi seperti ini, ingattt"

Aldo berdiri dan langsung memeluk Inka.

"Aku marah"

"Marah karena mbak berdansa dengan laki laki lain"

"Marah karena mbak memakai baju sialan ini"

"Marah karena semua laki laki pasti berfantasi liar dipikirannya"

Aldo berkata beruntun sambil mempererat pelukannya.

"Tapi laki laki yang kamu sebut itu suamiku. Dia juga berhak atas aku"

"Aku tahu, tapi jangan di depanku mbak. Karena jauh di dalam sini ada detak yang mulai berakar dan tumbuh", kata Aldo melepas pelukannya dan menuntun tangan Inka di dadanya.

"Jangan membual, aku tahu di hatimu cuma ada satu nama, yaitu kekasihmu", ucap Inka sambil berusaha melepaskan diri dari Aldo.

Aldo tak memghiraukan perkataan Inka, Ia memegang tengkuk Inka dan menciumnya. Ciuman lembut yang memabukkan. Mendapat ciuman manis itu Inka menyambutnya. Ink membalas ciuman itu dengab menghisap balik bibir Aldo. Sungguh Inka sadari, kalau ciuman ini ciuman yang Ia sukai. Ciuman ini berbeda dengan ciuman yang Ia rasakan bersama Bara.

"Aku menginginkanmu mbak,"

"Aku harap mbak gak menolaknya", kata Aldo di sela sela ciumannya.

Mendengar suara serak Aldo, Inka menganggukkan kepala dan mengalungkan kedua tangannya di leher Aldo.

"Aku akan membuat mbak mengerti dengan kemarahanku. Bersiaplah", kata Aldo serak sambil mendudukkan Inka di sofa.

Ciuman Aldo semakin kasar dan menuntut. Setelah puas menghisap dan menyesap lidah Inka. Ciuman Aldo bergerak turun keleher, menjilat menyesap dan menjilatnya lagi.

"Jangan sampai ada tanda di tubuhku Al. Aku tidak ingin orang lain curiga", kata Inka terengah.

"Tenang saja mbak"

Setelah puas dileher, Ciuman Aldo semakin turun ke dada dan payudara Inka. Tangannya pun tidak tinggal diam. Aldo menjilat dan menghisap puting Inka dengan pelan dan nikmat. Sedangkan tangannya bergerilnya di bawah sana, menggesek dan memasukkan satu persatu jarinya ke bagian intim milik Inka.

"Ohhhhhhh,  ak... aku sukka Al. Ahhh lagi lagi. Lebih cepat ahh"

Akhirnya apa yang ditunggu Aldo keluar juga. Desahan Inka yang merdu. Aldo sangat menyukai desahan desahan tersebut.

"Sekarang Al, aku ingin kamu memasukiku"

"Baiklah, aku akan membuatmu puas mbak dan aku jamin mbak gak akan pernah lupain percintaan kita"

Aldo memasukkan juniornya secara cepat, memaju mundurkan dengan irama yang berbeda, kadang cepat dan pelan.

"Oh, Al lebih cepat. Aku gak kuat, ahhhh"

"Hmmpppt, berteriaklah mbak. Sebut namaku", kata Aldo parau sambil mencium Inka.

Aldo semakin mempercepat gerakannya tangannya tak tinggal diam. Ikut bergerilnya diseluruh tubuh Inka.

"Akhhhh.... Aldo"

"Ohhh, mbak aku sudah gak tahan. Ahhhj"

Tubuh Aldo ambruk diatas tubuh Inka, peluh mereka bercucuran akibat kegiatan panas yang baru saja mereka alami.

"Lubangmu sungguh sempit dan hangat mbak. Aku mau lagi"

"Terserah padamu Al"

"Benarkah, baiklah kalau begitu. Bagaimana diatas meja. Mungkin sensasinya akan berbeda", tantang Aldo sambil mengangkat tubuh Inka keatas meja tanpa melepas penyatuan mereka.

 He's Your SonWhere stories live. Discover now