4.

9K 339 2
                                    

Ting tong (anggap suara bell)

"Iya sebentar"
"Diana, tumben sore sore kesini. Ada apa?, sudah merindukanku kah?",  kata Aldo sambil mencubit pipi kekasihnya.

"Entah kenapa, aku berfirasat buruk. Aku merasa kamu akan ninggalin aku Al. Aku takut", kata Diana sambil terisak.

"Sessst, tenanglah. Kegundahanmu tanpa alasan. Aku masih Aldo yang dulu, sahabat serta kekasih yang selalu menjaga dan mencintaimu", kata Aldo menenangkan.

"Tapi hubungan kita tidak wajar!. Kamu tidak pernah menciumku bahkan menyentuhku. Itu membuatku tidak sepenuhnya percaya akan cintamu", tegas Diana.

"Aku lakukan itu, karna aku mencintaimu Diana. Aku ingin menjagamu sebagai bentuk rasa cintaku. Tolong mengertilah", jawab Aldo sambil merengkuh Diana dalam pelukannya.

"Tapi, aku ingin seperti teman temanku Al. Mereka selalu menceritakan hal absurd tentang pacarnya. Aku terus terang juga ingin..."

"Aku janji, setelah kita menikah. Semuanya akan terjadi sesuai dengan khayalan dan keinginanmu"

"Benarkah?"

"Iya, aku berjanji. Tapi aku harus pergi dulu. Aku ada janji dengan Andi hari ini.
Dan, maaf aku tidak bisa mengantarmu pulang. Aku sudah telat. Hm, kamu mengerti kan?"

"Iya, aku mengerti. Pergilah, aku masih ingin mengobrol banyak dengan tante. Tante ada kan?"

"Bunda ada, lagi ditaman belakang. Masuklah, bunda pasti senang menyambut calon menantunya"

"Kau bisa saja, sana cepatlah berangkat. Nanti kamu telat", kata Diana sambil memegang pipinya yang memanas.

Di tempat lain

Inka sibuk memerhatikan lalu lalang orang orang yang masuk ke dalam cafe. Sudah 30 menit Inka menunggu. Inka sedikit memijit pelipisnya karena bingung dengan alasan apa yang akan dia berikan kepada Aldo perihal bbm yang salah sasaran.

Tanpa Inka sadari, seseorang telah menggeser kursi didepannya dan duduk dengan santainya. Orang tersebut sudah berkali kali melambai lambaikan tangannya di depan wajah Inka. Bahkan orang tersebut sedikit mencipratkan sedikit air kewajah Inka.

"Woi mbak, jangan melamun. Maaf saya telat, sedikit macet di jalan"

"Mulai kapan kamu ada disini?"

"Baru 5 menit yang lalu. Mbak sih keasikan melamun.  Ehem, mbak pasti ngebayangin hal yang jorok jorok kan?

"Apaan sih, ngaco"

"Sudah ngaku saja, aku siap bantu mbak kok. Siap lahir dan batin malah"

"Eh bocah, jangan mesum deh. Saya kesini mau ngembaliin uang kamu. Nih, 1 juta rupiah. Masih utuh"

"Pegang saja mbak, buat jaga jaga. Siapa tahu mbak berubah pikiran. Lumayan buat sewa kamar untuk kita berdua", bisik Aldo tepat ditelinga  Inka.

Drrrttt(hp bergetar ada line masuk)

Gue lihat suami lo In, lagi di restauran sama cewek. Gila mesra banget. Pake pegangan tangan. Ini fotonya.

Inka meremas hp nya secara kasar

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Inka meremas hp nya secara kasar. Emosinya meluap saat melihat foto Bara dan perempuan lain sedang makan berdua. Dia memejamkan mata dan menghela nafas dengan berat.

"Baiklah aku setuju dengan saranmu. Uang itu aku simpan, untuk memesan kamar untuk kita berdua!"

"Apa? Semudah itu mbak berubah pikiran. Mbak tidak bercanda kan?"

"Aku serius. Meskipun hubungan ini didasari oleh suatu kebutuhan. Aku harap semua sesuai dengan rencana", kata Inka mencoba tegas dan mengintimidasi.

"Mbak tenang saja. Aku akan merahasiakan semuanya. Bagiku ini adalah kegiatan yang aku inginkan. Sesuatu yang baru. Sesuatu yang ingin aku rasakan tanpa harus merusak masa depan orang yang aku cintai", kata Aldo sambil memandang lawan bicaranya.

"Begitu rupanya, hmm, sungguh miris", kata Inka sambil tersenyum masam.

"Kapan kita akan memulainya? Aku sudah tidak sabar"

"Terserah padamu saja. Time is your"

"Baiklah, aku akan memghubungimu minggu depan mbak. Persiapkan dirimu mbak, buat aku merasakan pengalaman pertama yang menakjubkan. Bercinta dengan nikmat, dan dipenuhi desahan yang aku inginkan. Cup, sampai jumpa minggu depan", kata Aldo sambil mengecup pipi Inka.

Inka hanya diam seribu bahasa. Tubuhnya kaku setelah menerima ciuman dari Aldo, laki laki yang baru kemarin dikenalnya.

"Hm, satu lagi. Jangan lupa pakai lingere dengan warna merah yang menggoda. Aku ingin semuanya berkesan", kata Aldo sambil tersenyum dan berjalan keluar dari cafe.

"Shit!, sial. Apa yang sudah aku lakukan. Bodoh, bodoh, bodoh", maki Inka pelan.

 He's Your SonNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ