18

7K 281 2
                                    

Aldo memacu mobilnya seperti orang kesetanan, ia tidak terima kalau Inka tetap berakhir dengan Bara. Brakkkk, Aldo membanting pintu mobil dengan begitu keras. Aldo masuk ke dalam rumah, dan melempar jasnya sembarangan.

"Hei, kenapa sayang? Ada apa? Apa yang terjadi?"

"Aldo kalah bun, Aldo kalah. Aldo tidak bisa merebutnya"

"Tenangkan pikiranmu sayang, ayo cerita kepada bunda"

"Tidak bun, biar Aldo yang menanggung kesakitan ini seorang diri", kata Aldo berjalan menuju ke kamarnya.

@@@@

Seminggu setelah kejadian tersebut, Aldo masih mengurung diri di dalam kamarnya. Aldo tidak berniat untuk turun, bahkan untuk menemui Diana yang datang menjenguknya. Besok Aldo akan pergi ke Yogyakarta untuk meneruskan pendidikannya, Ia akan mengambil jurusan kedokteran sesuai cita cita yang ingin diraihnya.

Tok tok tok....

"Sayang, boleh bunda masuk?"

Aldo berjalan ke arah pintu dan membukanya.

"Ada apa bun?"

"Ada rahasia besar yang akan bunda ceritakan. Tapi kamu harus berjanji. Apapun yang akan kamu dengar dan ketahui. Tidak akan merubah keberangkatanmu besok ke Yogyakarta. Bagaimana?"

"Apalagi Bun, semuanya sudah tidak penting lagi bun. Hidup aku sudah hancur, sehancur hancurnya. Aldo ingin menata ulang hidup. Apapun yang akan terjadi, besok aku akan tetap berangkat"

"Baiklah, bunda peraya padamu sayang. Ini, bacalah kalau kamu sudah tenang"

"Aldo melihat surat itu, itu surat dari Inka. Aldo tak ingin mengingat apapun yang berhubungan dengan Inka. Aldo meletakkan surat itu di laci meja dan menguncinya. Kuncinya Aldo lempar ke luar dari jendela kamarnya.

"Biarlah semua menjadi kenangan. Semuanya menjadi masalalu yang harus aku simpan rapat di dalam sini", kata Aldo pada diri sendiri.

Ditempat lain

"Kenapa tante memanggil saya kemari?"

"Tante tahu semuanya, semua hubungan antara kamu dan anak tante"

"Maksud tante?"

"Terus terang tante kecewa pada kalian berdua. Tapi tante tidak bisa berbuat apa apa."

"Apa tante akan membenciku?"

"Tidak Inka, tante tidak membencimu. Tante hanya merasa Tante telah gagal mendidik Aldo"

"Maafkan saya tante"

"Tidak, jangan meminta maaf. Tante paham, akan keadaanmu. Hm, bagaimana kabar cucuku?"

"Kabarnya baik tante, dia sudah sehat tidak selemah minggu lalu", kata Inka mengusap perutnya dengan pelan.

"Besok Aldo akan berangkat ke Yogyakarta untuk meneruskan pendidikannya. Maukah kamu tinggal bersama kami?"

"Tapi, tante sendiri kalau saya sudah menikah"

"Tante sudah tahu, kalau Bara telah menalakmu, karena Bara sudah tahu kalau bayi yang kamu kandung bukan anaknya"

"Bagaimana tante bisa tahu?"

"Tante tahu dari suami tante, karena Bara mengajukan untuk mutasi ke perusahaan yang lagi bermasalah di Bali"

"Kalau Inka pindah, apakah pak Albert mau menerima kehadiran saya?"

"Suami tante belum tahu, kalau bayi yang kamu kandung adalah cucunya. Tenang saja, serahkan semuanya kepada tante"

"Kenapa tante tetap baik kepada saya?"

"Karena saya ingin menjaga orang yang begitu dicintai dan dikasihi oleh anak saya"

"Terima kasih tante, saya pamit dulu kalau begitu"

"Tunggu, pakailah hp baru ini. Tolong biarkan Aldo fokus dengan kuliahnya, dan tolong jangan hubungi dia dulu. Kalau tidak keberatan, boleh tante minta hp lama mu?"

"Tentu saja tante, Inka juga ingin Aldo sukses dan berhasil meraih cita citanya"

 He's Your SonWhere stories live. Discover now