25.

6.1K 247 3
                                    

Semua orang sedang berkumpul diruang inap Aldo. Ayah, bunda, Inka, Diana, dan kedua orang tua Diana.

"Selamat malam, karena kondisi pasien sudah berangsur membaik, besok pagi pasien boleh pulang", kata Dokter sambil melihat laporan pemeriksaan Aldo.

"Alhamdulilah, terima kasih dok", kata Bunda.

"Sama sama, saya permisi dulu kalau begitu", pamit dokter.

"Iya dok, terima kasih", kata Ayah.

"Ayah, bunda, mama, papa, dan kakak Ipar bisa pulang. Biar Diana yang menjaga Aldo. Mengingat kami baru saja menikah, jadi kamu perlu sedikit privasi", kata Diana tersipu malu.

"Bilang saja mau godain Aldo, bilang saja mau ngajak Aldo malam pertama", batin Inka.

"Kamu benar Diana, kami akan pulang. Mari ayah, bunda kita pulang saja. Besok pagi kita kembali lagi", kata Inka sambil tersenyum paksa.

"Baiklah, kami pulang dulu ya nak", kata ayah.

"Kami juga pulang dulu, semoga cepat sembuh", kata orang tua Diana.

Semua orang beriringan keluar dari kamar inap Aldo. Diana merasa senang telah menang selangkah dari Inka.

"Mas, sekarang kan malam pertama kita. Apakah mas akan menyentuhku?", kata Diana malu malu.

"Tidak Diana, kamu sedang hamil. Aku tidak ingin menyakiti kalian", kata Aldo sambil tidur memunggungi Diana.

"Tapi mas, kita kan baru saja menikah. Masak kamu tidak...", kukuh Diana.

"Bukankan kamu sendiri yang bilang kalau kamu baru baru ini hamilnya. Biasanya usia kandunganmu masih rentan. Seharusnya kamu tahu itu. Atau jangan jangan kamu berbohong?", kata Aldo menyipitkan mata.

Skak mat
"Ya kamu benar, baiklah lebih baik kita istirahat saja", kata Diana menahan marah.

Keesokan harinya

"Bagaimana semalam Al, apakah menyenangkan?", goda bunda.

"Kami tidak melakukan apa apa bun, kondisiku tidak memungkinkan. Sudahlah bun, jangan menggodaku", kata Aldo marah.

Inka yang mendengar percakapan antara Aldo dan bunda, merasa lega.

"Hm, mbak bisa bantu aku berdiri?", tanya Aldo pada Inka.

"Tentu saja. Ayo", jawab Inka sambil memapah tubuh Aldo.

Deg
Jantung Aldo berdetak begitu kencang, saat tubuh mereka menempel satu sama lain. Dengan jarak sedekat ini, Aldo dapat mencium bau tubuh wanita disampingnya.

"Gak tahu kenapa, aku menyukai wangi tubuhmu mbak, begitu memabukkan", bisik Aldo ditelinga Inka.

"Benarkah, terima kasih", kata Inka tersipu malu.

Diana yang melihat kedekatan antara Aldo dan Inka segera mengambil kursi roda dan membawa kursi tersebut ke arah Aldo.

"Mas masih lemah, lebih baik mas pakai kursi roda saja. Bagaimana?", tanya Diana berharap.

"Tapi aku malu kalau pakai kursi roda itu. Aku tidak mau terlihat lemah dan tidak berdaya", tolak Aldo.

"Aww,sakit bun. Kenapa bunda malah menjewer kupingku?"

"Bunda gemas, sudah tahu keadaanmu lemah. Masih saja sok sok_an berlaga kuat. Sudah pakai saja kursi rodanya!", kata bunda tegas.

"Tapi bund", rengek Aldo.

"Sekarang! Atau kamu kami tinggal saja disini", kata Bunda mengancam.

"Ok, bunda menang", kata Aldo sambil berusaha duduk di kursi laknat itu.

"Sini, aku bantu", ucap Inka.

"Eh, gak usah kakak Ipar. Biar aku saja. Aku kan Istrinya", kata Diana mantap.

"Hm begitu, baiklah. Aku bantu bunda saja membawa barang barang kalian"

$$$$$

Mereka membutuhkan waktu selama 20 menit untuk sampai di kediaman keluarga Aldo. Saat mereka keluar dari mobil, semua anggota keluarga menyambut Aldo dengan bahagia.

"Om dokter gimana kabarnya? Fajar kangen Om dokter"

Aldo mengernyit bingung, seakan bertanya siapa anak kecil yang berada di depannya. Inka yang menyadari hal itu, langsung menggendong Fajar dan berkata.

"Om dokternya masih sakit sayang. Fajar main sama bibi Dulu ya", kata Inka mencium pipi anaknya.

"Ya bun", jawab Fajar setelah turun dari gendongan ibunya.

"Ayo bunda antar ke kamarmu nak, bunda takut kamu lupa posisi kamarmu"

"Tidak bun, entah kenapa Aldo merasa kamar itu memiliki banyak kenangan. Lebih baik Aldo tidur di kamar tamu saja", kata Aldo sambil meringis memegang kepalanya.

"Kamar itu menyimpan kenangan kita berdua Aldo", gumam Inka sambil menggigit bibirnya.

"Ayo ke kamar tamu, Diana tolong bantu suami mu ya", bunda masih ada urusan yang lain",

" ya bunda", kata Diana.

Inka menatap nanar saat pintu kamar tamu tertutup dengan begitu rapat. Inka bertanya tanya, apakah mereka akan melakukan hubungan suami istri. Apakah mereka akan semakin dekat setelah hari ini. Apakah Inka akan semakin jauh dari Aldo.

Bunda yang menyadari kalau Inka sedang melamun, segera menepuk bahu Inka dan tersenyum menenangkan.

"Semuanya akan baik baik saja anakku. Percaya pada bunda"

"

 He's Your SonWhere stories live. Discover now