27.

6.8K 277 6
                                    

Waktu menunjukkan pukul 02. 15 dini hari. Inka yang tiba tiba ingin pipis, merasa ada yang janggal dengan keadaan tubuhnya. Berat dan pengap, badannya seperti tertimpa benda yang sangat berat. Apa Inka sedang membawa ribuan karung beras? Atau Inka sekarang tertimpa tangga?. Inka menggeleng, Ia sadar betul kalau sebelum tidur Inka memasuki kamar yang benar.

Nafas hangat seseorang yang menggelitik telinganya menambah rasa penasaran dan alarm peringatan langsung membuat mata Inka melotot penuh dan menyadari bahwa ada seseorang yang berada di atasnya. Ya benar, Aldo lah yang kini berada di atas tubuhnya.

Inka mencoba melepaskan diri dengan bergerak agar tubuhnya sedikit bergeser. Tanpa harus membangunkan orang yang berada di atasnya.

"Engh...Diamlah mbak, semakin banyak mbak bergerak, semakin cepat juniorku bangun", kata Aldo mengerang parau.

Inka tidak mengindahkan ucapan Aldo. Inka semakin cepat menggeser tubuhnya agar mengurangi rasa pegalnya.

"Kau sungguh nakal mbak, kau sengaja menggodaku?", baiklah aku rasa olahraga di pagi hari bisa membantu kita agar menjadi lebih sehat lagi", kata Aldo terkekeh geli.

Mendengar kalimat fulgar tersebut, sekelebat ingatan percintaan panas mereka segera melintas di pikiran dan penglihatan Inka. Inka tersenyum dan pipinya memanas. Harus Inka akui, ada rasa senang tersendiri, bahwa Aldo memilih menghabiskan malam dengan dirinya, orang yang hilang dalam memorinya. Daripada istrinya sendiri.

Pletak,
Awww
"Kenapa kau menjitak kepalaku mbak?",kata Aldo bangun dari posisi tidurnya.

"Pikiranmu selalu mesum, dari dulu sampai sekarang. Itu hukuman yang selalu aku berikan", kata Inka sambil meregangkan badannya.

"Kau yang memulainya mbak, dan kau pintar sekali merusak momen keromantisan yang susah susah aku buat", kata Aldo merengut sambil mengusap kepalanya.

"Hahaha, keromantisan. Yang benar saja. Yang ada kamu tuh harus di rukiyah biar sadar", kata Inka berkacak pinggang.

"Tunggu, aku merasa bingung. Kenapa mbak bilang kebiasaanku selalu mesum dari dulu? Bukankah kita baru beberapa hari ini yang kenal. Bukankah mbak...?"

Inka segera memeluk Aldo, Inka tidak ingin mendengar perkataan Aldo tentang semua hal yang telah terjadi.

"Lupakan apa yang pernah kamu dengar, suatu saat nanti kamu akan ingat dengan sendirinya", kata Inka sambil berusaha menahan tangisnya.

"Hm, baiklah mbak.", kata Aldo tersenyum sambil meremas pantat Inka.

Pletak
Awww
"Kau menjitakku lagi mbak, bisa bisa aku gegar otak kalau mbak menganiayaku seperti ini", sungut Aldo.

Inka hanya tersenyum dan segera melepas pelukannya. Inka segera turun dari kasur dan memunguti pakaiannya san pakaian Aldo.

"Ini cepat ambil dan cepatkan bersihkan badanmu. Setelah itu kembalilah ke kamarmu, sebelum Diana bangun dan mencarimu", kata Inka sesak.

"Hm, tapi aku ingin tidur disini mbak. Berada di kamar ini dan bersama mbak, adalah hal yang aku inginkan", gumam Aldo sambil meraih pakaiannya dan menuju ke kamar mandi.

Ke esokan paginya

"Bangun, kenapa tidur disini nak?", tanya bunda menggoyangkan tubuh anaknya

"Panas sekali di kamar Bun, Aldo keluar untuk mencari angin. Dan ya,  seperti yang bunda lihat tadi. Aldo lupa kembali ke kamar dan ketiduran disini", kata Aldo bangun sambil mengucek matanya.

"Benarkah, tapi bunda merasa kalau anak bunda lagi berbohong", kata Bunda tersenyum jahil saat meliha Inka keluar dari kamarnya dengan memakai kemeja panjang tertutup dan dengan rambut yang basah.

"Hehehe, bunda tahu saja. Aldo kembali ke kamar dulu ya", pamit Aldo pada ibunya

Selepas kepergian Aldo, bunda segera menyusul Inka ke dapur.

"Ehem, sudah berapa ronde nak?", goda bunda.

Yang di goda bunda hanya diam, dan tersenyum malu.

"Jangan bilang begadang. Apa kalian memakai pengaman? Kalau tidak, berarti aku akan mendapatkan cucu lagi dalam waktu dekat", goda bunda lagi.

"Maaf bunda kalau Inka telah berbuat dosa. Ini terakhir kalinya Inka berbuat salah lagi. Bun, tolong rahasiakan ini dari Ayah ya. Inka takut kalau ayah tahu".

"Tenang saja, serahkan semuanya pada bunda. Lebih baik kalian secepatnya menikah. Bunda tidak ingin anak kalian lahir, sebelum kalian resmi menjadi suami istri"

"Inka tidak akan hamil bun, semalam masa tidak subur Inka"

"Ya ya ya, bunda percaya. Ohya, Bunda ada urusan  dengan Diana. Jadi bisakah panggilkan Diana ke kamar Bunda"

"Baik bun"

 He's Your Sonحيث تعيش القصص. اكتشف الآن