12 》Senja Punya Cerita

602 57 5
                                    

♡♡♡

Pergerakan mobil yang ditumpangi Hansol memelesat dengan kecepatan tinggi

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Pergerakan mobil yang ditumpangi Hansol memelesat dengan kecepatan tinggi. Angin sepoi daerah perbukitan seketika menyapa dan memorakporandakan rambut Dahyun yang telah ia atur sedemikian rupa.

Tetapi gadis yang mendapat julukan 'kulit seputih tahu' itu justru merasa bahagia. Kepalanya ia sembulkan melalui jendela sehingga angin semakin mendekap tubuhnya erat. Tidak peduli dengan penampilannya yang berubah berantakan.

Melihat kebahagiaan Dahyun, Hansol pun mengulas senyum tipis. Sarat matanya tampak berbinar meski tertutupi oleh kacamata hitam.

Saat ini Hansol dan Dahyun dalam perjalanan menuju pantai. Sebagai bentuk apresiasi sebelum pernikahan mereka diselenggarakan.

Tinggal dua minggu sisa waktu mereka, guna menggalang hubungan sebagai sepasang kekasih. Sebab tak lama lagi predikat itu akan diganti dengan pasangan suami istri.

Jalan raya perbukitan sangat sepi. Sehingga mobil yang dikendarai Hansol bisa dengan bebas berkendara tanpa perlu sungkan. Aroma laut yang tercium semakin membangkitkan rasa semangat keduanya.

"Bahagia banget ya?" tanya Hansol, sekadar menyalurkan kehangatan.

Dahyun menarik kepala dan tangannya kembali, sehingga tubuhnya sepenuhnya berada di dalam mobil. Gadis itu mengangguk mantap. "Banget!" pekiknya semringah.

Hansol terkekeh.

"Hmm, aku mau nanya dong," ujar Dahyun.

"Iya, tanya aja."

Dahyun tampak memikirkan kalimatnya sebelum menguraikannya melalui suara. "Kalau udah nikah, kamu pengen punya anak berapa?" tanyanya dengan tampang malu-malu.

Hansol melepas kacamata yang ia pakai. Tatapannya masih setia pada jalanan. "Terserah mamanya aja," jawab Hansol bermaksud menggoda Dahyun.

"Kalau aku sih, dapat satu aja udah bersyukur."

Hansol menjetikkan jari. "Iya, jalani aja dulu."

"By the way, aku nggak mau dipanggil Mama."

"Terus? Mau dipanggil siapa?"

"Mamsky aja," sahut Dahyun seraya memasang puppy eyes. Sementara Hansol hanya geleng-geleng kepala, ternyata Dahyun memang tidak jauh dari kata 'aneh'.

"Terserah kamu aja."

Mata Dahyun berbinar. Membayangkan rumah tangganya nanti akan seperti apa. "Kalau kamu mau dipanggil siapa?"

"Ayah aja," singkat Hansol.

Dahyun manggut-manggut. "Cie, Ayah cie!" godanya seraya memicingkan mata.

Hansol terkekeh pelan. "Menjadi ayah merupakan keinginan setiap laki-laki."

"Menjadi mamsky juga merupakan keinginan setiap perempuan," timpal Dahyun dengan percaya diri.

"Semoga kita bisa sesegera mungkin menjadi orang tua ketika sudah menikah nanti."

🎈🎈🎈

Senja menggoreskan jingga pada garis cakrawala. Sehingga menghasilkan gradasi unik ketika dilihat dari tepi pantai.

Dahyun dan Hansol tengah duduk berdua di hamparan pasir putih seraya memandang panorama yang membuat mereka takjub dalam sekali tatap.

Setelah puas bermain air di tepi pantai dan membeli jajanan, mereka berdua lantas memilih menyaksikan senja. Bahkan, Hansol mengabadikan momen itu melalui jepretan dslr.

Sebagai fotografer yang ingin terus berkembang, Hansol tidak menyia-nyiakan objek apik itu. Entah sudah berapa banyak foto Dahyun yang sudah ia abadikan.

"Ayo foto berdua!" ajak Dahyun. Ia lalu bangkit dari duduknya guna meminta bantuan pengunjung yang lain untuk mengambil gambar dirinya dan Hansol.

Ia pun menghentikan langkah seseorang. "Bang, boleh minta tolong?"

Orang yang mulanya memunggungi Dahyun itu berbalik badan. Seketika itu pula wajah tak asing menyapu pupil mata Dahyun.

"Lah, lo ngapain di sini?" tanya Dahyun.

"Ya main lah, emang pantai tempat apa? Konser? Pakai ditanya lagi," ujar pemuda itu sewot.

"Ih, biasa aja kali! Sama siapa lo kesini?" tanya Dahyun.

"Bukan urusan lo!"

Dahyun berdecak sebal. Jika saja pemuda di hadapannya ini bukan sahabat Hansol, mungkin sudah ia jitak kepalanya sampai benjol. "Santuy kali."

"Lo mau minta tolong apa?"

"Fotoin gue sama Hansol."

Seungkwan meringis. "Mana Hansol?"

Dahyun menunjuk Hansol yang masih setia duduk di bibir pantai dengan dagunya. "Tuh, disana."

"Yaudah, kuy."

Dahyun dan Seungkwan pun mendekati Hansol.

"WOI, BRO!" teriak Seungkwan tak tanggung-tanggung sampai Hansol terjengkat kaget.

"Anjir, sans-Lah? Seungkwan?" Hansol tampak tak percaya ketika bertemu dengan Seungkwan tanpa sengaja.

Hansol dan Seungkwan seketika berjabat tangan dan saling berpelukan. "Masih sama nenek lampir aja lo, Sol."

Mendengar dirinya diejek, Dahyun tidak tinggal diam. Ia menjambak rambut Seungkwan sampai pemuda itu mengaduh kesakitan.

"Rasain lo, siapa suruh panggil gue nenek lampir?!"

"Ampun-ampun!" mohon Seungkwan. Upayanya menjauhkan diri dari Dahyun tidak berhasil karena yang ada kepalanya semakin sakit.

Hansol melerai keduanya, barulah Dahyun melepaskan cengkeramannya dari rambut Seungkwan. "Jangan kekanakan lah, Hyun," komentarnya. "Lo juga, jangan ngatain calon istri gue sembarangan."

"Seungkwan!" Di tengah pertengkaran mereka, seseorang datang seraya menenteng satu buah kelapa muda.

Dahyun dan Hansol ternganga dibuatnya.

"Kak Jihyo?!"

-Serenity-

♡8 Juli 2020♡

Jangan lupa follow ig author>.<
@fitrialjazera
Hehe:)
Next? Mau siapa?
Request ajaaa:v
Sampai jumpa di hari sabtu.
Luv❤

[STS#2] Serenity ✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon