29 》Soneta

451 43 5
                                    

♡♡♡

[Kondisi Kamar 2.1]

"Chae, makanan kesukaan lo apa?"

Chaeyoung tengah mematut diri di depan cermin ketika Momo melontarkan pertanyaan tentang makanan kesukaan. Mulanya gadis itu bingung, namun ia memilih tidak ambil pusing. "Lolipop."

Momo beralih duduk di tepi ranjang. Tatapannya masih terpaku pada gelagat Chaeyoung. "Kalau warna kesukaan?" tanya Momo lagi.

"Hitam dan putih," jawab Chaeyoung sembari memasang anting di telinga kanan. "Emangnya kenapa, Kak?"

"Enggak apa-apa sih, tanya aja." Momo ingin menanyakan satu pertanyaan lagi, tapi entah mengapa lidahnya membeku. "Hmm, Chae?"

Lama-lama Chaeyoung jadi penasaran dengan tingkah Momo. Aneh, tidak seperti biasanya. Seolah ada sesuatu yang hendak kakaknya itu sampaikan, namun Chaeyoung tidak bisa menebaknya. "Iya? Ada yang mau Kak Momo omongin ke aku?"

Chaeyoung melangkah mendekati Momo usai penampilannya sempurna. "Ngomong aja, Kak. Nggak apa-apa."

Kekhawatiran Momo menepi. "Gue mau nanya sesuatu, boleh? Tapi privasi, sih."

"Tanya aja."

"Sekarang, ada cowok yang mengisi hati lo?"

Tidak butuh waktu lama, Chaeyoung mengangguk. "Iya, orangnya masih sama kok seperti yang pernah gue curhatin dulu."

"Dia ada di sini?"

"Iya. Emangnya mantan personel Seventeen ada yang nggak hadir?"

Menyadari kebodohannya, Momo menyengir lebar. "Oh iya deng!"

"Emangnya kenapa? Kok tanya gitu?" tanya Chaeyoung lagi.

"Kalau boleh tahu, siapa cowok itu?"

Chaeyoung membungkam. Tidak bisa berkata-kata. Pertanyaan dari Momo menghunus perasaannya dalam. Tidak mungkin ia membeberkan rahasia yang sudah lama mati-matian ia pendam sendiri.

"Maaf, Kak. Gue nggak bisa kasih tahu," balasnya murung sembari menyatukan jemari guna menyalurkan perasaan bersalah.

Momo mengerti. Ia mengangguk, lalu menepuk pundak Chaeyoung. "Ya udah, nggak apa-apa kalau masih mau lo pendam. Tapi, kalau ada sesuatu terjadi, lo jangan sungkan cerita ke gue ya."

Senyum Chaeyoung terbit, gadis itu melayangkan jempol kanan sembari mengangguk mengiyakan. "Pasti."

🎈🎈🎈

[Kondisi Kamar 1.2]

Jeonghan merutuki diri sendiri karena air matanya tumpah di depan wanita yang sangat ia cintai. Tidak hanya itu, seluruh penghuni rumah pun dapat dengan jelas melihat bulir kristal yang menjelajah pelupuknya. Benar-benar memalukan.

Selama beberapa jam, Jeonghan terdiam di pojok kamar. Membaca buku yang ia bawa dari rumah guna mengalihkan emosi yang berkecamuk.

Lalu, Jihoon datang dan duduk di samping Jeonghan.

"Gue tahu, lo tulus sama Jeongyeon," cetusnya tiba-tiba yang lantas membuyarkan segala fokus Jeonghan pada buku bacaan.

Sejujurnya Jeonghan tidak ingin membahas perihal kejadian semalam lagi, namun entah mengapa hatinya tergerak ketika Jihoon datang dan bersuara. Hanya Jihoon yang mengerti bagaimana perasaannya hancur ketika harapannya lebur.

"Nggak mungkin lo rela buang air mata, kalau lo nggak beneran sayang sama Jeongyeon," tambah Jihoon lagi.

"Gue udah nggak ada harapan, Hoon," pekau Jeonghan dengan ekspresi memelas.

[STS#2] Serenity ✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora