10 》Mendekapmu

626 63 16
                                    

♡♡♡

Tzuyu berlari menjauh dari Kafe Serenity, tidak peduli dengan tubuhnya yang basah kuyup karena rintik hujan. Langkahnya terus memacu pada jalanan beraspal, diikuti oleh jatuhnya air mata yang tersamarkan hujan.

Dada Tzuyu merasa sesak. Seolah tali tambang mengikatnya erat. Perasaannya berada di ambang, antara pergi atau tetap tinggal.

Ada masing-masing resiko yang harus ia hadapi ketika memilih salah satunya. Namun yang mampu ia lakukan hanyalah mengayunkan langkah guna menjauh sejauh mungkin.

Tzuyu terus berlari hingga lelah menyergap sekujur tubuh. Dingin yang menusuk mau tak mau membuatnya mengurungkan langkah.

Tzuyu terhenti di jembatan sepi. Terduduk sendiri tanpa memberontak meski hujan menghantamnya deras.

"Kenapa aku harus dipertemukan lagi dengannya?" gumam Tzuyu entah pada siapa, isaknya tak bisa lagi ia sembunyikan.

Tzuyu bukannya tidak ingin bertemu dengan Mingyu. Hanya saja ia tak mampu menghadapi fakta yang terjadi sekarang. Pada kenyataannya, Tzuyu pernah membuat Mingyu merasa tersakiti.

Tzuyu merasa bersalah. Mungkin telah ada berton-ton godam yang menjadi beban selama ia memendam perasaan bersalahnya terus-menerus. Wanita itu menyesal sekaligus ketakutan.

Dalam sepi yang ramai, tubuh Tzuyu mendadak terjengkat ke depan, lalu lengan kekar melingkar pada tubuhnya. Sontak saja ia menegang. Detak nadinya melaju cepat detik itu juga.

"Tzuyu," panggil seseorang yang sangat Tzuyu kenal.

Tzuyu memejamkan mata. Menikmati setiap detik ketika Mingyu memeluknya dari belakang. Ia tahu betul suara yang baru saja terdengar, tidak mungkin ia melupakannya dan janji mereka.

Semakin erat Mingyu mendekap, semakin deras tangis Tzuyu menderap. Wanita itu tidak bisa berkutik barang satu senti.

"Kamu kemana aja selama ini?" tanya Mingyu seraya menyandarkan kepalanya pada punggung Tzuyu.

Tidak ada balasan.

"Aku kangen," imbuh Mingyu.

Lagi-lagi Tzuyu hanya bungkam.

"Tzuyu, kamu nggak ngelupain aku kan?"

Air mata Tzuyu menetes satu demi satu. Hatinya tersentil namun efeknya sangat terasa.

"Untuk sementara, aku mau ngelupain bahwa kamu udah menjadi milik pemuda lain. Biarkan posisi seperti ini sebentar saja."

Tzuyu membeku. "Aku belum dimiliki siapa pun."

Penuturan Tzuyu lantas membuat Mingyu tersentak. "Kamu?"

Tzuyu menggeleng. "Aku belum tunangan dan nggak pernah punya rencana buat tunangan."

Kini Mingyu yang matanya mulai memanas.

"Maaf, aku bohong," lirih Tzuyu lalu terisak.

Pelukan Mingyu semakin erat. "Kenapa kamu bohong?"

Tzuyu memilih bungkam. Belum saatnya Mingyu tahu apa alasan Tzuyu berbohong.

"Kenapa?" ulang Mingyu.

"Belum saatnya kamu tahu," singkat Tzuyu. "Lepasin, aku harus pergi."

Sekuat tenaga Tzuyu mencoba keluar dari jangkauan Mingyu. Namun kekuatannya kalah besar dibanding pemuda itu.

"Aku nggak akan ngebiarin kamu pergi lagi."

"Kak Mingyu, apa yang telah terjadi antara kita itu merupakan masa lalu."

Nada bicara Tzuyu melirih. Dirinya sedang melawan gejolak dahsyat yang bergemuruh di dada.

"Apa bedanya sekarang, masa lalu, atau masa depan kalau perasaan aku ke kamu masih sama aja?"

"Apa bedanya sekarang, masa lalu, atau masa depan kalau perasaan aku ke kamu masih sama aja?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-Serenity-

♡4 Juli 2020♡

Mintzuuuu makin gemesss😭
Gimana menurut kalian guys?

Jg lupa tinggalkan jejak dan komen sebanyak-banyaknyaaa.
Sampai jumpa di hari Rabu.
Ily❤

[STS#2] Serenity ✔Where stories live. Discover now