35. Marahan

10.5K 692 29
                                    

Kanaya meminta Alan tidak memproses semuanya. Ia juga ingin agar Alan tidak membahas ini ke anak-anak kelas.

Tak lupa, Kanaya meminta teman-temannya tidak membahas apa pun yang terjadi meski Kanaya sudah menceritakan semuanya sebagaimana perjanjiannya dengan Tita dan Elma.

Hari ini adalah hari kepulangan mereka. Kanaya sudah tidak sabar untuk bertemu Orion. Lebih tepatnya, meminta maaf pada pria itu.

Hingga detik ini Orion tidak membalas chattnya bahkan mengabaikan surel yang ia kirimkan.

Entah ada angin apa Lolita meminta untuk ikut dengan rombongan Kanaya, awalnya Tita dan Elma menentang keras namun Kanaya malah mempersilahkan.

Mobil sudah keluar dari area Villa. Kanaya tersenyum senang menatap indahnya pemandangan.

"Kanaya,"panggil Lolita. Kanaya yang duduk di sebelahnya menoleh.

"Maafin gue,"cicit Lolita.

Dritttttt

Mendadak Togar mengerem. Ia shock bukan main mendengar penuturan Lolita. Ada setan apa ini?

"Anjir lu Gar! Lu bawa nyawa delapan di sini!"ketus Asep.

"Kita bukan kucing yang punya nyawa sepuluh!"jitak Fajar.

"Tujuh bego,"ketus Asep.

"Shock gue bangsat!"

Togar melanjutkan mobilnya "Butuh ruang buat ngobrol gak Ay?"tanya Togar.

"Gak perlu Gar. Gue pengen buru-buru nyampe. You know lah."

Togar paham, sangat paham sahabatnya itu sudah sangat gelisah sejak Orion marah padanya. Lolita mengingit bibirnya, Kanaya belum menjawab pernyataannya.

"Hmm, Lol. Lupain yang dulu-dulu,yuk. Kita buka lembaran baru,"tawa Kanaya. Lolita tercengang. Bukan hanya dia, Tita dan semua yang ada di sana melongo mendengar itu.

"Lu masih waras? Lu hampir mati bego!"ketus Tita.

"Bukan Lolita yang dorong gue, kan udah gue jelasin Ta."

"Ya dia kalau manusia bakal nolong elu, bukan malah kabur sama si iblis Bilqis."

"Lolita cuma shock di situ, gue bisa liat."

Lolita menunduk, dari mana terbuat hati Kanaya? Baik sekali pikirnya.

"Terus kejadian waktu di toilet, lu mau bilang apa lagi?"ketus Fajar tidak terima.

"Kejadian dia permaluin lu di pantai apa lagi?"ucap Elma.

"Bahkan lu tau yang nyebar foto itu juga Lolita kan?"kejar Asep.

"Itu karna Lolita salah paham terlalu dalam sama gue,"ujar Kanaya.

"Gak tau lagi deh gue sama jalan pikir lu Ah!"ketus Tita.

"Ta, ayolah. Gue aja bisa maafin dia. Lolita enggak sejahat itu. Dia cuma di bawah pengaruh ambisius dia."

"Nay,"lirih Lolita.

"Hari ini kita berteman ya Lol. Lupain semuanya. Gue udah maafin lu."

"Makasih Nay,"lirih Lolita. Ia memeluk Kanaya dan menangis di sana. Yang lain menjadi diam. Antara terharu dengan kebaikan Kanaya atau miris mendengar tangis Lolita.

***

Kanaya membawa koper kecil dan tas ranselnya. Jam sudah menunjukkan pukul setengah enam sore. Orion tidak menjawab panggilannya dan berakhir dengan Kanaya menaiki taksi.

Fell for My LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang