11. Curhat

15.9K 1K 18
                                    

Malam ini Orion menunggu Kanaya dibawah. Tidak boleh keluar dari mobil dan tidak boleh membuka kaca apalagi menghidupkan lampu. Itulah ancaman yang Kanaya bentangkan saat Orion ngotot ingin menjemputnya.

"Maaf pak lama,"ujar Kanaya menutup pintunya. Ia memakai seatbeal terburu-buru.

"Buruan pak!"

Orion menganguk lalu menghidupkan mobil dan berlalu pergi.

"Kita mau kemana pak?"

"Ke Bandung."

"Serius ih, bapak mah ngawur mulu."

"Saya gak pernah becanda perihal kamu."

Kanaya diam. Jika ia minta penjelasan lebih jelas, sudah pasti Orion tidak akan menjawabnya. Lebih baik diam. Pernyataan silent is gold itu ternyata benar adanya.

"Bapak beda ya kalau diluar kampus,"ujar Kanaya. Pandangannya menatap jalanan.

"Beda gimana?"

"Lebih manusiawi,"kekeh Kanaya.

"Maksud kamu saya gak manusiawi saat dikampus?"

"Janji dulu obrolan kita gak bakal disangkut pautin ke nilai,"ucap Kanaya. Orion terkekeh, Kanaya melongo.

"Bisa ketawa juga pak?"ledek Kanaya. Buru-buru Orion mengubah raut wajahnya.

Kanaya celinguk, mengapa mereka masuk tol?

"Ini beneran ke Bandung pak?"tanya Kanaya.

"Iya."

"Bapak nyulik saya ke Bandung? Wah, berani banget. Padahal hampir semua warga Bandung kenal saya loh pak. Bapak gak lupa kan kalau saya orang Bandung?"

"Kamu udah makan?"tanya Orion. Kenapa sih Orion tidak pernah nyambung dari apa yang sedang dibahas?

"Belum lah. Bapak sendiri?"

"Belum."

"Kenapa?"tanya Rion.

"Kenapa apanya?"bingung Kanaya.

"Kenapa belum makan?"

"Tadi pas mandi nyuruh Tita orderin go food, kelar-kelar mandi dia cuma order makanan buat diri dia sendiri, itu pun alamatnya ke kost,terus kabur dengan saldo OVO saya yang berkurang sekitar dua ratus ribu. Gak tau diri banget kan pak?"adu Kanaya.

"Nanti saya gantiin."

"Gak perlu, bang Leo baru kirim sejuta soalnya, saya masih jadi orang kaya kalau awal bulan pak,"kekeh Kanaya.

"Cerewet,"lirih Orion.

"Saya masih denger loh pak,"sindir Kanaya.

"Tanda telinga kamu masih berfungsi."

"Bapak kenapa ajak saya ke Bandung?"

"Mau ketemu camer."

Entah mengapa Kanaya tidak suka mendengarnya. Camer? Akan kah Orion segera menikah. Lalu apa artinya ini semua. Perhatian, sikap manis walau banyak menyebalkannya.

"Oh mau lamaran toh,"ujar Kanaya datar. Orion melirik Kanaya , lalu ia tersenyum samar.

"Nanti setelah dari Bandung mau langsung balik ke Jakarta pak?"tanya Kanaya.

"Enggak."

"Lah terus?"heran Kanaya.

"Bapak jangan macem-macem deh,"ancam Kanaya.

"Tergantung kamu jinak atau enggak."

"Pak Rion!!!!!"pekik Kanaya.

"Saya anter kamu kerumah. Besok saya ada seminar. Minggu kita balik ke Jakarta."

Fell for My LecturerWhere stories live. Discover now