5. Di rumah Orion

18K 1.1K 54
                                    

Kanaya melempar asal ponsel iPhone 6 hadiah kelulusan dari bang Leo. Udah sebulan kuliah namun tetap saja ia tidak bisa jatuh cinta dengan jurusan dan kampus yang sangat jauh dari dream list yang ia angan-angankan.

Udah sebulan juga mama dan papanya menanyakan kapan ia pulang ke Bandung, namun tugas kampus tidak ada habis-habisnya menyerbu isi kepalanya.
Tugas bagi anak kuliah itu ibarat jerawat. Hilang satu tumbuh seribu. Benar-benar melelahkan melakukan hal yang tidak dimulai dari hati.

Sebenarnya tugas bukan hal sulit bagi Kanaya, kenyataan bahwa ia pintar tidak bisa di sangkal. Namun hatinya tidak bisa benar-benar ia beri pada apa yang sedang ia jalani.

Sudah seminggu kelas Orion diganti oleh asdos. Entah kemana perginya dosen yang diagung-agungkan kaum hawa Halogram University. Sebenarnya ia tidak begitu peduli, malah bagus tidak masuk tapi nilainya masih digantung. Belum ada kabar perihal tugas tambahan untuk perbaikan nilai.

"Apa gue biarin aja kali ya?"

"Syukur-syukur dia lupa, malah keuntungan buat gue."

"Tapi kalo dia nyinyir dengan embel-embel harusnya mahasiswi yang ngejar dosen gimana?"

"Ish sialan. Dah lah chatt aja."

Kanaya mengambil tasnya, ia membuka dompet dan mencomot kartu nama yang Orion beri.

Kepada : Orion_mahendra@yahoo.com
CC/bc,Dari Kayana@yahoo.com
Pak? Ini saya Kanaya. Udah ada ide buat tugas tambahan belum?

Kanaya masih tidak habis pikir. Disaat semua orang sudah menikmati perkembangan zaman, Orion malah tetap terpaku pada chatt via surel! Untuk apa whatsApp ditemukan, untuk apa Line? We Chatt muncul di permukaan?

Dasar kolot!

Kanaya menggerutu, sudah lima belas menit tidak ada balasan dari Orion. Benar-benar menyebalkan. Baru saja Kanaya ingin menutup matanya, notif dari aplikasi Yahoo berbunyi.

Orion Mahendra : nanti saya kirim alamat rumah saya.

Loh!

Apa-apan ini?

Ngapain coba kerumahnya? Dahi Kanaya berkerut. Kanaya menekan box balas.

Kanaya : saya kan gak minta alamat rumah bapak. Saya nanya tugas tambahan pak !

Bodoh amat dikata tidak sopan. Lagi pula, ngapain berkunjung kerumah dosen? Bisa jadi bahan gunjingan.

Orion Mahendra : Sabtu jam 5 sore. Jl. Boulverad barat no 57, gerbang hitam.

Ih, sialan. Ditanya apa malah jawab apa.

Kanaya : bapak salah kirim ya?

Sialan memang si Orion. Sudah berjam-jam Kanaya tidak mendapatkan jawaban apa-apa. Ingin rasanya ia menghubungi Orion dan memaki-maki dosen tengilnya itu. Mau tidak mau, sabtu ia tidak bisa balik ke Bandung. Drama mama bakal marah sudah mulai terbayang-bayang.

***

Orion masih tidak menyangka bahwa Kanaya akan lebih dulu menghubunginya. Baguslah pikirnya. Ia tidak perlu bersusah-susah mencari topik pembahasan.

Lagipula, Orion rindu dengan wajah menyebalkan mahasiswinya itu.

"Senyum-senyum bae lo bang, mau nge date sama pacar ya?"kekeh Raina.

"Pacar pala lu!"

"Kasih tau bunda ah,"ledek Raina.

"Jangan buat abang bunuh diri deh Rain."

"Raina suka liat wajah kesal abang tau, apalagi pas ditanyai kapan nikah, hahahah kapan lagi kan liat ekspresi abang."

"Rain, bantu mbakmu dulu sana,"teriak Willy.

Fell for My LecturerWhere stories live. Discover now