"Terungkap"

1.5K 123 71
                                    

"Cepat atau lambat, kebenaran pasti terungkap, Allah sang pembuat skenario sudah menuliskan semuanya. Tentang apapun yang terjadi tak luput dari pantauan-Nya"

*****

"Nab, bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana kamu bisa hidup kembali?" tanya Dzaki mewakili Raka dan Mitha yang masih kaget melihat Nabilla.

Nabilla yang mendengar pertanyaan itu hanya diam. Dia seolah tidak ingin berbicara kepada Dzaki.

"Biar saya yang bercerita," jawab Nisa.

"Hari itu setelah pemakaman Nabilla, ada seseorang yang berkunjung. Dia seolah terkejut dengan kematian Nabilla. Dia berlari menuju makam Nabilla, lalu berlari entah ke mana dan kembali menghampiri makam Nabilla. Aku melihatnya membongkar makam Nabilla, tapi tak bisa menghentikannya, hingga dia mengangkat jenazah Nabilla. Aku menangis melihat putriku yang terbalut kain kafan putih yang berwarna sedikit kuning kecoklatan karena terkena tanah. Namun, seseorang itu meraih tanganku dan menempelkan di denyut nadi Nabilla yang ikatan kain kafannya telah dibuka oleh orang itu. Denyut nadi Nabilla masih terasa, aku dibantu orang itu membawanya ke rumah sakit, dan Nabilla masih hidup sekarang," sambung Nisa.

"Lalu makam yang selama ini aku kunjungi?" tanya Dzaki.

"Itu makam kosong," jawab Nabilla tegas.

"Agar tidak ada yang curiga, aku meminta bantuan orang untuk menutup kembali makam tersebut hingga Nabilla bisa sadar dan sembuh dari penyakitnya, Nabilla memintaku untuk tidak memberitahu siapapun tentang dia yang mengalami near-death experience atau biasa disebut dengan mati suri," jelas Nisa.

"Boleh saya berbicara berdua dengan Nabilla?" tanya Dzaki.

"Kalau Nabilla bersedia, silakan"

*****

"Nab,"

"Hmm"

"Aku minta maaf selama menjadi suamimu, aku bukanlah suami yang baik. Aku membiarkanmu dalam sakit hati, hingga sakit fisik."

"Sebenarnya aku tidak menemuimu agar kamu sadar dan aku berusaha mengikhlaskan semuanya, tapi lagi-lagi kau hadir dengan kasus baru lewat jalur hukum," ucap Nabilla.

Mendengar itu, Dzaki bungkam.

"Jika, sudah tidak ada yang ingin kamu bicarakan, kamu bisa keluar," usir Nabilla dengan cara halus.

*****

Melihat orang yang selama ini ia cintai dan rindukan kembali hadir, menepis semua kepahitan yang sempat terjadi karena kematian wanita itu, Dzaki bersyukur setidaknya wanita yang ia cintai masih bernafas. Ia masih bisa melihatnya meskipun dari kejauhan. Meskipun ia tak dapat memiliki cinta Nabilla lagi.

Dzaki kembali menjalani hari-harinya seperti biasa, bekerja di toko milik Raka dan Mitha. Tapi hari ini ada yang berbeda, Laila--gadis yang sangat mirip dengan Nabilla itu juga bekerja di sana. "Bagaimana mungkin orang telah berusaha mencuri perhiasan, menjadi penjaga toko?" batin Dzaki. Tapi ia sadar, ia tak pantas menanyakan hal itu, karena ia adalah seseorang yang tak mempunyai apa-apa, selain pekerjaan ini.

Melihat seseorang yang sangat mirip dengan gadis yang dicintainya, membuat Dzaki sangat merindukan Nabilla. Andai dia bisa memperbaiki semuanya. Andai ada cara agar Nabilla mau memaafkannya secara tulus.

*****

"Bun," Nabilla memanggil Nisa yang sedang memilih buah untuk dimasukkan ke keranjang.

"Iya, sayang. Ada apa?"

"Bunda mau ke mana?"

"Ke rumah Laila."

"Gadis itu?"

"Iya, Ibu mau menjenguk ibunya, dan menanyakan sesuatu. Kamu mau ikut?"

"Sesuatu apa, Bun?"

"Nanti kamu bisa dengar sendiri"

Nisa dan Nabilla pun menuju rumah Laila, sesampainya di sana, Laila memanfaatkan waktu istirahat kerjanya untuk menyuapi ibunya.

Kondisi ibu Laila mulai membaik setelah pengobatan yang terus dilakukan.

"Saya, izin kembali ke tempat kerja dulu," pamit Laila.

"Sebentar, tunggu dulu. Ada hal yang ingin saya tanyakan dengan ibumu, kamu juga harus mendengarnya. Nanti saya yang akan memintakan izin kepada Raka dan Mitha." Cegah Nisa.

"Baik, Bu."

"Apakah, ibu ingat dengan saya?" tanya Nisa.

"Tentu saja. Nyonya," jawab perempuan yang sudah renta itu.

"Boleh saya tahu alasan ibu pergi waktu itu?"

"Mungkin sudah saatnya saya menceritakan semuanya ya."

"Iya, Bu. Ceritakan semuanya tidak perlu ada yang ditutupi lagi," ucap Nisa.

"Seperti yang kamu tahu, aku ini seorang wanita yang tidak dapat seperti wanita lain. Sedangkan suamiku terus saja mendesakku. Akhirnya dimulailah semua kepura-puraan dan kebohongan yang kubuat. Aku mengatakan bahwa aku hamil, tetapi aku harus tetap bekerja agar tetap bugar dan mendapatkan uang untuk persalinan. Sebenarnya itu hanyalah sebuah alasan. Suamiku yang bekerja sebagai satpam pun mengizinkanku untuk bekerja. Karena gajinya tak akan cukup untuk lahiran nanti." Cerita perempuan paruh baya itu.

"Kebetulan saat itu, Nyonya sedang hamil. Aku memanfaatkan kondisi itu, dan ketika saat itu tiba, Nyonya melahirkan, aku yang membantu Nyonya melahirkan, karena dulunya aku adalah seorang bidan. Saat itu, tuan sedang tidak ada di rumah, aku memandikan bayi yang Nyonya lahirkan, lalu pergi dari rumah Nyonya."

"Kenapa anda pergi saat itu?" Tanya Nisa.

"Aku pergi bukan tanpa alasan, aku membawa salah satu bayi, Nyonya."

Semua orang kaget, termasuk Nisa yang sudah menduga semuanya.

"Jadi, saya melahirkan bayi kembar?"

"Iya, Nabilla dan Laila adalah putri-putri Nyonya."

"Ibu pasti bohong, aku pasti anak kandung ibu, ya kan, Bu?" Ucap Laila setelah mendengar semua yang ibunya katakan.

"Laila, Ibu sudah tua, ibu sudah cukup menyembunyikan semua ini dari kamu. Mungkin inilah waktu yang tepat, maaf, Nak, ibu bukan ibu kandung kamu," ucap wanita itu.

"Boleh aku memelukmu?" Tanya Nisa hati-hati kepada Laila.

Tanpa menjawab pertanyaan dari Nisa, Laila menghambur ke pelukan Nisa disusul Nabilla. Mereka menangis terharu akan semua yang terungkap.

*****

Assalamualaikum, aku benar-benar meminta maaf kepada pembaca sekalian, karena sudah lama tidak update. Apalagi, sampai ada yang menunggu. Aku berterima kasih karena kalian sudah setia menunggu cerita ini. Aku rindu kalian 😭.

Di sini aku cuma mau bilang, aku bukan penulis yang profesional karena tidak dapat membagi waktu antara dunia nyata dan dunia orange. Banyak kesibukan yang akhir-akhir ini membuatku tidak sempat lagi untuk menulis. Kalau boleh cerita, sekarang aku sedang mengajar les private untuk anak SD, dan itu hampir seharian. Jadi untuk istirahat saja sedikit, apalagi untuk menulis. Aku harap kalian mau mengerti dan memaafkanku.

Maaf ya, part-nya pendek, baru sempet nulis ini. Dan kemarin juga sempat terkena writer block.

See you👋

Aku sayang kalian💞

Lebih dekat di Instagram @_mars_2511.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta di Sepertiga Malam (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang