'Celaka'

9.6K 401 118
                                    

"Yang dilihat belum tentu kebenaran, begitu pula yang didengar. Maka pilih dan pilahlah segala sesuatu agar kelak tak mendapat buah yang busuk"

💦

"Ngerasa lo? Kalo iya kenapa, toh lo pacaran kan. Lo bilang dulu gak mau pacaran!"

"Hahahahahaha, terimakasih telah buat gue ketawa," balas Dzaki dengan emoticon tertawa terbahak-bahak.

"Kenapa?" tanya Nabilla heran.

"Gue itu gak pernah pacaran"

"Masa?"

"Iya, gue cuma ngetes lo!"

"APA? ngetes apaan?" tanya Nabilla penasaran.

"Lo gak perlu tahu," balasnya.

"Ok, tapi sekarang hapus nomer gue!"

"Tadinya nomer lo udah gue hapus"

"Kok sekarang punya?"

"Gak penting!"

Dan akhirnya Dzaki dan Nabilla sama-sama menghapus no Hp masing-masing.

Dzaki terdiam setelah menghapus no Nabilla, hatinya seolah berucap, "cemburukah dia akan kedekatanku dengan Putri? Ah gak mungkin, kan dia punya hubungan dekat dan mungkin rasa untuk Raka."

Sedangkan Nabilla memukul guling yang ia peluk sedari tadi, "apa yang lucu coba? Kenapa ketawa? Dasar es batu gak peka," batin Nabilla.

💦

Sebuah notif pesan kembali membuat Nabilla jengkel. Dia lagi.

Bagas
"Heran dengan status Dzaki? Hahahaha, itu ulah gue. Sekarang nyokap lo lagi gak ada kan? Gak bilang dan nomernya gak aktif kan? Kalo lo sayang nyokap lo, temui gue sekarang!"

"Malam-malam gini Bunda ke mana sih? Dan apa jangan-jangan Bunda diculik sama yang ngaku Bagas ini lagi." Nabilla mengkhawatirkan keadaan Ibunya yang hilang.

Nabilla mencek alamat yang dikirimkan oleh nomer Bagas, lalu pergi dengan ojek Al-Hijrah. Sesampai di alamat tersebut, Nabilla ketakutan karena ia kembali berada di hutan ForrHous.

"Ya Allah, mengapa hamba kembali harus menginjakkan kaki di sini? Hamba tak ingin kejadian dulu terulang kembali. Di mana Bunda Ya Allah? Selamatkanlah Bunda. Aamiin," do'anya.

Dengan Basmallah, Nabilla menaiki anak tangga rumah pohon yang dulu mengantarkannya kepada duka, harus merasakan trauma dan kehilangan ayahnya. Ia tak ingin karena rumah pohon ini lagi, ia kehilangan ibunya. Traumanya kembali menghantuinya, bayangan pria berkumis itu membuat kakinya bergetar. Nabilla takut, jika di atas sana orang tersebut kembali ada.

Dengan modal istighfar, untuk meredakan rasa takutnya, Nabilla berhasil berada di atas rumah pohon tersebut.

"Akhirnya datang juga," suara dari belakang Nabilla. Suara laki-laki dan Nabilla mengenal suara tersebut.

Cinta di Sepertiga Malam (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang