"Tetaplah Seperti ini"

7.1K 332 72
                                    

Yang belum baca part "Alasan Dzaki" baca dulu ya. Soalnya itu revisian, mungkin gak ada notif ke wattpad kalian.

_________________________________________


Carilah waktu mustajab untuk berdoa. Curhatlah pada sang kuasa, In syaa Allah, doa kita akan diijabah-Nya.
Masalah kita tidak besar, tetapi kita punya Allah Yang Maha Besar.

*****

"Mas," tiba-tiba Nabilla ada di depan Dzaki yang sedang memakan nasi goreng milik wanita bercadar itu.

Wanita mana yang tidak sakit, jika ia dibandingkan dengan wanita lain?

Wanita mana yang rela hati laki-lakinya ada wanita lain?

Wanita mana yang tidak sakit, jika cinta dan perhatiannya tidak dihargai?

Itulah yang dirasakan Nabilla sebagai wanita.

"Nabilla!" Kaget Dzaki.

"Mau nganterin coklat panas, Mas. Katanya coklat bisa memperbaiki mood. Maaf ya, aku belum bisa jadi istri yang baik buat kamu. Aku pulang," ucap Nabilla.

Di mana hati Dzaki, tidakkah ia tega melihat istrinya merasa tidak berguna? Setidaknya Dzaki harus mempunyai rasa simpati kepada sang istri.

Dzaki menghentikan aktivitas makannya, lalu berdiri dan menyusul Nabilla.

"Nab, Nabilla tunggu."

"I-iya, Mas. Ada apa?" tanya Nabilla berhenti dengan posisi masih membelakangi Dzaki.

"Maaf kalau aku belum bisa menerima kamu," ucap Dzaki.

Dzaki tidak kasar, Dzaki tidak memakai kata lo-gue, akankah ia sadar atas kesalahannya?

Air mata Nabilla yang sedari tadi berusaha ditahannya, mendengar kalimat maaf dari Dzaki membuatnya tak dapat membendungnya lagi. Haru menyelimuti hatinya, ia rindu Dzaki yang bersikap lemah lembut.

Dzaki mendekat ke arah Nabilla, memutar tubuh Nabilla, sentuhan yang selama ini tak didapatkan Nabilla, hari ini, Dzaki menyentuhnya.

"Maaf, jika hati ini bukan milikmu," ucap Dzaki sambil berlutut di hadapan Nabilla.

"Aku tahu kau masih mencintaiku, tapi aku-aku sudah melupakan kamu. Kenapa kamu tidak lagi menuntut cerai padaku Nab? Kamu terlalu sakit bersamaku," ucap Dzaki sambil berdiri dengan memegang tangan Nabilla.

Air mata Nabilla tak berhenti, rasanya ia butuh sebuah pelukan hangat agar ia tenang.

Tak diduga, Dzaki memeluk Nabilla.

"Jika memang sudah keputusanmu untuk bertahan bersamaku, maka aku mohon bersabarlah, buat aku kembali jatuh cinta padamu."

Setelah itu, Dzaki mengajak Nabilla pulang.

Di rumah, Dzaki meminta Nabilla duduk bersamanya di ruang tamu.

"Anggap aku sahabatmu, ini coklat, kan kata kamu bisa memperbaiki mood seseorang," ucap Dzaki dengan lembut.

Cinta di Sepertiga Malam (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang