28. Berita Mengejutkan

Start from the beginning
                                    

"Seorang gadis ditemukan terbunuh di dekat halaman belakang Youth International University, dengan luka tusuk di bagian dadanya."

Kenapa nama universitas disebut-sebut di sana? Setahunya YIU adem ayem saja selama dirinya meniti pendidikan di sana. Tidak ada pembunuhan atau semacamnya, walau bullying masih ada sebenarnya walau tak nampak. Namun, ini sudah sampai pembunuhan. Berarti sudah kasus kriminal tingkat tinggi dong. Duh, Claris jadi cemas sendiri.

"Ris, itu kampus kamu sama Senja, 'kan?" tanya Budhe Asih gusar, "kok bisa ya, ada pembunuhan di sana?"

Claris menoleh pada Budhe Asih, tubuhnya sekarang gemetar tak tenang. Mau bagaimanapun keadaannya, YIU adalah kampusnya. Tempatnya sekolah, mencari ilmu. Tentu, dia akan sangat khawatir dan takut mendengar berita semacam ini yang berlatar di kampusnya. Bagaimana masa depannya nanti? Astaga! Sudah pasti YIU akan ditutup sementara.

"Budhe, Claris juga nggak tahu. Tadi aja kalau nggak Budhe bilangin Claris nggak bakal tahu kalau ada pembunuhan di YIU." Claris memeluk Budhe Asih gemetar, ia butuh ketenangan. Walau yang menjadi korban bukanlah dirinya, tapi tetap saja—rasanya sangatlah menyeramkan, ini seperti teror secara tidak langsung yang mematikan.

"Sabar ya, Ris? Budhe bingung mau ngomong apa, Nduk. Kalau Budhe minta kamu sama Senja ndak sekolah lagi 'kan ndak bisa. Budhe juga khawatir sama kalian berdua sebenarnya. Tapi, Budhe sadar diri—Budhe nggak bisa apa-apa," ujar Budhe Asih pelan, Budhe Asih mengelus surai panjang milik Claris dengan lembut. Ia mencoba menenangkan anak gadis yang sedang ketakutan.

"Terus gimana dong, Budhe? Claris nggak tenang kalau begini jadinya." Claris terisak, sungguh dia memang gadis yang begitu cengeng. Ia juga parnoan. Gadis itu pasti akan khawatir berlebihan.

"Udah, Nduk ... tenang aja, di sana ada Pak Polisi yang akan amanin kampus kamu. Budhe yakin, mereka akan segera nemuin pelakunya."

Claris melepaskan pelukan keduanya, "Beneran, Budhe?!" serunya kencang.

Budhe Asih menatap dalam mata Claris, "Budhe nggak janji, Ris. Tapi Budhe yakin, semuanya akan terungkap dengan segera. Kamu yang sabar aja, Nduk."

Claris mengangguk cepat, ia mencoba menenangkan perasaan yang kalut, yang sudah bercampur dengan ketakutan berlebihan. Claris kembali memeluk Budhe Asih dengan erat, mencoba kembali memenangkan hatinya yang gundah.

Mereka berdua berharap, semoga semua ini cepat usai dan kebenaran segera terungkap. Supaya, semuanya dapat hidup aman dan damai seperti sedia kala.

•••♥•••

"Eunggh ...."

Setelah sekian lama, gadis yang tidur begitu nyenyak dalam mimpinya itu akhirnya membuka matanya kembali.

Gadis itu melenguh pelan, menggerakkan otot-ototnya yang terasa kaku karena kelamaan tertidur. Senja memang begitu menikmati tidurnya pagi ini. Sampai-sampai suara ribut pun terdengar alus di telinganya.

Senja meliriknya nakasnya, mengecek jam beker yang biasanya terpajang di sana. Pupilnya membesar saat melihat deretan angka yang tertera di dalam sana. Wow, pukul 08 : 30, astaga! Lama sekali dia tertidur dan bangun sesiang ini. Untung aja ini hari libur, kalau tidak. Sudah habis dia diberi omelan panjang dosen tercintanya.

Naga Senja (Segera Terbit) Where stories live. Discover now