UPDATE DADAKAN! - kilas balik : 3

84 21 24
                                    

Tapi toh akhirnya di sinilah gue sekarang— Di Mall yang katanya paling besar di kota gue, Victory Plaza Mall, bersama Calum yang kesulitan mencari lahan parkir karena VPM memang gak pernah sepi. Ditambah ini hari Minggu dan masa libur Sekolah, menjadikan VPM tempat yang paling ramai di saat-saat seperti ini.

"Ayo masuk," Calum turun dan membukakan pintu mobil penumpang untuk gue sebelum menggandeng tangan gue memasuki VPM. Udara dingin langsung menyambut begitu kami memasuki pintu otomatis yang tersedia di basement.

"Mau ngapain sih kesini?" tanya gue karena sedari tadi Calum hanya menatap deretan toko-toko besar yang dipenuhi para pelanggan.

Calum menoleh sebelum cengengesan gak jelas,"Kan gue pengen jalan-jalan sama lo, Thalissa sayang." Calum memberikan kiss-bye sebelum tangannya yang lain terulur menyentuh puncak kepala gue, mengelusnya pelan.

"Ewh, najis lo. Minggir sana!"

Berbanding terbalik dengan apa yang mulut gue suarakan, hati gue justru ingin Calum mendekat untuk memberikan gue sandaran.

Jangan-jangan gue suka sama Calum?

Gak, lah. Gila.

Cuma Abang, cuma Abang...

Gak boleh lebih.

"Lo mau kemana dulu?" Calum bertanya begitu kami menaiki elevator menuju lantai pertama, tempat titik pusat perbelanjaan VPM berada.

"Hmm, Gramedia?" ujar gue pelan karena gue sudah lama gak mengunjungi Gramedia VPM— Yang katanya paling besar dan punya koleksi buku paling lengkap yang gak dipasarkan di Gramedia lain.

"Ih, itu nanti aja. Sekarang kita nonton dulu." Calum cengengesan.

Sontak gue memukul bahunya pelan,"Lo tuh ya!" Tangan gue terulur untuk menyentuh pipinya, mencubitnya. "Dasar.."

Calum yang mulai kesakitan akhirnya memberikan protes,"Ih salah gue apaan sih?!" Calum balas mencubit pipi gue sehingga kini kami cubit-cubitan pipi di elevator VPM menuju lantai satu.

Uwu?

Gak lah. Soalnya cubitan Calum sakid.

Gue menatapnya sebal,"Kalau udah punya pilihan sendiri ngapain nanya?" Gue menyilangkan kedua tangan di depan dada.

Calum cengengesan,"Ya siapa tau kita sehati, sepikiran, sejiwa, seraga..."

"Serem bego kalau seraga. Ogah gue nempel-nempel sama lo mulu. Ewh." potong gue sambil berpura-pura menatapnya jijik.

Calum cengengesan sejenak sebelum meraih tangan gue secara refleks begitu kami menginjakkan kaki keluar dari elevator. "Udah, ya. Nonton. No debat." Gue hanya memutar mata sebagai balasan.

Kami menaiki satu elevator lagi menuju lantai kedua, tempat bioskop VPM berada.

Lagi-lagi gue dan Calum harus ribhood dalam menentukan film apa yang akan kami tonton. Calum yang gak mau ngalah dengan pilihannya — Poconggg Juga Pocong, dan gue yang gak mau ngalah dengan pilihan gue — Surat Kecil Untuk Tuhan.

"Sumpah deh lo kenapa nonton film pocong?!" Gue memukul bahu Calum pelan karena dia gak berhenti menarik-narik lengan gue sembari menunjuk poster film Poconggg Juga Pocong yang terpampang gak senonoh di dekat kloter pemesanan tiket.

"Ih kata temen gue inituh lucu tau filmnyaaa"

"Gak gak gak, gue mau nonton Surat Kecil Untuk Tuhan. Titik!"

"IH THALISSA MAAAAAAH"

Perdebatan terus berlanjut sampai akhirnya Mbak-mbak kloter pemesanan tiket meminta kami bergegas karena sudah ditunggu.

Walaupun setengah gak ikhlas, pada akhirnya Calum tetap memilih untuk menonton film pilihan gue. Masalah baru muncul karena jadwal tayang berikutnya dari film tersebut adalah sekitar 45 menit lagi.

"Ya udah lah, ke Gramedia dulu." ucap Calum enteng setelah dua lembar tiket sempurna tergenggam di tangannya.

Kami akhirnya memutuskan untuk beranjak menuju Gramedia VPM — Tempat yang sedari tadi menjadi tujuan utama gue saat sampai di VPM.

Gak heran kalau begitu masuk, gue langsung lari-lari kesana - kemari macam anak ayam ilang. Aroma khas buku langsung kecium dan udara dingin AC langsung menusuk kulit. Gila, woey, tumben sepi.

Gue langsung beranjak ke salah satu rak buku untuk memilih-milih dan membaca sekilas buku-buku yang ada di sana. Gak mau beli sih. Seru aja gitu ke Gramedia.

Sementara Calum cuma ketawa kecil sambil mengikuti langkah gue di belakang. Ketika gue berbalik untuk mencarinya karena bosen baca buku, gue menemukan Calum sedang berada di rak novel remaja. Gue memutuskan untuk menghampirinya ke sana.

"IH BACA APA HAYO"

"Berisik," Komentar Calum sebelum meletakkan kembali satu novel yang tadi dia ambil. "Ih, kok gak beli?" Tanyanya kemudian setelah melihat gue kembali dengan tangan kosong.

"Emang gamau beli." jawab gue enteng.

"Ih, beli dong! Ngapain ke Gramedia kalau ga beli?" Calum berkacak pinggang kayak emak-emak ngomelin anaknya yang main ga kenal waktu.

"Ih emang mau baca-baca doang, suka-suka gue dong."

"Yaudah lo gue beliin ini. Gak ada penolakan." Calum mengambil satu buku dengan asal, buku yang tadi sempat dia baca. "Yuk," katanya kemudian sambil menarik gue ke kasir.

"Yeee anjir,"

Alih-alih demikian, gue tetap menerima buku yang Calum belikan.

Kami kembali ke bioskop beberapa saat kemudian.

"Ih, ini tuh sedih banget tau Cal..." Gue menangis di tengah-tengah film, lebih tepatnya saat si tokoh utama Keke yang diperankan oleh Dinda Hauw diangkat ke dalam mobil karena penyakitnya kambuh.

Calum yang sedari tadi bahunya gue jadikan sandaran hanya bisa mengelus punggung tangan gue pelan sembari merangkulkan lengannya ke pundak gue.

"Jangan nangis dong, anjir." Calum berkomentar saat tangis gue kembali pecah di scene berikutnya.

"Mau gimana lagi ini tuh sedih banget..." Gue kembali menangis.

Calum hanya menghela napas, gak ngerti lagi mungkin sama perubahan mood gue yang mendadak. Mendadak seneng, mendadak mellow. Alih-alih berkomentar lebih jauh, Calum hanya mempererat rangkulannya sembari mengecup puncak kepala gue pelan sebelum menyandarkan kepalanya di atas kepala gue.

Tolong lah ini,

Sesedih apapun film Surat Kecil Untuk Tuhan,

Kayaknya lebih sedih gue yang diem-diem jatuh cinta sama Abang-abangan sendiri, deh.

×××

YAK BUBAR BUBAR

MASIH ADA YANG BACA GA SIH

YA ALLAH

UDAH LAMA UPDATE

GA SELESE-SELESE

ENDING GANTUNG

MAKIN GAJELAS AJA LAGI

AMPUNI ABIDA, READERS

Siblingzone • cth [FINISHED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora