[38] Baikkan

Mulai dari awal
                                    

Zelinda hanya diam memandang Arjuna tiba-tiba ingatannya mengingat sesuatu. "Kusma?".

Arjuna tertegun mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Zelinda, ia menghela nafasnya dan menjawab dengan ragu. "Gue bakal usaha buat lupain dia". Ucapnya lirih.

Zelinda tak menjawab lagi, benar yang dikatakan Arjuna ia harus membantunya melupakan semua kenangan-kenangan itu dan membuat kenangan baru bersama dirinya.

Akhirnya Zelinda berusaha terseyum dan mengangguk, mungkin karna rasa sayangnya sudah sangat melekat Zelinda jadi gampang memaafkan tanpa mengungkit kesalahan yang dulu pernah diperbuat.

"Gue bakal usahain". Jawab Zelinda.

Mendengar itu Arjuna melengkungkan bibirnya lebar, membuat Zelinda tertegun.

Arjuna terseyum?

Jantungnya kini berpacu bertambah cepat, dasar Zelinda gampang banget jatuh cinta sama orang.

"Sekarang dimana Mama?". Tanya Zelinda mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Ada dikamar". Jawab Arjuna.

"Anterin gue kesana". Arjuna mengangguk lalu menggandeng tangan Zelinda keluar dari kamar, dan untuk kedua kalinya Zelinda jatuh dalam perhatian Arjuna dengan gampangnya.

Ya tuhan.

Arjuna membuka pintu kamar Mamanya dan masuk kedalam dengan Zelinda yang berada dikamarnya, terlihat Mamanya kini berada dibalkon kamar dengan wajah yang lesu. Raut wajahnya sangat terlihat jika beliau sedang sedih.

"Mama... ". Zelinda memanggil.

Mama kini mengalihkan pandangannya menuju sumber suara, air matanya mengalir saat melihat Zelinda tengah berdiri disamping ranjangnya.

Zelinda berlari dan memeluk Mertuanya erat, mendengar isakkan Mama membuat Zelinda ikut menangis. Ia tak percaya jika mertuanya serapuh ini.

"Kamu kemana saja toh nduk?". Tanyanya dengan suara bergetar.

Tangannya terulur membelai rambut Zelinda sayang.

"Maafin Zelinda Ma, Zelinda kemarin cuma mau cari suasana yang lebih tenang doang ko". Ujarnya.

Mamanya tersenyum. "Harusnya Mama yang minta maaf, Mama yang sudah memaksa kalian untuk bersama dan malah berakhir seperti ini". Ucap Mama masih dengan air mata yang mengalir.

Zelinda menggeleng. "Nggak Ma, Mama nggak salah. Ini salah Zelinda yang nggak mau denger penjelasan Arjuna dulu".

Mama kini kembali memeluk Zelinda, menyalurkan naluri keibuannya kepada Zelinda.

Arjuna yang melihat itu kini ikut terbawa suasana, tanpa sadar satu tetes air matanya kini lolos. Akhirnya ia bisa melihat Mamanya kembali tersenyum.

"Kamu jangan kabur-kaburan lagi ya nduk, Mama khawatir sama kamu". Pintanya, dengan segera Zelinda angguki.

"Kalian sudah baikkan?". Tanya Mama menatap Arjuna yang sedari tadi hanya diam.

Arjuna menatap Zelinda sekilas lalu tatapannya kembali ke Mama. "Udah ko Ma". Jawabnya.

Mama tersenyum lebar mendengarnya. "Kalo ada masalah mbok diomongin baik-baik ya, jangan main kabur-kaburan kaya tadi. Menghindar dari masalah nggak membuat masalah itu selesai". Nasihat Mama, keduanya hanya memangguk patuh.

"Yasudah, sekarang Zelinda kamu istirahat dan mandi dulu. Nanti jam delapan kamu turun lagi yo makan malam sama-sama". Ujar Mama.

Zelinda mengangguk, ia melepaskan pelukannya dan menuruti perintah mertuanya menuju kamarnya.




















Minal aidzin walfaidzin ya kawan-kawanku, maafkan aku yang selalu telat up dan mengarang cerita diluar ekspektasi kalian.

Gimana? Kali ini kurang greget ya? Tenang setelah ini pasti ada kejadian lebih greget lagi kok, kalian tunggu tanggal upnya aja, hahaha.

Menurut kalian mending Zelinda yang terus disakitin tapi berakhir bersama atau Zelinda yang dibaikkin tapi berakhir pisah?

Oke banyakin lagi ya komenannya biar aku up:*
Kalo nggak banyak-banyak ya aku nggak up up:v

Seeyouuuu next chap everyone!❤️

I LOVE U KETOS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang