PART 34 - Teror misterius

387 42 0
                                    

Budayakan komen setelah baca
Dan vote sebelum baca 😊


SELAMAT MEMBACA


"Hatiku sudah terlalu sakit untuk menerima semua ini, aku tau aku salah tapi maaf aku tak bisa berhenti."

Langit sudah gelap, matahari sudah berganti tugas dengan bulan. Bintang bertaburan di atas sana. Seorang gadis sedang duduk di balkon kamarnya sambil menundukkan kepalanya. Terlihat bahunya sedikit bergetar menandakan gadis itu sedang menangis.

"Gue nggak mau kayak gini, tapi gue nggak bisa." lirih Zora. Ya, gadis itu Zora Syafira Latisha. Seorang anak pemilik perusahaan yang disembunyikan.

"Maafin gue, Ra maaf."

"Ego gue lebih tinggi."

Zora lagi-lagi meracau meratapi hidupnya sekarang. Gadis itu menyesal, tapi nyatanya dia tak bisa berhenti.

"Tunggu sampai gue puas dulu, Aresha Ravan Arabella." Zora bersmirk.

Setelah itu Zora masuk ke kamarnya dan langsung merebahkan dirinya. Tak lama kemudian kantuk pun menjemputnya.

•••

"Ku menangisssss membayangkan betapa kejamnya dirimu atas diriku."

"Kau duakan cintaaa ini, kau pergi bersamanya uoooo." Seorang laki-laki tengah bernyanyi mengikuti musik yang ada di TV.

"Berisik, Zan." Yap, laki-laki yang sedang menyanyi itu adalah Farzan. Saat ini Farzan sedang ada di rumah Alta, dia disuruh menginap.

"Biarin, Al." ucap Farzan sambil tetap fokus ke TV, sesekali lelaki itu mengusap ujung matanya.

"KU MENANGISSSSS MEMBAYANGKAN BETAPA KEJAMNYA DIRIMU ATAS DIRIKU KAU DUAKAN CINTAAA INI KAU PERGI BERSAMANYA." Farzan bernyanyi lagi sambil berteriak.

'Kok hati gue sakit ya denger lagu itu.' batin Alta.

'Mampus lo, Ta kicep kan lo denger gue nyanyi lagu ini. Gue doain cepet sadar lo.' batin Farzan.

Alta pergi ke dapur untuk mengambil minuman dan cemilan. Lalu laki-laki jangkung itu berjalan menghampiri sahabatnya yang sedang fokus menonton sinetron.

Saat Alta duduk, dia melihat Farzan mengelap ujung matanya. Laki-laki itu sepertinya menangis. Alta memutar bola matanya malas, sungguh sahabatnya ini tingkahnya mirip alien.

"Zann." panggil Alta.

"Hmm." Farzan berdehem, laki-laki itu masih fokus dengan sinetronnya.

"Kok gue ngerasa jahat ya." Lirih Alta. Sungguh Alta tak menyangka kejadiannya akan seperti ini.

"Untung sadar." Farzan masih fokus dengan sinetronnya, tetapi tetap menjawab pertanyaan sang sahabat. "Lo sih rakus amat, dua cecan woy DUA mana sahabatan lagi."

"Ya, gue nggak bisa ngehindar. Nyesel gue nyesel sumpah, tapi gue bisa apa dengan adanya perjanjian itu." Alta menundukkan kepalanya. "Apa gue pilih pergi duluan ya."

ALTAZORA (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang