PART 12 - Aster Lavender

661 74 0
                                    

"Aku ngga cemburu. Aku cuma ngga suka ada orang lain yang bikin kamu ketawa selain aku."

Sepasang mata tajam memandang kepergian Zora dan seseorang yang Alta tak begitu kenal dengan tajam. Alta mengepalkan tangannya sampai buku tangannya memutih.

Sial, umpat Alta

Kenapa hati gue sakit liat Zora ama cowok lain, batin Alta.

Alta memukul motor dengan tangannya untuk melampiaskan rasa sakitnya.

Di sisi lain ada seseorang yang juga melihat Zora pergi dengan orang itu.

"Ck. Cewek nggak tahu diri udah punya pacar masih juga Alta lu embat! Liat aja besok kita akan bermain-main di tempat yang begitu menyenangkan. Neraka." ucapnya seraya tersenyum licik sambil memainkan rambutnya.

•••

"Gue kurang apalagi, Zo! Tiba-tiba lo lebih milih cowok itu daripada gua," kesal Alta.

Sepasang kaki berjalan menuju Alta yang sedang duduk di motornya. Siapa lagi kalau bukan Hardi papa nya Alta.

"Kenapa baru pulang? Kamu ke tempat haram itu lagi," tanya Hardi.

Alta menatap Hardi dengan tatapan tak suka. Tangannya menggepal kuat. Alta bangkit dari tempatnya lalu berjalan melalui Hardi begitu saja tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Papa tahu kamu masih tidak menerima ini," lirih Hardi sambil memejamkan mata sejenak.

.
.

Argh!

"Cara apa lagi yang harus gue lakuin biar lo jadi milik gue, Zo?" gumam Alta. Alta mengusap wajahnya dengan kasar.

Cemburu. Sakit hati. Kesal. Marah. Tapi dia sayang pada Zora. Itulah yang tengah Alta rasakan.

Alta melempar lempar begitu saja benda yang dia lihat, tidak peduli benda itu akan rusak, yang terpenting dia melampiaskan amarahnya. Saat Alta mengambil buku untuk dia lempar. Sesuatu jatuh ke bawah tepat di depan kakinya. Alta mengambil nya lalu tersenyum.

•••

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarahkatuh, herpibeh semuanya." teriak Zora. Suaranya menggema seisi rumahnya.

"Dek itu suara astaga lo tadi di sekolah makan toa sekolah, ya?"

Plak!

Zora menampar Abrisam. Pipi abangnya memerah karena tamparan yang Zora berikan.

"Gila lo tiba-tiba nampar wajah gue yang ganteng ini, kalau wajah gue yang ganteng dan imut ini lecet, terus hidung mancung gua ini pesek kaya lo entar semua cewek-cewek gue putusin gue. Lo mau tanggung jawab? Hah!" jelas Abrisam panjang lebar.

"Amin ya allah." jawab zora sambil mengadahkan kedua telapaknya seperti orang yang berdoa.

Abrisam ingin membalas, tapi terhenti kaerna kedua orang tua mereka datang.

"Kalian ini kerjaannya berantem mulu. Mama pusing dengarnya." tegas Bunda.

"Zora tuh, Ma yang mulai. Udah datang main teriak-teriak kek tarzan." Zora langsung memasang tatapan tajam.

"Abang bohong tuh Zora nggak teriak-teriak kok." Zora langsung memasang puppy eyes nya. Abrisam memalingkan wajah karna itu adalah jurus andalan sang adik.

"Udah-udah Mama pusing liat kelakuan kakak adik ini. Lebih baik kalian masuk ke kamar bersih-bersih terus makan." tanpa menunggu lama Abrisam pergi dan masuk ke kamar. Diikuti oleh Zora, namun sang ibu memanggilnya sehingga Zora berhenti.

ALTAZORA (Complete)Where stories live. Discover now