PART 6 - Danau

1K 85 0
                                    

"Kau terlalu indah untuk jadi kenyataan sehingga aku tak bisa berhenti memandangmu bagaikan pancaran air yang selalu bersinar menerangi keindahan danau."

"Itu cowok yang pakai hoodie putih di belakang kamu." Zora langsung menoleh. Yang di maksud orang itu adalah Alta. Alta yang tadinya cuek tiba-tiba berjalan menuju kemari. Dan berkata--

"Iya Kak, aku pacar dia."

Kakak tersebut memandang mereka berdua dengan tersenyum. Pasangan yang di depan matanya terlihat sangat serasi. Dia pun mengangguk paham dengan ucapan laki-laki itu yang tak lain adalah Alta.

"Iya kak dia pacar saya," lanjut Zora dengan senyum paksaan.

"Kita permisi ya kak, terima kasih sudah memesan bunga." pamit Alta seraya menggenggam tangan Zora yang sedari tadi tersenyum menutupi ekspresi kesal di wajahnya.

Pandangan yang semula menatap jembatan teralihkan ke tangannya yang digenggam erat oleh Alta.

"Ngapain? Lepas, Kak. Malu, ih."

Bukannya melepas, Alta malah semakin menggegam erat tangan mungilnya. Bahkan sesekali, dia menggoyangkan genggaman mereka.

"Ih, Kak Al...lepas!" rengek Zora mulai tidak nyaman karena banyak pasang mata yang terarah ke mereka.

"Lagian ngapain malu coba? Kan kita udah resmi."

"Resmi apaan?" Zora mengernyitkan dahinya.

"Resmi jadi pasangan hidup." Alta berucap dengan wajah datar, lalu meninggalkan Zora.

Melihat dirinya ditinggalkan, Zora pun berlari kecil mengejar Alta yang berjalan dengan muka sok datarnya yang sayangnya menambah kesan cool bagi siapapun yang melihatnya.

"Kak Al tunggu, dasar kaki jerapah." gerutu Zora.

Akhirnya yang dikejar pun berhenti, tidak melanjutkan jalannya kemudian menoleh ke belakang, memperhatikan Zora yang masih mengumpat untuk dirinya.

"Suruh siapa kaki lo pendek?" ucap Alta dengan datar.

"Kakak aja punya kaki kayak bambu." kesal Zora lagi.

"Minum susu biar tinggi percuma pinter, tapi cebol." ucap Alta tanpa rasa bersalah.

"Maksud kakak apa tadi mengiyakan pertanyaan pembeli bunga kalau kita pacaran?" tanya Zora meminta penjelasan, tidak mempedulikan Alta yang menyebutnya cebol.

"Gue kasihan liat lo tadi, tercyduk jomblonya," jawab Alta tanpa rasa bersalah.

"Tapi mereka percaya." gerutu Zora tetap tidak terima.

"Nggak usah kepedean." Sambung Alta dengan mengalihkan pandangn ke arah lain.

"Ish...siapa juga yang kepedean." sinis Zora pada makhluk antartika di depannya yang sekarang berjalan menuju danau dengan tangan dimasukkan ke dalam kantung celana, sehingga membuat para pengunjung perempuan berteriak histeris di dalam hatinya.

"Aaww.." ringis Zora yang tidak sengaja menabrak dada bidang Alta yang berbalik badan. Lagi-lagi tanpa rasa bersalah laki-laki itu mengatakan, "Apa lo berharap jadi pacar gue?"

ALTAZORA (Complete)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن