PART 2 - Kantong Plastik

1.3K 118 2
                                    

"Diantara semua keramaian ini, kenapa fokusku harus kamu?"

Malam ini langit terlihat sangat indah, kemilaunya mampu mengambil perhatian orang yang menatapnya.

Seperti Zora sekarang, dengan secangkir kopi dan buku "stars and planets" di tangannya. Matanya tak henti-henti untuk menatap langit diatasnya.

Hari ini cukup melelahkan bagi Zora, dia terus mendapat kejadian yang tak terduga selama dia bersekolah di SMA Tunas Bakti. Contohnya kejadian hari ini dimana dirinya bertemu Alta di perjalanan ke Lab.Kimia.

Hatinya tiba-tiba bergemuruh seperti langit yang kini dia tatap, lambat laun semakin gelap hingga bintang bintang pun takut tuk menampakkan sinarnya.

Hujan?, tanyanya dalam hati.

Dengan berlari lari kecil Zora masuk ke kamarnya setelah sekian lama menatap langit dari balkon rumahnya.

"Akankah malam ini akan sedingin sifat Alta," gumam Zora tak sadar bahwa dirinya kini memikirkan Alta si bad boy kutub.

"Eh, gue ngomong apaan sih? Ngapain mikirin dia," gerutunya, seraya memukul dahinya.

"Mending gue tidur," ucapnya lagi, lalu membaringkan tubuhnya di atas kasur empuk bermotif galaxy miliknya.

Tapi belum sempat Zora memejamkan mata, notifikasi dari ponselnya membuat dirinya enggan untuk tidur.

Arza : Belum tidur?

Zora : Hm iya.

Arza : Ganggu ya? h:)

Zora : Lumayan.

Arza : Yaudah selamat tidur WAKETOS galak.

Zora hanya membaca pesan itu tanpa niat untuk membalasnya, lagipula apa yang ia harapkan dari Arza?

"Ganggu aja."

Sepersekian detik setelah Zora mengatakannya, dia perlahan-lahan memasuki dunia mimpi yang hanya dia yang tahu isinya.

Malam ini Zora tertidur sangat pulas layaknya tidak ada penderitaan yang menunggunya di esok hari, sebab Trisha selalu punya cara untuk membuat dirinya bahagia di atas penderitaan orang lain, termasuk di atas penderitaan Zora.

Akankan sang pangeran berkuda putih datang menolongnya kembali ataukah kemarin hanyalah sebuah kebetulan yang membuatnya terus berharap? Tidak ada yang tahu hingga Zora membuka mata dan memilih jalannya sendiri.

Hingga esok hari tiba, biarkan dia bahagia di dalam mimpinya. Sampai gadis itu bertemu sang pangeran yang sesungguhnya.

•••

Mentari pagi kini telah menampakkan wujudnya, Zora perlahan menggeliat di atas tempat tidur.

"Hoooaammm," kata Zora sambil meregangkan tubuhnya, lalu bersiap bangkit untuk segera mandi.

Pagi ini Zora memilih untuk menghabiskan hari Minggunya dengan membaca buku di perpustakaan. Tapi rencananya harus berubah karena sang kakak mengajaknya berolahraga pagi -jogging- di sekitar kompleknya.

"Woi! Jadi kan temenin gue olahraga?" Teriak sang kakak di pintu kamar Zora.

"Iya, bang gue temenin, yang penting abang tepatin janji buat beliin aku teleskop." Balas Zora berteriak seraya berjalan ke toilet untuk mandi dan bersiap-siap.

Setelah memakai training joger dan baju kaos hitam polos, kini gadis itu siap untuk turun ke bawah lalu sarapan. Tapi dirinya dikejutkan oleh suara seseorang yang berteriak.

ALTAZORA (Complete)Where stories live. Discover now