•31

1.9K 75 53
                                    

Capek banget dari tadi bagiin undangan, si Raka juga mana lagi dari tadi ga nongol-nongol.

Mana kurang satu undangan lagi belum di kasih ke orangnya.

"Woiii Ka, kemana aja sih dari tadi ga bantuin gue ngebagiin undangan? Ini kurang satu undangan lagi, Lo beri ke orangnya ya." Pinta gue kesal

"Yaelah ditinggal boker aja ngomel kaya emak-emak Lo Za. Lah kan ini buat Sasha? Kenapa ga Lo beri aja sendiri?." Tanya Raka balik.

"Yaudah gue beri sendiri." Ucap gue sambil merampas undangan itu dari tangan Raka.

Gue langsung ninggalin Raka, tapi tetep saja Raka ngikutin dari belakang, heduhh.

Gue langsung berjalan ke kelas Sasha untuk memberi undangan ulang tahun ini, tapi gue deg deg an banget buat beri undangan ini, lagian cuma beri doang pake deg deg an segala huftt.

Sesampainya di kelasnya Sasha, gue intip dari jendela, tapi tidak ada keberadaan Sasha di dalam kelas sana.

"Woiiii ngapain Lo ngintip-ngintip kaya mau maling aja." Tiba tiba ada yang nepuk pundak gue, sontak gue sama Raka kaget.

"Eh apaan sih Lo Sha, kaget bego." Ucap Raka kesal.

"Yeee gitu doang pada marah, mau cari siapa?." Tanya Sasha langsung.

"Ini gue mau kasih undangan ulang tahun gue, datang ga datang terserah Lo." Ucap gue kesal karena di kagetin sama nenek lampir, untung ga jantungan. Amit amit dah kalo jantungan.

Gue dan Raka langsung meninggalkan kelas Sasha, karena udah banyak mata yang melihat ke arah kami, dikira konser topeng monyet kali.

"Gue bakal datang Zaaaa woiiii!!!." Teriak Sasha ketika gue pergi, batin gue ga pake teriak emang kenapa? Dikira telinga gue budek kali.

"Za kenapa Lo setiap ketemu Sasha ribut terus? Buset dah gue yang ngedengerinnya geram banget." Tanya Raka sambil berjalan menuju kelas.

"Gatau, dia aja yang mulai duluan." Jawab gue acuh tak acuh.

"Oh iya Za, kapan Lo mau nembak Sasha? Kelamaan keburu diembat orang." Tanya Raka kembali.

"Kepo Lo." Jawab gue singkat.

Sasha POV

"Naaa Reinaaa." Teriak gue panggil Reina yang sedang asik dengan novelnya di bangku sana.

"ih apaan sih Sha, gausa teriak kali, telinga gue ga budek." Ucap Reina kesal dan mengakhiri untuk membaca novelnya.

"Ini gue di undang acara ulang tahunnya Reza, Lo diundang ga?." Gue sodorin undangan itu ke Reina dengan muka seneng gue.

"Iya tadi gue diundang kok, tadi undangan Lo mau dititipin ke gue, terus gue bilang deh ke Reza buat beri ke Lo nya langsung heheh. Cieee muka Lo ngapain merah, salting? Hahahaha." Ledek Reina dengan menunjuk muka gue yang sedang sangat senang itu.

"Ngga biasa aja." Jawab gue singkat.

"Gue ga bisa dibohongi kali Sha." Ucap Reina

"Oh iya nanti berangkat ke sana bareng ya Na?." Pinta gue buat berangkat bareng ke acara ulang tahun Reza.

"Gue berangkat sama cowok gue Sha, kan itu temanya disuruh bawa pasangan disana buat dansa bareng, ehehe sorry Sha." Jawab Reina sontak gue kaget.

"HA?? sejak kapan Lo punya cowok? Kenapa ga cerita ke gue? Emang siapa cowoknya?." Tanya gue beruntut.

"Barusan, namanya Farel, ntar gue kenalin besok waktu acara ulang tahunnya Reza, okeyyy?." Jawab Reina.

"Yaudah deh gue berangkat sendiri aja. Semoga langgeng ya Na." Ucap gue sambil mendoakan hubungan Reina.

"Makannya cepat cari cowok, biar bisa double date sama gue hahahah." Ledek Reina dengan gelak tawanya.

"Ga ada yang mau sama gue Na, bukannya doain malah ngeledek." Jawab gue dengan bibir manyun.

"Bilang apaan Lo barusan Sha? Woiii melek banyak cowok yang ngejar-ngejar Lo, tapi Lo sendiri malah nunggu Reza. NUNGGU YANG TIDAK PASTI." ledek Reina kembali membuat gue geram.

"Yeee iri bilang, biarin gue lagi nungguin cowok yang bener-bener tulus mencintai gue apa adanya."

"Wehh tiba-tiba puitis nih temen gue, tumben kesambet apaan Lo hahahahah." Ucap Reina sambil memegang jidat gue, dia kira gue gila apa.

°°°

"Yaampun Sasha ngapain bajunya berantakan semua ini, kamu mau ngapain?." Tiba-tiba bunda masuk ke kamar gue, sontak gue kaget.

"Ini Bun, Sasha mau milih baju buat acara ulang tahun teman Sasha, tapi Sasha bingung mau pakai yang mana." Jawab gue sambil memandang baju-baju yang berantakan di depan gue.

"Kenapa bingung? Biasanya kamu datang ke acara ga pernah sebingung ini? Acara orang spesial yaaa??." Tanya Bunda.

"Emm nggak kok Bun, cuma temen sekolah hehehe." Jawab gue senyum-senyum.

"Kamu pakai apa aja cantik kok sayang, ngapain harus bingung, yauda kamu lanjutin milih bajunya, Bunda keluar dulu." Pujian bunda keluar kembali dari mulut bunda, memang gue cantik sih kata bunda gatau kalau kata orang lain hahaha.

Sesudah bunda keluar kamar, gue lanjutin pilih-pilih baju yang pas buat acara ulang tahun Reza, biar gue kelihatan cantik hehehe.

Setelah sekian lama memilih baju, akhirnya gue nemuin baju yang pas dan cantik banget, ga sabar buat datang ke acara itu.

Tapi sebel banget harus datang sendirian, mana harus bawa pasangan lagi, itu anak yang punya acara apa ga mikir gue ga punya pasangan? Menyebalkan. Ah bodo amat meski gue dansa sendiri kek orang gila bodo amat yang penting bisa ketemu Reza.

Gue gimana sih? Kemarin sudah berhenti buat perjuangin Reza, sekarang gue berubah pikiran buat perjuangin dia lagi?. Memang cinta tidak bisa dibohongi. Tapi capek sendiri kalau yang berjuang gue doang. Dasar cowok ga pernah peka huft.

Okey sekarang hanya kurang beli kadonya, kasih kado apaan ya yang cocok?.

°°°°

Cool BoyOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz