Sepuluh

65 16 16
                                    

Happy reading :)

"Tugasku sekarang adalah belajar memahamimu."

-Fuji Rahayu Ningtia-


****

"Oma, Haura pergi dulu ya!" ucap Haura pada perempuan paruh baya yang tengah membaca majalah di ruang keluaraga.

"Ke mana?" tanya Oma mengalihkan pandangannya ke arah cucu kesayangannya ini.

"Keluar sebentar, Oma. Cari udara segar," jawab Haura.

Sore ini, Haura mendadak ingin keluar, jalan-jalan melepas semua penat yang belakangan ini menyiksanya. Setidaknya ia bisa mencari udara segar karena sore ini begitu membosankan jika hanya dihabiskan di rumah saja.

"Sama Dehan dan Karen 'kan?" tanya Oma memastikan.

"Enggak Oma, sendirian aja."

"Tumben, biasanya 'kan selalu bertiga."

"Lagi pengen sendiri aja, Oma."

"Ya udah hati-hati, jangan pulang kemalaman!" peringat Oma pada cucunya.

"Iya, Oma."

Haura pun pergi meninggalkan rumah. Kali ini, Haura tidak membawa kendaraannya. Haura lebih memilih untuk naik taxi online.

Setelah memesan taxi online lewat aplikasi di handphone-nya. Haura pun menunggu sambil berdiri di depan rumahnya. Sesekali ia mengecek handphone, memastikan apakah ada nontifikasi penting.
Tapi nihil.

Beberapa menit kemudian, taxi online pun datang. Haura segera masuk ke dalam taxi. Taxi pun meluncur ke arah tujuan yang disebutkan Haura.

***

Di sinilah Haura sekarang, di salah satu mall di kotanya. Sebenarnya Haura bukan tipe cewek yang hobi belanja, tapi kali ini ia hanya ingin jalan-jalan sekalian cuci mata.

Haura pun melangkahkan kakinya ke dalam mall. Suasana di sini cukup ramai. Haura dari tadi hanya keliling sambil melihat-lihat barang -barang yang dijual. Tidak berminat sedikitpun untuk membelinya.

Langkah Haura terhenti seketika saat ia melihat sosok yang begitu familiar baginya. Ya, itu Dehan dan Lisa. Mereka sedang makan di sebuah cafe dekat mall ini. Berdua.

Pantas saja tadi Dehan buru-buru pulang sehabis mengantar Haura, tidak mampir dulu ke rumah Haura. Ternyata dia ada janji sama Lisa.

Huh, menyebalkan!

Haura memilih untuk pergi dari tempat ini, menjauh agar semua kekesalan ini tidak menjadi-jadi.

"Kenapa harus ada orang lain di antara gue, Dehan dan Karen sih?" beo Haura.

"Lo marah atau cemburu?"

Suara seseorang berhasil mengejutkan Haura. Dengan gerakan cepat Haura langsung menoleh ke sumber suara.

Dia lagi dia lagi, batin Haura.

Ya, orang itu adalah Arsya, cowok yang baru ia kenal beberapa hari ini. Cowok yang suka mengusik kehidupannya.

"Ngapain lo di sini?" tanya Haura dengan ekspresi andalannya.

"Jawab dulu pertanyaan gue!"

"Pertayaan yang mana?"

"Lo marah atau cemburu?"

"Gue nggak ngerti lo ngomong apa."

Arsya menghela nafas berat.
"Gue lihat apa yang barusan lo lihat."

HAURA (COMPLETED)Where stories live. Discover now