Sembilan

86 27 19
                                    


Happy reading :)

"Lebih baik kamu memarahiku habis-habisan. Dari pada mendiamiku tanpa alasan."

-Fuji Rahayu Ningtia-

¤¤¤

"Han, tungguin gue!" teriak Karen di sepanjang koridor. Langkah kakinya jauh tertinggal dari Dehan. Bukan karena Karen lamban, tapi Dehannya aja yang kecepetan.

"Lo ngapain sih buru-buru banget?" tanya Karen yang masih berusaha menyejajarkan langkah kakinya dengan Dehan.

"Lo bisa cepat dikit nggak?"

"Ini udah cepat. Lagian ngapain sih buru-buru?"

"Nanti Haura kabur lagi. Lo mau nanti Haura pulang kayak kemaren? Untung kemaren dia nggak kenapa-kenapa," ucap Dehan kesal lantaran Karen yanh masih menyerbunya dengan pertanyaan-pertanyaan tak berbobot.

"Tapi Han, 'kan---" Perkataan Karen dipotong oleh Dehan terlebih dahulu.

"Kalau lo masih mau nanya, gue tinggalin lo di sini."

Karen hanya mendengus kesal sambil terus menyejajarkan langkahnya dengan Dehan.
Kalau saja ia beneran ditinggal oleh Dehan, mau pulang pakai apa ia nanti?

"Ra!" Panggil Dehan ketika sudah berada di dalam kelas Haura.
Hanya ada beberapa siswa di sini, mungkin sudah pada pulang.

Haura yang sedang memasukkan buku ke dalam tas pun menoleh ke sumber suara.
Dilihatnya Dehan dan Karen yang telah berdiri di samping meja.

"Ngapain ke sini?" tanya Haura setelah selesai memasukkan buku ke dalam tas.

"Jemput lo, nanti lo kabur lagi." Dehan berucap dengan santai.

"Lu nyusahin kita kalau kabur." Karen menggerutu.

"Enggak usah peduli'in gue!"

"Gue sih maunya gitu," ucap Karen dengan acuh.

"Ya udah kalau gitu. Sana pergi, gue pulang sendiri aja." Haura pun berdiri sambil menyadang tasnya.

Saat Haura ingin berjalan meninggalkan bodyguard-nya, Dehan lebih dulu menarik tangan Haura, membawa Haura pergi meninggalkan kelas.

"Lepasin!" bentak Haura sambil berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Dehan. Sekarang mereka telah berada di parkiran. Lingkungan sekolah sudah mulai sepi, hanya ada beberapa siswa yang masih berkeliaran di sini.

"Lo pulang sama kita!" tekan Dehan dengan sorot mata serius, seakan tidak menerima penolakan.

"Dasar pemaksa!" Haura melepaskan cengkraman tangan Dehan. Ekspresi Haura tetap sama, tidak berubah--datar.

"Gue ditinggal mulu," ucap Karen kesal sambil terus mengondisikan nafasnya. Ia baru saja menghampiri Dehan dan Haura yang tengah ribut di parkiran.

"Makanya jangan lamban!" seru Dehan.

"Salah gue apa?" tanya Karen dengan Wajah sok polosnya.

"Salah lo banyak!"

Saat sedang asik-asiknya berdebat dengan Karen, seseorang menghampiri mereka. Alhasil, fokus mereka teralihkan ke sumber suara.

"Gue boleh nebeng lagi nggak?" tanya seseorang tersebut yang tak lain adalah Lisa-- sang sekretaris OSIS.

Mendengar ucapan Lisa tersebut, Dehan langsung mengalihkan tatapannya ke Haura. Dilihatnya raut wajah Haura yang semakin tak bersahabat.

HAURA (COMPLETED)Where stories live. Discover now