5. Gadis Eksentrik Berambut Aneh

33.2K 5.4K 390
                                    

Find me more on Ig @paramitadia atau yg mau ngehalu hospital playlist bisa ikutin Twitter gue @DiaDiaparamita

Sosmed gue juga akan mengupdate semua berita soal novel uwe.

Selamat beraktivis dr manusia yg sudah berbulan2 nggak keluar rumah. Sebulan lagi kayaknya gue bakal Istiqomah buat jd manusia gua.

Kritik dan sarannya sangat diterima dengan baik. Terima kasih juga untuk vote dan komennya.

Enjoy!

See ya!!!

.
.
.
.
.

Surya Wibisana nggak bisa mengalihkan perhatiannya begitu gadis itu datang. Rambut medium ash sepunggung yang dibuat ikal bergelombang itu langsung mencuri perhatian pria tersebut. Ayahnya sama sekali nggak memperingatkan Surya kalau Winka Winata—gadis yang menadadak ingin sekali ayahnya perkenalkan—ternyata seorang yang eksentrik.

Surya berdiri begitu gadis itu sampai di hadapannya. Winka nggak lebih tinggi dari bahu Surya. Gadis itu mungil, nyaris seperti anak remaja yang sedang tumbuh. Penampilannya luar biasa. Selain rambut nyentriknya, Winka juga mempunyai selera fashion yang lumayan nggak biasa. Gadis itu berpakaian sedikit slengekan; kemeja hijau kedodoran, ransel biru muda yang tersemat di punggungnya, celana kulot semata kaki berwarna coklat, dan yang menjadi center—selain rambutnya tentu saja—adalah sepasang anting bulu-bulu berawarna orange sepanjang pundak.

Surya nggak bisa menyembunyikan senyumnya. Gadis ini unik. Sungguh unik.

"Surya Wibisana?" Suara gadis itu memecah konsentrasi Surya.

Surya mengangguk. "Ya. Winka Winata?" tanyanya balik.

Gadis itu balas mengangguk. "Sudah pesan makanan?" tanya gadis itu begitu mereka duduk.

"Belum. Mau pesan sekarang?"

"Boleh."

Surya memanggil pramusaji. Seorang pria datang untuk mencatat pesanan mereka. Winka tanpa malu-malu memesan satu menu pembuka, dua menu utama, dan satu menu penutup. Surya melakukan hal yang sama. Setengah takjub, juga setengah terpesona dengan pembawaan Winka yang terlihat begitu santai.

Setelah pramusaji tadi pergi, Surya baru benar-benar berkesempatan untuk mengamati gadis itu lebih jauh. Gadis itu berwajah mungil, sedikit oriental. Bentuk matanya nggak terlalu besar, tapi nggak terlalu kecil juga. Tapi yang paling menarik adalah iris mata gadis itu, sungguh indah; perpaduan antara cokelat muda dan kuning keemasan. Secara keseluruhan gadis itu cantik. Amat sangat cantik.

"Baru pulang kerja?"

Surya sama sekali nggak bisa menebak mood gadis itu. Winka tampak biasa saja, nggak menunjukkan perubahan mood yang signifikan. Dia nggak terlihat enggan, tetapi juga nggak terlihat tertarik. Sorot matanya amat sangat santai, seperti seolah-olah mereka hanya perlu duduk berdua, menghabiskan makanan, lalu pulang.

"Nggak. Saya dari rumah."

"Saya nggak dapat banyak informasi soal kamu," tembak Surya langsung.

"Saya juga. Hanya, Surya Wibisana, dua puluh sembilan tahun, pengacara, dan sedang bekerja di firma hukum milik ayahnya."

Surya tertawa. Gadis itu ternyata juga blak-blakan. "Kesan yang bagus, Winka," puji pria itu.

"Saya nggak sedang mencoba untuk membuat kamu terkesan." Winka mengerutkan kening. Surya tertawa lagi.

"Kamu menarik," balas pria itu.

"Makasih," timpal Winka, tulus. Gadis itu tersenyum hingga matanya tenggelam dan membuat sebuah garis mirip bulan sabit.

Win-Ka-WinΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα