24. Win Ka Win

11.9K 1.9K 139
                                    

Hayo lo, minggu2 mau jalan sama siape? 🤣

24. Win Ka Win

Apa yang ditakutkan Galih akhirnya terjadi. Setelah empat puluh delapan jam, Bram Winata dinaikkan statusnya dari saksi menjadi tersangka. Pria itu terlihat menggunakan rompi berwarna orange saat digelandang masuk ke dalam gedung KPK untuk dimasukkan ke dalam sel tahanan.

Bram tertunduk dan bungkam saat dikerubungi oleh awak wartawan. Kasus suap yang melibatkannya seketika menjadi santapan nasional karena melibatkan seorang anggota DPR yang juga berstatus sebagai artis komedi. Kasus ini tidak hanya disiarkan pada acara berita, tetapi juga sejumlah acara gosip. Nama Bram Winata semakin mencuri perhatian saat skandal perselingkuhannya juga ikut dinaikkan kembali oleh infotaimen. Hal ini karena karir masa lalu Marina yang sempat menjadi foto model dan memenangkan kontes kecantikan salah satu majalah terkenal ibu kota.

Galih mengamati Winka yang duduk bersisian dengan Adrian. Mereka sedang menunggu izin untuk membesuk Bram. Pria itu berjalan mendekati keduanya. Winka mendongak, lantas gadis itu memberi isyarat untuk duduk di sebelahnya.

"Surya sedang mengurus izinnya." Galih mengamati Winka dengan seksama. Mencoba mencari tanda-tanda kesedihan gadis itu. Mata lelah dan helaan nafas berat cukup membuat pria itu mengulurkan tangan untuk menggenggan jemari Winka. Gadis itu menerima dengan senang hati, lantas mengambil kesempatan untuk bersandar sejenak. "Udah hampir sejam, tapi kami masih belum bisa jenguk Papa."

"Nggak apa-apa. Kita masih bisa nunggu," kata Galih menenangkan.

"Kemarin pemeriksaannya hampir dua puluh empat jam." Adrian terlihat tenang, tetapi dari sorot matanya, Galih tahu kalau pria itu sebenarnya cemas. "Saya sudah berdiskusi dengan Mas Surya, kemungkinan penangguhan penahanan nggak bisa diajukan."

Galih mengerti. "Kita ikuti saja proses penyidikannya. Masih banyak kemungkinan sebelum putusan pengadilan diberikan."

Surya kembali setelah mengurus izin. "Kalian mengisi formulir dulu sebelum diizinkan menjenguk Om Bram."

"Ayo, Mbak!" Adrian menggandeng tangan Winka.

Surya duduk di sebelah Galih setelah memastikan Winka dan Adrian menuju tempat yang benar.

"Ada dua kemungkinan dalam kasus ini." Surya membuka percakapan. "Om Bram memang sedang apes atau," Dia menatap Galih. "orang dalam sengaja membocorkan data."

Galih menatap Surya lekat-lekat. "Kamu sudah tahu siapa pelakunya."

"Tidak sulit untuk menebak. Rapat RUPS sebentar lagi dan kita tahu siapa yang paling diuntungkan dengan penangkapan Om Bram."

"Kalau Winka tahu, dia akan sangat hancur."

"Yang harus dilakukan sekarang adalah mengumpulkan barang bukti. Penyidik sudah mengantongi bukti kuat untuk menjebloskan Om Bram. Kalau sampai itu terjadi kedudukan Winka dan Adrian di perusahaan juga akan terancam."

"Lalu apa yang akan kamu lakukan?"

"Membalikkan keadaan."

"Memasukkan pengerat ke dalam perangkap?"

"Membuat kedudukan seimbang dan mengamankan posisi Adrian serta Winka."

#

"Jadi, aku dulu sering makan di situ. Baksonya enak banget, Pak Gal. Padat, banyak uratnya, royal sekali soal tetelan, dan beuh... kuahnya ngaldu amat. Duh, ngiler! Apalagi sambelnya... hmmm... nggak bakalan berhenti kalau udah nyoba."

Galih tertawa sambil tetap fokus mengemudikan mobilnya. "Kamu ngajakin koleterol terus." Sejujurnya Galih tidak benar-benar rmengeluh. Dia menikmati setiap makanan yang ia santap dengan Winka. Gadis itu sungguh sangat terbuka dengan berbagai macam hidangan. Poin yang paling menyenangkan, Winka Winata tidak pernah mengatakan "terserah", jika ditanya ingin makan apa. Gadis itu memiliki stok tidak terbatas untuk menikmati makanan yang ia suka.

Win-Ka-WinWo Geschichten leben. Entdecke jetzt