S.2 The Haagse Forest (2)

74 10 2
                                    

Hujan deras mengguyur kota Seoul, Korea Selatan. Seorang pria paruh baya berdiri dalam ruangan yang gelap sedang memandangi gilatan kilat yang menyambar-nyambar. Ia bukannya takut tapi ia malah menyukai kiasan kilat petir di langit. Ia bersenandung sejenak sambil sesekali menghirup dalam cerutunya. Dalam sekali hisap ia bisa menghembuskan asap yang lumayan tebal.

Tak lama terdengar seseorang mendobrak pintu dengan langkah tergesa-gesa menghampiri pria paruh baya tersebut.

"Tuan.. Saya mendapat laporan bahwa Tuan Muda baru saja tiba dari New York." Ucapnya pada pria paruh baya yang sedang memunggunginya.

"Hmm.. Mengapa dia kesana?"

"I-iituu.. Sepertinya Tuan Muda menemui Nyonya." Jawabnya ragu-ragu.

Pria paruh baya itu mengernyitkan alisnya sebelum menoleh kebelakang. "Kau fikir aku juga tidak tau? Alasan utama dia kesana apa! Apa kau tidak berfikir kenapa setelah sekian lama ia baru menemui Ibunya?"

"Maafkan saya,-"

"Chen.."

"Ya Tuan Ji..?"

"Aku menjadikanmu sekretaris karena ketangkasanmu dalam mencari tau. Kau tau bukan, aku tidak suka menunggu dan dikecewakan. Apa kau mau aku membuangmu, hmm?" Ucapnya dengan nada yang rendah namun tatapan yang sangat mengintimidasi.

Chen berusaha sekuat tenaga menelan salivanya. Keringatnya bercucuran melalui dahinya membasuh seluruh permukaan wajah dan kepalanya yang gundul.

"Kim Se Han.. Dimana Eun Ha?"

Seseorang dari balik kegelapan berjalan mendekat sehingg posisinya sudah berada tepat di sebrang meja Ji Byunsoo.

"Saya sama sekali tidak melihat kehadirannya selama saya megintai di apartemennya...," Se Han menjeda sejenak. "Tapi...,"

"Tapi..? Teruskanlah!" Pinta Byunsoo dengan tatapan serius.

"Tapi Young—Tuan Muda Youngsoo terlihat keluar dari apartemen Eun Ha saat shubuh hari. Beberapa hari yang lalu."

Ji Byunsoo meraih Se Han kemudian mengcengkram kerah kemejanya. "Kau yakin?!" Tanya Byunsoo dengan sorot mata murka.

"Saya yakin.. Dia benar Tuan Muda Youngsoo." Jawab Se Han tegas tapi dengan nada yang melemah karena takut dengan tatapan intimidasi Byunsoo.

"Maaf.. Tapi hari ini juga Eun Ha tidak masuk sekolah dan Tuan Muda Youngsoo masuk sekolah setelah beberapa hari absent." Ucap seseorang yang tiba-tiba muncul berdiri di sebelah Kim Se Han. Shadow.

Mereka bergiliran tidak masuk? Ada apa ini? Apa ada hal yang terlewatkan?

Byunsoo terlihat serius berfikir keras diiringi ketukan meja beberapa kali.

***
"Percayalah pada saya. Saya akan menjamin keselamatan anda, jadi beritahu apa yang sebenarnya terjadi. Tuan Shin Jae Sin?"

Jae Shin menghela nafas kasar. "Aku tau kau adalah seorang chaebol. Tapi aku tidak yakin kau bisa menjamin keselamatanku. Kau tidak tau betapa mengerikannya 'orang itu' . Aku tidak tau kau punya urusan apa dengannya. Tapi.. Kau sama sekali tidak akan bisa menang melawannya."

Ji Eun Ha menatap intens pada Jae Shin. Tangannya kemudian ia silangkan dan dagunya ia angkat angkuh. "Kau fikir aku hanyalah sekedar chaebol dengan status anak konglomerat? Harus kau ketahui lagi.. Aku adalah seorang pebisnis."

Hening. Tak ada respon balik dari lawan bicarnya.

Eun Ha menghela nafas gusar. "Hah sudahlah untuk apa harus menjelaskan panjang lebar." Eun Ha menjeda dan melirik sejenak Pria di depannya. "Tuan Jae Shin. Jika anda tetap memilih untuk bungkam maka akan banyak korban yang berjatuhan. Apakah itu kemauanmu?"

Different Side (Completed ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang