41. Mantan Gebetan

255 21 194
                                    

Tap here to start reading

IG : desiirmynt_
        desiyayaaa
(Setelah follow, silakan DM)😉

Lagi ga pengen bawel. Hm.

🎶: Friendzone (Budi Doremi)

Enjoy this chapter. Share kalau menurutmu layak.

Makin gaje nih.

***

"Lho, itu bukannya si Syahputra, ya? Ngapain dia? Kok bisa ada di sini?"

Kila sama sekali tidak menanggapi pertanyaan Shofi. Ia hanya menatap lurus ke arah cowok yang beberapa waktu sempat menghilang. Kila menutup matanya sejenak. Ada rasa yang sulit dijabarkan ketika mencoba memahami apa yang sebenarnya tengah dilakukan Demon.

Tepukan di kedua sisi kepala membuat Kila terkesiap. Ia langsung berbalik hingga kemudian tubuhnya berubah tegang. Kila gelagapan begitu menemukan senyum Lingga. Ia baru menyadari keberadaan cowok itu.

"Pulang, ya," ajak Lingga lembut.

"Sebentar," katanya.

Kila malah kembali melayangkan tatapan pada Demon. Di luar dugaan, cowok itu ternyata juga melakukan hal sama. Mata mereka sempat bertemu meski kurang dari dua detik. Setelahnya, Demon memilih untuk melengos.

Embusan napas berat terdengar. Hening. Aura sudah tenang, sedangkan Tamira entah pergi kemana. Kila tidak harus peduli. Ia lantas beralih menatap Shofi. Saat hendak mengatakan sesuatu, suara Lingga justru mendahuluinya bahkan sebelum bibir cewek itu terbuka.

"Kamu pulang sama saya."

"Jangan mulai, Kak! Aku nggak suka sikap Kak Lingga yang begini." Semaunya.

"Nanti pasti suka."

Kila mendelik tajam. Malas berkata-kata. Ia buru-buru meraih tangan Shofi, kemudian menarik cewek itu keluar dari rumah Aura dengan langkah tergesa. Begitu sampai di luar, Shofi menahan kaki hingga membuat Kila menoleh sambil mengernyit.

"Gue udah janjian mau ketemu dulu sama ...," Shofi menggantung ucapannya, tampak ragu untuk melanjutkan. Atau mungkin, menyebut nama seseorang.

Tanpa perlu bertanya, Kila tahu siapa penyebab Shofi berubah menjadi tegang sekaligus kikuk. Kila paham. Pasti dia, Alif Irnanda.

"Cie, Kak A–"

"Duluan, ya. Shofi hati-hati."

"Eeh!"

Kila nyaris teriak tak terima saat Lingga tiba-tiba menyeret tangannya. Seenak jidat banget. Kila menyuarakan protes, tangannya berkelit mencoba lepas dari genggaman Lingga, bahkan memukulnya dengan geram. Tapi cowok itu sama sekali tidak terusik.

"Apa-apaan, sih?!" sentak Kila usai keduanya berhenti tepat di depan mobil. Ia menggeleng tidak habis pikir. "Ini namanya pemaksaan!" tambahnya.

"Kalau nggak dipaksa, kamu nggak bakal mau," sahutnya tenang.

Lingga terkekeh. Tangannya bersiap membuka pintu depan, namun ia teringat sesuatu yang membuat gerakannya tertahan. Lingga menoleh pada Kila. Raut bingung mulai kentara di wajah polos itu.

"Oh iya, ini mobil Ayah. Tadi saya diminta buat ambil mobil di bengkel deket sini, soalnya habis di servis. Kalau soal kenapa saya bisa tiba-tiba ada di rumah Aura, itu karena Shofi yang nge-chat,"jelas Lingga.

"Ngapain ngasih tau? Emang aku peduli?" tanya Kila ketus.

"Hm." Lingga menyengir sambil membetulkan letak kacamata. "Biar kamu nggak ngira yang aneh-aneh. Nanti cemburu lagi," jawabnya cengengesan.

Masa, sih? (Revisi) Where stories live. Discover now