[4] Holiday

12.3K 1.9K 174
                                    

Joanna menepuk lembut lengan Jeno yang melingkar di perutnya sekarang, sedangkan matanya menatap lurus-lurus ke arah langit-langit ruangan.

Semenjak merebahkan badan di kasur tadi, gaada satupun dari mereka yang membuka suara, padahal mereka sama-sama belum tidur di jam yang udah melewati tengah malam ini.

Bibir Joanna terkatup rapat, dengan otaknya yang memutar bayang-bayang memorinya bareng Jeno dari awal mereka kenal. Ga lama, satu senyuman tipis terbit di bibirnya.

"Kenapa senyum?"

Joanna menoleh sekilas ke arah Jeno yang ternyata udah menatap lurus-lurus ke arahnya. Kepalanya bergerak menggeleng pelan buat merespon pertanyaan Jeno tadi, dengan matanya yang kembali tertuju lurus ke arah langit-langit ruangan.

"Gue cuman mendadak inget lo waktu dulu."

Mata Jeno langsung mengerjap dengan bibirnya yang udah agak maju sekarang. Cowok itu menyamankan posisinya dan beralih menopamg kepalanya dengan sebelah tangan, "gue yang dulu?"

Kepala Joanna bergerak mengangguk, "lo keliatan dingin banget." Gumam Joanna yang langsung membuat Jeno langsung terdiam.

Mata cowok Lee itu sekarang tertuju lurus ke arah Joanna yang masi enggan menoleh ke arahnya, "lo juga keliatan dingin banget." Gumamnya juga. Berkat omongan Joanna, dia jadi ingat gimana awal-awal mereka baru kenal.

"Tau ga sih? Gue emang berharap lo ngebales perasaan gue." Kata Joanna terus mengubah posisi tidurnya menjadi menghadap ke arah Jeno, "tapi gue ga pernah nyangka kalo lo juga suka ke gue. Maksudnya... kayaknya ga mungkin banget gitu. Lo kan terkenal, banyak cewek yang lebih cantik dari gue di sekolah waktu itu."

Tawa kecil sukses mengalun pelan dari sela bibir Jeno, sekarang tangannya yang melingkar di pinggang Joanna bergerak buat mengelus lembut pinggang ceweknya itu, "kalo gue maunya lo gimana?"

Joanna langsung mencibir dengan satu tangannya yang bergerak buat menutupi muka Jeno. Sialnya, Jeno malah keliatan ganteng dengan rambutnya yang berantakan sekarang. Apalagi posenya... astaga Joanna tuh mikir apaan sih?!

Tawa Jeno makin terdengar jelas, tangannya yang bertengger di pinggang Joanna sekarang beralih buat meraih tangan ceweknya itu. Jeno mengenggam tangan Joanna, dengan ibu jarinya yang bergerak lembut buat mengusap punggung tangan halus itu, "serius itu." Kata Jeno lagi, dengan senyuman menawan terukir di bibir, "tapi gue cemen banget ga sih?"

Joanna tanpa ragu langsung mengangguk, "emang. Syukurlah lo sadar."

Jeno mendengus pelan dengan ekspresi merengut. Padahal dia udah sering mendengar jawaban blak-blakkannya Joanna, tapi rasanya dia masih agak kaget mendengar mulut ceplas-ceplos itu.

"Mana gue duluan yang confess. Ck, seharusnya gue ga jujur ya biar lo jujur duluan."

"Kalo lo ga jujur gue juga ga bakal jujur kali. Gue takutnya lo risih makanya ga berani ambil tindakan lebih."

Joanna langsung mendelik ke arah Jeno, "takut gue risih apanya sih? Lo aja berani nyium gue."

Sekarang bibir Jeno terkatup rapat dan sedikit terlipat ke dalam. Ya... yang dibilang Joanna juga benar sih.

"Itu ciuman pertama gue. " kata Jeno mengalihkan topik, ya walaupun ga terlalu jauh sih.

"Oh ya?" Tanya Joanna dengan binar antusias di matanya. Sebelumnya mereka belum pernah ngebahas hal ini, dia benar-benar baru tau, "beneran first kiss lo? Kok gue ga percaya sih."

Jeno mendengus, menjatuhkan lagi kepalanya di bantal dan langsung merengkuh kepala Joanna supaya cewek itu masuk ke pelukannya, "terserah ga percaya. Gue kebanyakan belajar makanya ga pernah pacaran."

"Ganteng tapi cupu gitu?" Tanya Joanna dengan senyuman jenaka di bibir.

Kepala Jeno sekarang udah menunduk dengan mata menyipit menatap Joanna, "itu bibir lepas banget ngomongnya. Mau dicium sampe pingsan?"

"Idih??" Sewot Joanna langsung, tangannya sekarang bergerak buat mendorong pelan dada Jeno biar ada jarak yang tercipta di antara mereka, "emang yang tadi belom cukup?" Tanya Joanna sarkas, mengingat Jeno yang menciumnya dengan intens dan lama pas mereka di hot tube tadi.

"Mana pernah cukup." Sahut Jeno langsung dengan seringaian di bibir.

Joanna mendelik, tangannya sekarang bergerak memukul dada Jeno keras sampai tercetak bekas memerah di kulitnya.

"Sakit, Joooo."

"Lagian itu mulut lepas banget ngomongnya. Mau dipukul sampai berdarah?" Sarkasnya terus beranjak menjauh dari Jeno.

Jeno mendengus, tangannya bergerak mengelus bagian dadanya yang ditepuk keras sama Joanna tadi, kepalanya menunduk buat melihat bekas kemerahan itu dengan bibirnya yang udah cemberut, "kdrt." Sungutnya yang cuman dibalas dengusan Joanna.

Kemudian Joanna mengubah posisinya jadi membelakangi Jeno dan langsung memeluk guling erat-erat, "udah ah. Gue mau tidur. Ngantuk."

Jeno berdecak pelan kemudian mengemam bibir, "peluk yang ini aja apa."

Joanna menggeleng dengan matanya yang udah tertutup. Dia lagi beneran berusaha buat tidur sekarang, matanya benar-benar ngantuk soalnya.

Karena Joanna gamau berbalik buat meluk dia, Jeno sekarang beringsut mendekat dan lamgsung memeluk Joanna dari belakang, "padahal lebih enak meluk gue, hangat."

"Guling empuk. Lo keras, otot semua."

Jeno ketawa pelan, "body goals kan."

"Iya terserah." Sahut Joanna tanpa minat dan menyamankan posisinya.

Jeno menyandarkan pipinya ke sisi kepala Joanna, dengan matanya yang juga udah tertutup sekarang.

"Jo."

"Hm."

"Mau minum ga?"

Kepala Joanna langsung tertoleh ke Jeno dan dengan ga terduganya Jeno malah negmajuin mukanya sampai bibirnya berhasil mencuri satu kecupan singkat di sudut bibir Joanna.

"Minum?" Tanya cewek itu, memastikan. Sekarang badannya udah berbalik lagi ke arah Jeno.

"Wine."

"No." Kata Joanna langsung, dengan ekspresinya yang berubah jadi datar, "lo mau mancing gue ya?" Tanyanya dengan mata menyipit curiga.

"Dih ga boleh berburuk sangka." Kata Jeno dengan senyuman polosnya, "mau?"

"Enggaaa. Mau tidur aja."

"Tidur yang gimana?"

"Jeno bibirnya beneran mau dipukul sampai berdarah ya?"

Tawa Jeno langsung lepas gitu aja, gatau kenapa rasanya dia senang begitu melihat muka merengut sekaligus sinisnya Joanna.


















Tawa Jeno langsung lepas gitu aja, gatau kenapa rasanya dia senang begitu melihat muka merengut sekaligus sinisnya Joanna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aneh ga sih? Gue ga punya ide lain lagi soalnya :"

[TERBIT] What Lovers Do :: Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang