If We're not End up Together

4K 653 52
                                    

Cuaca di luar lagi benar-benar mendung, bahkan dari dua jam yang lalu udah turun hujan yang makin lama makin lebat. Harusnya Joanna udah bisa sampai di apartemen dari tadi, tapi nyatanya hujan membuat dia mau gak mau harus berdiam diri lebih lama di cafe yang udah dikunjunginya dari siang tadi.

Mata Joanna menatap ke arah rintik hujan yang menghantam kaca kafe. Posisi mejanya emang gak terlalu jauh dari kaca kafe, makanya dia bisa melihat dengan jelas gimana rintik hujan itu menghantam jendela kafe dengan ributnya.

"Nih."

Joanna mendongak, menemukan satu lagi sosok yang terpaksa harus berdiam diri di sini menunggu hujan lebat.

"Thank you," lirih Joanna sambil meraih semangkuk cream soup yang baru aja ditaruh Jeno di meja.

Jeno menempati lagi bangku di samping Joanna. Tatapannya sempat teralih ke langit mendung di luar sana. Kalau gak mendung, seharusnya mereka bisa melihat langit senja yang indah menjelang malam, tapi ya... mau gimana lagi.

"Kayaknya hujannya bakalan awet deh, Jen."

Jeno mengangguk mengiyakan, terus memerhatikan Joanna yang kesusahan menyuap makanan sekaligus menahan rambut panjangnya supaya gak masuk ke dalam mangkuk. Dengan inisiatif sendiri, Jeno meraih helaian rambut Joanna ke genggamannya, membantu cewek itu supaya gak kerepotan.

Joanna menyengir lucu, bibirnya bergerak bilang makasih tanpa suara.

"Gak bawa ikat rambut emang?"

Menggeleng pelan, Joanna kemudian menegakkan punggung dan meraih helaian rambutnya. Dengan gampang, Joanna mencepol rambut panjangnya tanpa bantuan ikat rambut. Dia gak enak kalo Jeno harus memegang rambutnya terus menerus dan berakhir dengan tangan cowok itu pegal.

"Habisin aja makanannya, siapa tau aja makanan lo habis, hujannya reda."

Joanna mengangguk beberapa kali, memilih buat berfokus ke mangkuk cream soup di hadapan. Matanya sesekali melirik ke sekeliling, menemukan banyak pasangan yang juga terjebak hujan di dalam cafe. Ah... atau jangan-jangan mereka justru sengaja berlama-lama di sini buat menghabiskan waktu? Mengingat sekarang adalah malam minggu.

"Kalo tau bakalan hujan, mending tadi bawa mobil deh."

Joanna menoleh begitu mendengar suara Jeno yang cukup pelan itu.

Sadar diperhatikan, Jeno juga menoleh, membuat tatapan mereka beradu satu sama lain selama beberapa detik.

"Ya udah, gak apa-apa. Nungguin lama juga gak apa-apa." Joanna nyoba buat membesarkan hati Jeno.

Sebenarnya tadi Jeno udah sampai di rumah, tapi Joanna tiba-tiba chat dan bilang dia lagi sendirian di cafe. Alhasil Jeno langsung menyusul dan minjam motor Haechan dengan alasan pasti jalanan bakalan ramai dan macet. Karena pas Jeno di perjalanan pulang pun jalanan udah macet banget, dia mau menghindari kemacetan, gak mau terjebak dua kali. Tapi ternyata mereka jadi harus terjebak lebih lama di cafe sekarang.

"Oh, atau ada deadline yang harus dikejar ya malam ini?" Tatapan Joanna tiba-tiba berubah jadi was-was sekaligus cemas. "Kalo ada deadline ayo deh terobos aja gak apa-apa."

Jeno justru terkekeh dan menggeleng, tangannya terarah ke dagu Joanna buat mengarahkan pelan kepala cewek itu kembali ke depan. "Enggak kok, gak ada. Habisin aja makanannyaaa."

Joanna merengut, tapi menurut dan ngabisin isi mangkuknya.

Selesai sama urusan perut, sekarang Joanna berfokus menatap Jeno yang justru berfokus ke hp. Ditatapnya lamat-lamat cowok yang hari ini memakai kaus putih dan dilapisi sama jaket kulit hitam itu.

[TERBIT] What Lovers Do :: Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang