Random Thing : Perkara Kucing

6K 797 70
                                    

"Joannaaaa." Baru aja masuk ke dalam unit apartemen Joanna, Jeno langsung memanggil dengan suara lumayan keras dan nada yang lucu. Di tangannya ada dua kantung plastik berisi makanan, titipan Joanna yang katanya belom sempat buat makan siang karena malas masak. Karena kebetulan kelas Jeno dibatalkan, dia jadi langsung inisiatif. Hitung-hitung sekalian ngapel.

"Jooo??"

"Kamar mandiii!" Joanna menyahut, suaranya terdengar jauh begitu didengar Jeno yang sekarang ada di dapur.

Tau posisi Joanna sekarang, Jeno memilih membawa makanannya ke kamar Joanna. Dia menaruh kantung plastik itu di atas meja belajar, terus menoleh ke pintu kamar mandi begitu mendengar flush toilet dari sana.

Sambil menunggu Joanna, Jeno berinisiatif buat merebahkan diri. Punggungnya benar-benar kerasa pegal setelah dari pagi praktek.

Jeno baru aja merebahkan dirinya, bahkan belom sampai sedetik, ketika mendengar suara nyaring kucing yang protes karena badannya ditindih. Jeno buru-buru duduk di atas kasur, menyingkap selimut dan benar-benar kaget begitu melihat kucing putih cantik udah berdiri dengan sifat defensif. Ternyata kucing itu lagi tidur di balik selimut Joanna tadi.

"Loh??? Kucing siapaa?" Jeno jelas heran sekaligus kaget. Masalahnya, Joanna gak pernah sekalipun memelihara kucing dan yang dia lihat sekarang ada kucing dewasa. "Jooo. Adopt kucing???" Jeno berusaha mendekat, terlanjur gemas melihat bulu kucing yang tebal, bawaannya pengen dielus-elus.

Untung si kucing gak melihat Jeno sebagai ancaman walau tadi sempat ditindih dan hampir mati kalo dia gak bersuara dengan keras.

Dielus-elus kayak gitu, si kucing malah jadi nyaman, langsung tiduran di dekat Jeno dan mengibas-kibaskan ekornya yang panjang.

Suara pintu kamar mandi yang dibuka membuat Jeno menoleh. Joanna keluar dari sana dengan muka yang basah.

"Ini adopt-nya kapan?" Tanyanya tanpa menghentikan elusan di sekitar leher si kucing yang dihiasi kalung lucu berwarna ungu.

"Bukan kucing gue." Joanna menggeleng, duduk di belakang Jeno dan langsung memeluk cowoknya itu dari belakang. Matanya melirik-lirik si kucing yang kelihatan udah super nyaman sama Jeno.

"Terus kucing siapa?"

"Cantik banget ya kucingnya?" Joanna justru malah bertanya balik.

Jeno mengangguk, emang mengakui kalo kucing ini cantik.

"Kucing Yeji. Dititipin seminggu di sini, dia balik ke rumah orang tuanya, ada urusan keluarga."

Mendengar kucing cantik ini bakalan dititipin selama seminggu, mata Jeno berbinar seketika.

"Tapi lo jangan sering-sering ke sini, takut alergi kambuh."

Jeno cemberut, langsung menggeleng gak setuju. "Noo. I'm okay. Alergi gue gak segampang itu kambuhnya."

"Kalo kambuh gimana?" Joanna mencondongkan kepala, mendongak menatap Jeno dari samping.

Jeno tetap menggeleng, kekeuh. "It's okaaay, Baby. Namanya siapa?"

"Snowy. Soalnya kata Yeji dia adopt pas lagi badai salju." Joanna terkekeh geli begitu mengingat lagi alasan random Yeji menamai kucingnya.

Si kucing mengeong, melangkah ke pangkuan Jeno dan meringkuk dengan nyaman di sana. Tingkahnya berhasil membuat Jeno tergelak. "Lucu bangeeet."

"Lucuan gue apa dia?"

Jeno melirik sekilas ke Joanna. "You are the most cute human alive. Snowy is cat. Gak bisa dibandingin."

Joanna berdecih. "Bilang aja gak bisa jawab."

"Tuh tau."

Ah udah lah, kalo dilanjutin ini gak bakal selesai debat mereka.

[TERBIT] What Lovers Do :: Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang