Chapter 1

29K 1.8K 79
                                    

Vote dan Komentar ya!
Follow noventyratnasari

-oOo-

"Ya Allah, Sea gue telat cuma 2 menit doang!"

Cowok itu mencoba mencari alasan ketika sampai di sekolah ternyata gerbangnya telah di tutup rapat. Pasalnya ia telat berangkat lagi dan lagi. Jarak rumah dengan sekolah sebenarnya tidak jauh, tetapi memang kesalahannya yang suka mengulur waktu.

"Aland, lo telat udah 199 kali besok genapin aja biar jadi 200!"

Perkataan cewek yang tengah bersedekap dada itu benar. Aland memang sudah terlalu sering terlambat masuk sekolah. Membuat siapapun muak dengan alasannya yang mengatasnamakan macet.

"Iya besok gue genapin, sekarang gue mau masuk!" bantah Aland.

Sea menggelengkan kepalanya, cowok yang kini bersandar di gerbang ini selalu seenaknya sendiri.

"Lo boleh masuk asal habis ini hormat di bawah tiang bendera dua jam pelajaran." Perkataan mutlak yang terucap dari mulut Sea yang merupakan pengurus Osis. Sebenarnya jika yang menjaga gerbang orang lain dalam artian bukan Sea, maka dengan mudah Aland masuk hanya dengan ancaman khusus.

Ya, sifat Aland memang pengancam.

"Iya, Seayang." Ucapnya dengan cengiran di wajah.

"Nggak usah ganti-ganti nama gue deh!" Sea berhenti mendorong gerbang ketika mendengar Aland menyebut namanya dengan asal bicara.

Setelah membiarkan Aland masuk dengan memarkirkan motor di parkiran. Sea memperhatikan apakah Aland benar-benar menjalankan tugasnya atau tidak dan ternyata cowok itu adalah cowok yang bertanggung jawab atas perbuatannya.

Ia berdiri di bawah tiang bendera dengan mata menyipit sebab terik mentari panasnya bukan main.

"Sea!"

Sea yang hendak melangkah menuju kelasnya terpaksa menoleh akibat panggilan dari arah belakang. Ternyata sahabatnya yang entah dari mana, tetapi ada pena di tangannya. Sea rasa Alta baru saja membeli alat tulis itu di kantin.

Sea juga terkadang membeli pena hampir setiap hari sebab Aland, Rizal, dan Aldo selalu mencuri pena milik orang lain. Mulai dari kelas 10 sampai kelas 12 semuanya mereka jelajahi.

Aland dan kawan-kawan memang satu kelas dengan Sea. Maka dari itu Sea sering naik darah akibat ulah mereka yang bisa dikatakan bandel.

"Dari mana, Ta?"

Mereka melangkahkan kaki bersama dengan tujuan yang sama yaitu kelas. Alta mengacungkan penanya tanpa dijelaskan pun Sea tahu apa yang baru saja sahabatnya itu lakukan.

"Aland telat lagi?" tanya Alta.

Sea mengangguk, bola matanya berotasi mengingat beberapa kali ia menjaga gerbang dari murid terlambat dan Aland tidak pernah absen ada di antaranya.

"Lah, bukannya hari ini ada kuis biologi?"

Dahi Sea berkerut, "Memang kenapa?"

Alta menepuk jidatnya saat itu juga, "Lo ngga kasihan sama Aland kalau dia nggak dapat nilai?"

"Dia telat dan dia harus tanggung risikonya!"

SYALAND! [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt