Chapter 53

8.8K 931 249
                                    

Vote dan Komentar ya!
Follow noventyratnasari

-oOo-

"Silahkan Bapak dan Ibu ada di kursi sofa bagian depan," salah seorang siswi yang menjadi panitia pelaksana acara perpisahan kelas 12 berjalan menghampiri Agra dan Zara yang baru saja memasuki aula acara Pelepasan Siswa Siswi Kelas 12 SMA Mahapa.

Ia menunjukkan bagian kursi sofa di depan, bersandingan dengan para guru beserta kepala sekolah. Bagian yang diinginkan oleh seseorang, tetapi tidak bagi Zara. Ia sangat merasa canggung apabila diberikan reaksi berlebihan, seperti memperlakukannya berbeda dengan yang lain. Meskipun sopan, tetapi menurut Zara itu tidak adil.

"Sayang," Zara menahan lengan Agra ketika pria itu hendak berjalan ke arah sofa biru tua tersebut.

Agra otomatis menghentikan langkahnya, menghadap sang istri yang menahan langkah kakinya.

"Kita hadir di sini sebagai wali murid, bukan pemilik sekolah jadi menurutku kita setara dengan wali murid lainnya tidak ada istimewa dari kita. Terserah kamu mau duduk di sana biar aku duduk sebagai wali murid Aland," kata Zara.

Hati Agra terenyuh mendengarnya, sifat rendah hati Zara membuatnya merasa terpesona. Inilah yang Agra sukai dari Zara, cara berperilaku yang tidak ingin di pandang besar.

Agra mengangguk, "Aku akan ikut bersamamu."

Akhirnya, ia harus berjalan mengikuti Zara yang memakai dress panjang dengan lengan tertutup. Zara memilih barisan kedua untuk duduk, diikuti Agra yang duduk di sampingnya.

Hai, putih abu-abu
Masa mu telah usai

Detik akhir kita berdiri sebagai siswa
Ku ucapkan terima kasih
Kepada kalian yang penuh kisah
Karna yang bertemu akan berpisah

Cerita panjang yang terlalu singkat
Tetap hidup dan akan melekat
di dalam benak
Sahabat
Ku harap kita tetap sahabat
Meski raga tidak dekat

Ku lipat seragam putih abu
Kenangannya ku simpan dalam kalbu
Selanjutnya, kita akan bertemu
Sebagai seseorang yang telah mencapai cita
Bahkan disaat kita memakai toga

Capai lah keinginanmu
Sekolah ini membutuhkan kesuksesanmu
Sebab dengan begitu
Pahlawan kita berhasil mendidik mu

Sampai jumpa kawan
Ku tunggu, senyum keberhasilan mu
Semoga citamu
Bisa diraih dengan jemari mu

Hampir saja air mata Sea menitik ketika mendengar salah satu siswi angkatannya membacakan puisi di atas panggung.

Ya, di sekolah ini Sea merangkai mimpi. Tempat di mana Sea memiliki cita-cita yang sebelumnya tidak sebesar ini. Sea berkeinginan besar untuk menjadi sosok yang berkecimpung dalam dunia kesehatan, sebab zaman semakin modern maka semakin banyak pula ketidakadilan pada dunia kesehatan. Cita-cita Sea hanya ingin memberikan pelayanan yang adil terutama kepada anak di bawah umur yang tidak mampu untuk mengobati penyakitnya.

Ya, Sea sangat menginginkan cita-citanya tergapai dengan mudah.

Sea menggerakkan kakinya sebab sudah kesemutan menunggu ceramah dari kepala sekolah, ketua Osis hingga guru kesiswaan.

SYALAND! [END]Where stories live. Discover now