[22]

345 46 12
                                    


Aku duduk ditoilet, membiarkan otakku menyumpah-serapahi diri sendiri. Lagipula, persetujuannya cukup mudah. Toh, aku juga hanya sekedar fans yang terlampau dekat dengan idolanya.

'Tom lagi apa ya? ' benakku.

Kemudian aku menggelengkan kepala dan memukulnya beberapa kali.

"ish!! Apaan sih!" kemudian menghembuskan nafas berat. Ponsel ku bergetar, aku pun mengecek notifikasi apa barusan. Oh, hanya beberapa notifikasi spam dari Instagram. Yah, kemudian aku malah asyik meng-scroll beranda akunku.

Sadira POV

'ish dia ngapain sih lama banget ditoilet' benakku. Iya, sudah hampir setengah jam dia berada didalam toilet. Aku berdiri, berniat mengetuk dan bertanya padanya, sedang apa ia didalam sana. Belum sempat mencapai pintu toilet, terdengar ketukan pintu, bagaimana pun aku harus membuka pintu terlebih dahulu untuk melihat siapa yang berkunjung.

Saat ku buka pintunya, pemandangan yang terpampang diwajah ku ialah pria tampan nan tinggi bersurai pirang dengan jaket kulit dan senyum manis yang telah terukir sempurna. Ah, sial aku malah tenggelam.

Aku mempersilahkannya masuk dan duduk disofa ruang tengah.

"tea or coffee?" tawarku.

"anything, please" balasnya. Mendengar itu, aku langsung menuju ke dapur dan membuat dua cangkir teh hangat lalu kembali kesana dan duduk berseberangan dengannya.

Kami berbimcang-bincang, obrolan kami mengalir bagi air, semuanya pas, ia bahkan sesekali membuat candaan yang menurutku sangatlah lucu, apakah selera humor kami juga sama? Ia juga terlihat nyaman-nyaman saja berbincang denganku.

Tiba-tiba saja aku teringat bahwa teman bodohku ini masih terjebak dengan dirinya sendiri didalam toilet, masa dia tidak mendengar kita kedatangan tamu?

'cklek'

Nah, baru saja muncul dibenakku, kini dirinya muncul dari balik pintu kamar mandi kemudian mematung didepannya dengan wajah bingungnya yang terlihat seperti orang idiot.

"sini! tamu nih, temen gue" ucapku,  ia pun berjalan kemari dan duduk disebelahku.

Aku pun memperkenalkan mereka.

"Kishal, this is my new friend also our neighbor, Erwin. I've told you about him earlier but you won't believe in me" kemudian ia tersenyum masam kepadaku. Cih, aku sudah terbiasa dengan bocah ini, tenang saja aku masih waras.

"Hi, Erwin. I'm Kishal, Sadira's bestie and housemate. Nice to meet ya!" ucapnya tersenyum lalu berjabat tangan.

"Nice to meet you, Kishal" balasnya.

"your face look animated, damn" ucap kishal spontan membuat Erwin terkekeh.

Kami pun berbincang-bincang kembali soal kuliah, perpindahan, dan banyak lagi. Obrolan kami masih mengalir, namun Kishal sedikit tertinggal, mungkin ada beberapa yang tak ia mengerti jadi dia hanya mendengarkan.

Tak lama, Kishal bangkit dan pamit untuk pergi ke kamar karena ia merasa penat. Kami mengangguk dan membiarkannya pergi dari tempatnya duduk. Aku pun melanjutkan perbincangan dengan Erwin.

Back to Kishal's POV

Haaa~ kasur adalah tempat paling nyaman didunia. Kasur memiliki gravitasi yang sangat kuat, sekalinya engkau merebahkan diri disana, semakin sulit engkau bangkit darinya.  Eh, kenapa jadi bahas kasur? Padahal daritadi notifikasi Email ku berbunyi.

' ***** University announcement '

Aku langsung terburu-buru membuka emailnya. Ah, ternyata info masuk, pendaftaran ulang dan biaya. Untungnya kami berdua mendapat beasiswa, jadi tak perlu terlalu banyak biaya yang dikeluarkan untuk pembelajaran disini. Oh ya, minggu depan sudah mulai pendaftaran ulang dan tiga hari selanjutnya langsung masuk. Bagaimana bisa secepat itu prosesnya? Entahlah, United Kingdom kan bukan negara berkembang jadi patut dimaklumi.

Ages Between Us [HIATUS]Where stories live. Discover now