[5]

647 89 18
                                    

"Jadi sebenernya dia tuh kenapa sih?"
.
.
.
.
.

  Kini sinar rembulan menembus jendela kamarku dan aku pun masih terjaga. Aku berlalu perlahan menuju balkon agar Sadira tidak terbangun akibat suara langkah kakiku. Sesampainya dibalkon, aku duduk dikursi dan menatap rembulan juga menulis pada buku diary ku akan perasaan yang ku alami selama aku tinggal disini.

' Fri, 26 May 2019  22:18'
  
       Bukankah hebat apabila kita bisa bersekolah diluar negeri tanpa menggunakan penghasilan orang tua? Ya, aku dan teman baikku Sadira. Kami berada disini, di London untuk melnjutkan sekolah kami dan demi menggapai cita cita, tapi apakah hanya itu alasanku berada disini? Tidak. Seseorang membuatku selalu berdebar walaupun hanya melihat fotonya, mustahil bagiku untuk memilikinya. Bahkan kemungkinan hanya 1 : 100000000, betapa lucunya. Tapi beruntungnya aku dapat melihat ia secara langsung, beruntungnya aku karena esok hari aku akan berada disana untuk bertemu dengannya sekali lagi, dan aku berharap ia akan mengingatku. '

  Rembulan terlihat sedang tersenyum padaku, dan secara spontan aku membalas senyumnya tanpa ragu. Mungkin orang lain akan mengatakan aku gila, bahkan ibuku bilang begitu karena aku sangat sering duduk dibalkon hanya untuk menikmati angin malam juga membalas senyuman pada sang rembulan. Tapi kini, aku dan dia menghirup oksigen yang sama juga menatap langit yang sama. Tunggu, apakah ia benar benar menatap langit ini bersamaku? Aku merasakannya, aku merasakan ada mata yang menatapnya dengan hangat seakan ia tahu bahwa ada seseorang yang menyukai hal tersebut.

  Ah tidak, mungkin hanya perasaan konyol ku saja. Ia pasti sibuk, sangat sibuk dan tidak akan sempat melakukan hal konyol seperti yang ku lakukan ini. Tapi, aku khawatir jika ia terlalu lelah. Semoga dia beristirahat dengan cukup.

〰〰〰

  "WOY UDAH PAGI WOY BANGUN DASAR KEBO!" Sadira mengguncang tubuhku yang masih terbaring lelah dikasur, aku hanya menggeliat.

"nanti ah, sono"

"Udah jam 7 ini anjay!" ucapnya lagi tapi kali ini dengan nada yang kebih tinggi.

"ihhh apaansih, kan acaranya mulai jam 3 sore!! Gw masih ngantukk sadiraaaa" aku pun menarik selimutku hibgga menutupi ujung kepala.

"lo kata mekap, pake dress, hairdo, siap siap mental, jalan kesana, ngantri, ngambil tempat itu ga butuh waktu ha? Gece mandi, sarapan, siapin apa aja yang mau dibawa, dan lain lain!"  Sadira pun menarikku agar bangun dari kasur. Dengan malas aku mengambil handuk dan jalan kekamar mandi.

  Sudah 10 menit aku memejamkan mata dan berendam di bathtub yang diisi air hangat. Dan seketika muncul gambaran gambaran diotakku yang bahkan tidak pernah ku ketahui, dan aku bangkit dari sana secara cepat dan dengan nafas yang memburu. Aku pun segera menyelesaikan kegiatan mandiku lalu sarapan bersama Sadira.

  Kini aku telah berada dilokasi premiere dan berkeliling sendirian disana karena Sadira hanya mengantarku saja. Menemukan tempat duduk dibelakang pagar, aku pun segera mendaratkan bokongku disana dan melepas heels yang ku kenakan karena pegal.

"ribet banget sih pake pake sepatu beginian segala, make converse aja juga cocok padahal aduhh kaki gw sakit banget euy" keluhku sambil memijat mijat kaki. Beberapa menit kemudian kerumunan interviewer makin ramai dan padat, aku pun menyadari kalau sekarang ini sudah pukul 5 sore dan para aktris juga aktor mungkin saja telah datang. Aku mengenakan heels ku kembali dan mengambil tempat dipaling depan agar terlihat. Tapi sungguh, nyeri dikaki ku masih belum juga hilang.

Ages Between Us [HIATUS]Where stories live. Discover now