[21]

351 46 8
                                    

"nothing, what brings you here?" ucap Sadira.

Erwin menyesap teh yang dibuat Sadira baru baru ini, "i actually lost, i'm new here. i don't know where my dorm is, so i guess i better knock on someone's door and ask them for help?"

Sadira tersenyum lebar "sure, i got you! i surely can help you"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"i lowkey hate this road" ucap Sarah yang duduk dikursi penumpang belakang, sedangkan Tom menyetir dan ibunya duduk dikursi penumpang depan.

Tom memasang tampang yang amat serius, bahkan ia tak berucap seaptah kata pun dari awal, hanya Sarah dan Sang Ibunda. Otaknya kacau, ia tak pernah menghadapi sesuatu yang sangat rumit seperti ini, dahulu memang pernah terjadi sesuatu seperti ini, namun level kerumitannya tentu jauh dibawah level yang kini ia hadapi. Mungkin bisa saja ia mengakhiri semuanya, namun dengan keputusan seperti itu, beberapa orang yang bersangkutan dan mengetahuinya akan menganggap bahwa ia adalah pria egois.

Tiiinnn!!!

Tom memukul klaksonnya secara spontan. Bahkan ia hampir berkata kasar, namun bibirnya suci dari sudut pandangku dan mungkin banyak orang.

Sarah berucap dengan nada datar "be patient, darling"

"i'm terribly sorry"

"alright, just keep going, i feel sleepy already" ucap Ny. Hiddleston.
.
.
.
.
.
.
.
.

[07.42pm]

"i'm home, bish. Roti nih woy roti, mau kaga?? " ucapku yang baru saja datang dan meletakkan bungkusan roti di meja makan

"nyet? Sadinyet woyyy! Mana sih ni bocah satu?!" aku menelusuri seluruh ruangan hingga balkon, entah dia ada dimana. Pada akhirnya, aku menelepon Sadira via Line lalu ku batalkan, ya, miss-call, hemat kuota.

Segera ku letakkan rotinya dipiring dan ku tutup dengan piring plastik, kata mama 'biar gak kemasukan angin' . Setelah itu, aku tinggal mandi, berpakaian, bersih-bersih kamar, bermain ponsel dan tidur.

Pagi harinya, aku bangun dengan Sadira yang masih tertidur pulas disofa.

"kenapa tidur disofa coba nih anak" aku menggelengkan kepala, kemudian membuat teh hangat dan duduk dibalkon. Yap, sudah menjadi kebiasaanku semenjak tinggal disini.

Nenek yang biasanya jalan pagi bersama anjingnya 'Chika' belum lewat, biasanya aku selalu menyapanya dan juga anjingnya.

[08.24 am]

Aku dan Sadira baru saja menyelesaikan santapan pagi dan kini kami merapihkan pakaian yang entah dari kapan belum kami rapihkan.

"husbu gua kemaren mampir loh" tiba-tiba saja Sadira membuka obrolan.

"ha? canda lo, husbu lo fiksi semua Sad. Sadar, butuh gua ruqyah?" acuhku dengan tangan yang masih sibuk melipat-lipat pakaian.

"Erwin! Cuy, Erwin di Real life!!" ucap Sadira yang memasang nada 'bahagia' nya itu.

"Erwin Smith yang dari SnK itu? Hah?  Gausah ngada-ngada lo, gua juga bisa bilang kalo gua ketemu Levi di kantong baju gua nah" ucapku dengan gurauan.

"technically, bukan in-real-life Erwin sih, soalnya kaga mirip-mirip banget. Cuma nama sama postur badannya aja sama" kata Sadira dan langsung melanjutkan kembali kegiatan lipat-melipat pakaiannya.

"Jadi?"

"Jadi apaan? Lo kaga tertarik dengerin omongan gua sih"

"kok gituuu? Cerita aja kali"

Ages Between Us [HIATUS]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora