[17]

417 63 7
                                    

"yes, ma'am. i am 28 for sure"

"alright then, sweetheart. you can go now. i still have something to do. thanks for coming"

Aku bangkit dan menunduk untuk sekedar memberi salam diikuti oleh Tom.

"jangan pernah memberitahunya kalau usiamu masih 23 tahun, mengerti?" bisik Tom, aku mengangguk namun banyak pertanyaan dikepalaku.

"beritahu alasannya padaku setelah ini, semuanya." balasku, ia juga mengangguk.

"now, shall we dance?" ucap Tom dengan mengulurkan tangannya padaku.

"what kind of dance? Freestyle? well duh- i'm so good at it but not in my dress and heels" ledekku

"No, silly. here..." ia meraih tanganku dan meletakannya dibahu lebarnya.

"dansa? Bilang dong, but seriously don't blame me if i step on your feet"

"yes, ma'am. I'll take a good care of your feet so it won't step on mine"

Kami berada ditengah tengah diantara pasangan dansa lainnya. Aku malu, otakku hanya berteriak 'kalo masuk tv gimana woi?! '
.
.

"you sure they aren't lying to me?"

"of course, mother. Why would they lied to you.  Tom found his love and that girl is a sweetheart, she would never lie"

"alright, just remember this my daughter.. don't ever break my trust"

"yes, mother. i p-promise" ia menunduk.
.
.

Acara selesai, para tamu telah menginjakkan kaki mereka keluar gerbang.

Kami berpamitan dengan para tuan rumah.

"see you really soon." ujarku

"see you really soon, darl" balasnya dengan lambaian tangan.

Aku kembali ke apartemen bersama dengan Scarlett, Kate, Sadira dan Robert.

"wow kishal, it was fun huh? you can dance with Tom hiddleston. ohh woow" kata Kate dengan nada datar.

"eheh, well he asked me." balasku, ia tak bergeming kembali.

Kate kenapa ya...

Aku dan Sadira terlelap ketika masih dijalan, masa bodo dimobil orang terkenal, ini sudah jam setengah 12 malam terlebih lagi suasana yang mendung dan dingin kami benar benar mengantuk.
.
.
.

Loh, sudah pagi? Benakku berkata demikian. Seingatku kami masih berada dimobil dan terlelap namun kini kami telah berada dikamar, meh, tentu saja kamar apartment ku dan Sadira.

"Morning, kuda. Enak ye digendong semalem. Pengen dong"

Aku menoleh pada sumber suara.

"digendong? Ama siapa? Jadi gw tidur ga lo bangunin tiba tiba bangun dikamar sendiri tuh abis digendong?

"iye, bloon. Semalem gw ama supir nye ayrenmen yang gotong elu. badan kecil tapi berat nauzubillah"

"beratan lu keles tiap hari dosa numpuk baca bl dih"

"heh enak aja, tapi bener, tapi enak aja lu asal ngobrol."

"udah sana ah, mau mandi gua, nih bau nih bau" ucapku sambil berlagak menakutinya dengan bau badan.

"ihhh najis jorok! Jauh jauh sana lu, kalong! "

Aku terkekeh dan langsung berlari kecil ke kamar mandi.

Sadira POV

Nah, sekarang si Kishal udah mandi, waktunya nyantuy, benakku.

Aku mendaratkan bokongku diatas sofa, baru saja menekan tombol power on pada remot televisi, telepon nirkabel kami berdering, jadi aku bangkit lagi dan mencoba menjawabnya.

Ages Between Us [HIATUS]Where stories live. Discover now