[19]

440 53 30
                                    

"yaudah, g'nite"

"nighty night"
.
.
.
.
.

Mataku terbuka dengan cepat akibat cahaya matahari yang menyambar masuk tepat kearahku melewati kaca jendela.

"wake up, sleepy head. I've cooked breakfast for three of us" dengan angelic voice-nya Sarah membangungkanku.

Aku bangkit dari kasurku dan melihat wajah cantik milik Sarah, astaga ini terlalu mendramatisir, okay langsung saja aku membasuh wajahku dan mengganti pakaian. Percayalah, selama aku dan Sadira tinggal disini kami jadi mengikuti kebiasaan orang-orang sini yang mandinya cuma sehari sekali entah pagi, sore atau malam.

Terlihat dimeja makan sudah tersaji beberapa piring makanan dan Sadira yang sudah siap menyantap makanan-makanan ini dengan sendok ditangannya.

"morning"

"palelu morning, udah jam 9 gini, ada anak gadis bangun jam 9 sih"

"lah elu waktu masih di Indo gua telepon jam 9 baru bales kenapa nya jam 12, ada anak gadis bangun jam 12?"

"y-ya beda lagi!" elak sadira

"shush it you two! i don't know what are you guys saying but you're definitely fighting again. Just enjoy your food, okay? We got a big work to do today" ucap Sarah. Kami oun hanya saling menatap dan menyantap hidangan sarapan kami. Entah mengapa kami langsung menurut pada Sarah, seakan ia adalah seorang kakak yang tegas dan penyayang bagi kami.

Setelah beberapa jam berlalu, kami bersiap. aku bagaikan selebriti yang menyamar hanya ditutupi dengan jaket bomber, topi, jeans dan sneakers serba hitam. Oh, jangan lupakan kacamata ody yang ku pinjam dari Sarah.

Aku dan Sadira duduk dikursi belakang sedangkan Sarah menyetir. Jangan tanya mengapa, dia yang menyuruh kami untuk duduk dibelakang seakan ia adalah supir.

"ooooh, i'm so nervous"

"it's okay to be nervous, because this will be the coolest thing you'll ever did"

Aku hanya menghela nafas kasar, Sadira hanya menatapku beberapa detik lalu fokus kepada ponselnya kembali. Sialan, kerjaannya Roleplay terus.

"we're here"

"where?" ucap Sadira.

"holy shit" sumpahku. Disusul kekehan Sarah.

Kami bertiga turun dari mobil bersamaan, dengan jantungku yang berdebar bagaikan hendak dihapuskan dari kartu keluarga.

Sarah berjalan mendahului kami disusul Sadira dibelakangnya. Ia menekan tombol bel.

"Sarah!"

"hey, Michelle darling. Where's My baby brother?"

"Oh, he's taking Bobby on a walk, will be here soon. And oh, looks like we got two more guests? have you two talked to one of- "

"they're my guests, Michelle. but we really need to see Tom" ucap Sarah yang memberi tas gembolannya pada Michelle dan langsung masuk kedalam, kami menyusul.

"doi sape ni?" bisik sadira

"Michelle? Gak tau, tapi gua oernah liat di website tuh kayaknya ya dia yang contact person gitulah, gak ngerti gua" balasku

"malah jadi kayak babu- aduh" aku mencubit pahanya.

Kami dipersilahkan duduk disofa.

'sial, dulu aku duduk disini bareng Tom sambil makan cemilan. ah, kangen'

Kami dihidangkan teh, aku hanya memandang sekitar ruangan, Sadira sibuk dengan ponselnya, lagi. Dan Sarah berbincang-bincang dengan Michelle.

Terlewat kurang lebih lima belas menit, tiba-tiba ada satu hal yang terbesit di pikiranku.

Ages Between Us [HIATUS]Where stories live. Discover now