[14]

433 77 16
                                    

"blue aster..."

Apakah harus aku membelikannya? Apakah akan layu dijalan nanti? Ah, beli saja. Kesempatan tidak datang puluhan kali.

Dan kebetulan sang penjual bunga datang kembali membawa satu buket bunga Lily yang sangat indah. Butuh beberapa saat untuk ku mengaguminya. Kembali ke fokus utamaku, membeli aster biru juga untuknya.

"oh anyway, these are blue aster, am i right?"

"exactly, you want to take a bucket of blue aster too, Mr.hiddleston?"

"sure, please" ucapku dengan senyum merekah.

Sekali lagi, penjual bunga paruh baya itu membawa beberapa Aster biru dan menjadikannya sebuket cantik.

Ia memberikannya padaku, kukira ia akan meminta bayaran tiga kali lipat lebih mahal dari harga asli, ternyata dia memberikannya secara cuma cuma walaupun aku memaksa untuk membayar.

"it's alright, ma'am, here...accept this. Please"

"no,no, it is my own pleasure that a good famous person like you comes to my little shop, take it, give it to the person you loved."

Senyumku merekah, aku menyalaminya dan berterima kasih banyak padanya, begitu pun ia.

Dengan segera kembali ke mobil dan melaju ke tempat orang tuaku.
.
.
.
.
.

"so, i warned you not to get too close to him. I just want to make sure that you'll be just fine as long as you stay here, Kishal. " ucap Kate. Aku masih terdiam mencerna kata katanya. Entah aku harus percaya atau tidak, tapi dia mengenalnya, dia juga keponakan Scarjo pasti banyak cerita yang ia dengar.

"alright, thanks for the tea, it's delicious and i should go back to my dorm, Scarlett is waiting for me" ia melangkah cepat kearah luar dan menghilang dari pandanganku.

Aku masih mengerutkan dahi, ingin mengabaikan namun tetap memikirkan.

"udeh kaga usah dipikirin, boong doang kali dia. Bisa jadi dia rival lo, cuma ga seberuntung lo jadi dia berusaha buat nyingkirin lo dari si dia" ucap Sadira yang ternyata sudah duduk disebelahku.

"ish jangan gitu dong, lu mah bikin gw bimbang aja. Bodo amat sih sebenernya, cuman setelah semuanya ya, gw bingung aja gitu... Masa sih? "

"liat aja, nanti lo tanya kalo dia telepon atau mungkin dateng kesini yekan. Sans aja~ gw selalu disini loh inget"

Aku hanya mengiyakan, kalau seandainya aku mengelak percakapan ini pasti tiada hentinya.

Kini aku menatap ponselku, melihat lihat beranda instagram yang penuh dengan postingan teman-teman juga beberapa video edit karakter karakter favorit.

Bosan, aku berniat membuat zuppa soup kesukaan Sadira.

"yah, bahan bahannya sisa dikit.. Gak bakalan cukup sih ini" kututup lemari makanan, mengambil dompet dan bergegas ke mini market sekitar.

Walaupun kakiku masih sedikit nyeri namun aku sudah bisa berjalan dengan normal, aku berjalan ditrotoar yang tak terlalu ramai disiang hari mengenakan jaket bomber hijau dan topi hitam.

Sesampainya ditoko aku mengambil apa apa saja yang ku butuhkan, namun tiba tiba mobil hitam memarkir didepan toko lalu beberapa orang masuk kedalamnya.

Seorang lelaki tinggi dengan rambut ikal yang memegang buket bunga menyita pandanganku.

"Tom?!" aku langsung beralih pandangan kearah lain. Tentu saja hanya aku dan tiga penjaga toko yang berada didalam toko sebelum Tom dan kru-nya masuk.

Ages Between Us [HIATUS]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora